Part 29

6.2K 219 35
                                    

I am Backkk🎉🎉🎉

Jangan jadi Silent Readers🙏

Aku bangga sama kalian yang setia sama cerita ini🙂❤

Bonus pict Karel💫








dengerin lagunya:v





"Pertemanan kita sangat nyaman. Sampai lupa bagaimana seharusnya bersikap menjadi teman"







🌷HAPPY READING🌷





















Salsha berjalan sendirian selepas dari ruangan OSIS. Hari ini, selepas pulang sekolah tadi anggota OSIS memang mengadakan rapat. Isinya mengenai acara pergantian ketua OSIS dan wakilnya.

Tentu saja itu adalah jabatan yang sebentar lagi secara resmi akan diberikan kepada Iqbaal dan Salsha. Kali ini Salsha tidak akan menolak kesempatan itu lagi. Karena sepertinya, Salsha mulai menyukai kegiatan ini.

Walaupun Steffi dan Cassie juga merupakan anggota OSIS, tapi mereka sudah pulang dari 30 menit yang lalu. Sedangkan Iqbaal, laki-laki itu masih berbicara serius dengan Ketos tahun kemarin.

Karena Salsha tidak memiliki urusan lagi, dia memilih langsung pulang. Kepalanya sangat pusing, mungkin akibat kurang tidur. Akhir-akhir ini, Salsha memang sulit terlelap. Membuat kepalanya sakit.

Salsha tidak tahu, sebenarnya dia sakit kepala karena kurang tidur. Atau sakit kepala yang membuatnya kurang tidur. Sepertinya opsi kedua lebih benar.

"Lama banget Sal, ngomongin apa aja?"

"Astagfirullah!!" Salsha mengelus-elus dadanya kaget dengan kehadiran Karel dari sampingnya.

"KARELLL!!!" perempuan itu menjewer telinga Karel kesal.

"Auhhh! sakit Sal."

"Lo sih!" kata Salsha lalu melepaskan jeweran di telinga Karel.

Laki-laki dengan jaket kulit berwarna cokelat itu mengelus-elus telinganya yang memerah. Lalu menatap Salsha dengan nyalang, bukannya takut Salsha malah balik menatap tajam.

"Apa lihat-lihat?!" tanya Salsha.

"Lo cantik," kata Karel singkat.

"Receh," ucap Salsha dan mengalihkan pandangannya.

"Gak punya gue Sal, adanya kertas. Mau?" Karel mengambil uang 5000 rupiah dari saku jaketnya.

"Keren-keren bawaannya gopek," cibir Salsha.

"Penghinaan lo Sal, gini-gini bisa buat beli seblak!"

"Iya, buat nyeblakin mulut lo!"

Salsha berjalan meninggalkan Karel. Dan tentu saja Karel menyusulnya.

"Bareng gue kan Sal?" tanya Karel.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang