Part 24

6.2K 206 27
                                    






I am Back!!!
Bonus Pict Iqbaal
Kalau ada typo tolong tandain ya🙏

🌷Happy Reading🌷





Pikiran Karel melanglang buana, pernyataaan bahwa Salsha tidak jomblo lagi membuatnya tidak bisa tidur. Bahkan sekarang sudah terbilang larut malam. Tapi matanya masih saja tidak ingin terpejam.

Entah ada arahan dari mana, kaki Karel berjalan mendekati balkon kamarnya. Langkahnya begitu ringan, sampai akhirnya dia melihat bagaimana keadaan langit sekarang. Begitu indah dengan taburan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Dengan rembulan yang hanya menampakkan setengah keindahannya.

"Langit yang indah dan hati yang patah," kata Karel lirih seperti sebuah bisikan.

Karel tidak tahu kenapa dia mengucapkan hal seperti itu. Hanya saja, hatinya sangat ingin mengutarakan. Dan lidahnya pun juga ikut-ikut'tan.

"Woiii!"

Suara yang tidak asing lagi di telinga Karel. Suara dari mulut mungil yang dulu sering mengunyah permen karet. Atau lebih tepatnya, suara yang dia rindukan. Yang Karel rindukan saat menyebut namanya.

"Woi!" tak ada jawaban.

"Woi budeg!" Karel masih tak ingin menjawab.

"Karel!!" setelah pemanggil itu menyebutkan namanya Karel menyahut.

"Apa?" tanya Karel.

"Lo budeg apa tuli hah? dipanggilin dari tadi gak nyaut!" omel gadis itu dengan muka merah menahan marah.

"Gue punya nama, lupa sama nama gue? Yang diinget nama Iqbaal mulu sih."

Salsha, gadis itulah yang tengah berbicara dengan Karel sekarang. Salsha sedikit bingung dengan Karel, dari tadi sore bahasannya pasti tidak jauh dari Iqbaal.

"Lo kenapa?" tanya Salsha dari balkon kamarnya.

"I'am fine."

"Lo kayak cewek aja, kalau ditanya kenapa jawabnya gak pa-pa," cibir Salsha.

"Gue kan jawab baik-baik aja, bukan gak pa-pa. Bahasa Inggris lo berapa Sal? gitu aja gak tahu." Karel tak mau kalah.

"Lo ngeremehin gue?!" tanya Salsha emosi.

"Santai aja dong Sal, gak usah pake urat!" Karena terpancing oleh Salsha, Karel juga meninggikan suaranya.

"Lo tuh yang pake urat!" balas Salsha tak kalah berapi-api.

"Elo!" kata Karel.

"Lo!" sungut Salsha.

"Elo!"

"Lo!"

"Elooo!!!!"

"Looo!!! pokokknya lo...." Salsha menunjuk Karel dengan jari telunjuknya.

"Serah Sal! Se.Rah."

Setelah perdebatan tidak jelas tadi keduanya hanya diam. Tidak ada yang mau membuka suara. Salsha dengan kekesalannya, Karel dengan amarahnya.

"Ada apa sih Rel ribut-ribut?" kata wanita paruh baya yang tak lain adalah mama Karel.

"Biasa, tetangga rusuh" kata Karel menunjuk Salsha dengan dagunya.

"Enak aja!" jawab Salsha dengan tatapan menusuk.

Namun, Karel menganggap tatapan mata Salsha bukannlah sesuatu hal yang patut ditakuti. Tatapan Salsha itu tidak ada apa-apanya dibandingkan tatapan mamanya.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang