Part 15

7.6K 251 38
                                    

"Ngapain lo di sini? " Iqbaal meruntuki dirinya sendiri karena mempertanyakan hal yang sangat konyol.

Sedangkan Salsha masih terkejut dengan kehadiran Iqbaal yang ada di hadapannya. Karena Salsha masih diam mematung Iqbaal mengganti pertanyaannya.

"Sama siapa lo ke sini? " tanya Iqbaal lagi, setidaknya pertanyaan ini lebih berbobot ketimbang pertanyaan sebelumnya, yang anak TK saja bisa menjawabnya.

Salsha masih diam sampai suara seseorang yang menyebut namanya memenuhi dengan telinganya.

"Salsha, lama banget sih. Gue cariin tahunya lo di sini. Ayo, udah malem. " Karel datang dan langsung mengomeli Salsha tanpa sadar ada seseorang diantara mereka yang sejak tadi menyimak.

"Itu, " ucap Salsha dengan suara pelan, dan menunjuk ke arah Iqbaal menggunakan matanya.

"Apa? " tanya Karel, tapi dia masih mengikuti arah pandang Salsha. Karel melihat seorang remaja laki-laki yang dia lihat sore tadi.

"Iqbaal, " celetuk Karel, yang di balas anggukan kecil oleh sang pemilik nama.

Iqbaal yang bingung harus bicara apa dan melakukan apa hanya berdehem untuk mencairkan suasana yang terkesan begitu canggung.

"Eh, " Salsha sadar akan lamunanya sedari tadi. Dan Karel masih memperhatikan Salsha dan Iqbaal, yang sepertinya ingin bicara.

"Sini Sal es krimnya, biar gue yang ke kasir. Lo kayaknya pengen berduaan dulu, gue tunggu di luar. Jangan lama oke, kalau lama gue tinggal. " Karel meninggalkan Salsha dan Iqbaal yang masih sama-sama diam saat dia pergi sekalipun.

Sampai saat ini belum ada yang memulai pembicaraan. Akhirnya Iqbaal lelah dan memilih untuk memulai pembicaraan, walaupun ide yang ada di otaknya ini kurang menarik tapi dia tetap ingin mencobanya.

"Mau ikut gue? " tanya Iqbaal sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kemana? " Salsha bertanya dengan sedikit ragu, takut tidak akan dijawab oleh cool prince satu ini.

"Keliling supermarket."

"Hah? " karena jawaban Iqbaal yang menurutnya kurang masuk akal, Salsha sempat berfikir bahwa Iqbaal hanya bermain-main mengucapkan itu.

Tapi, fakta bahwa lengan Salsha ditarik oleh Iqbaal membuatnya sadar bahwa Iqbaal tidak sedang bermain-main.

Sudah Iqbaal duga, bahwa idenya sama sekali tidak menarik. Karena jawaban Salsha yang kurang memuaskan, Iqbaal langsung menarik lengannya agar dia tidak banyak bicara.

Keduanya mengelilingi supermarket yang lumayan luas tanpa berbicara satu patah kata pun. Mereka hanya sibuk dengan sekitarnya, yang menampakkan hampir 85% berisi makanan.

Iqbaal mengambil sebuah cokelat, lalu melihatnya dan melihat ke arah Salsha yang terlihat masih sibuk dengan dunianya.

"Sal, " panggil Iqbaal.

Salsha menoleh dan melihat ke arah Iqbaal dengan dahi mengkerut, "apa? " tanya Salsha.

"Nih, " ucap Iqbaal dan menyodorkan sebuah cokelat yang dia ambil tadi.

Salsha diam beberapa saat, lalu mengambil cokelat itu dengan ragu.
"Buat gue? " tanya Salsha setelan mengambil cokelat dari tangan Iqbaal.

Iqbaal hanya mengangguk sekali lalu kembali kepada aktivitasnya tadi.

"Makasih, " ucap Salsha dengan senyum singkatnya.

Iqbaal sempat melihat kearah Salaha saat dia senyum tadi. Tapi dia kembali fokus kepada sekitarnya lagi.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang