12🏀

8.9K 654 17
                                    

Lusi hanya tidak mau mengakui tentang perasaannya dan Aga tahu itu.

Dulu mereka pernah sangat dekat di awal kelas 10, pada awalnya hubungan pertemanan mereka baik-baik saja. Namun, masalah justru muncul ketika keduanya mulai merasakan kenyamanan dan rasa yang tidak biasa untuk seorang teman.

Tepat semester 2 di kelas 10 akhirnya Aga memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya dan detik itu juga Lusi menolaknya secara kasar, memaki-maki gadis itu dan menyuruhnya untuk menjauh.

Saat itu Agata hanya bisa diam membisu, tak menyangka bahwa respons Lusi akan sejahat dan semenyakitkan itu sampai mengatainya dengan sebutan 'menjijikkan'.

Dirinya memang sakit hati, tapi memilih untuk tidak memikirkannya dan mencoba untuk menuruti keinginan Lusi sebelumnya, yaitu menjauhi gadis itu.

Tapi itu tak berlangsung lama, hanya sampai kenaikan kelas 11 saja karena nyatanya Aga tidak bisa berpura-pura acuh saat berpapasan dengan Lusi. Walau keduanya sudah memiliki pacar masing-masing, tapi Aga masih menempatkan Lusi di hati kecilnya.

Aga akui, dirinya tidak bisa melupakan cinta pertamanya, yaitu Lusi.

"Apaan sih lo liat-liat gue mulu najis!" ketus Lusi yang menyadari bahwa Agata terus memandanginya.

"Ge'er bangat jadi cewek!" timpal Aga tak kalah ketus, tapi tindakannya tak bisa bohong yang kini malah asyik memandangi gadis itu yang sedang memakan mie ayam.

Lusi menoleh dan mendapati Aga yang tengah menatapnya sembari tersenyum lebar.

"Risih gue, tau gak sih?"

Aga mengangguk sekali. "Tau."

"Ya makanya stop ngeliatin gue kayak gitu babi!"

Aga kuat mental, dirinya sudah biasa mendapatkan banyak makian dari Lusi karena menurutnya itu terlihat menggemaskan jika gadis itu sudah mulai marah-marah padanya.

"Iya anjing." balas Agata santai nan lembut membuat mata Lusi membelalak.

"Gue bukan anjing!" kata Lusi meninggikan suaranya, sementara Ghina dan Uzy sedari tadi tidak berniat untuk bergabung dengan adu argument antara Aga dan Lusi.

"Ya gue juga bukan babi, hayohhh?" Aga selalu bisa membalas setiap ucapan yang Lusi lontarkan.

Akhirnya gadis mungil itu hanya bisa berdecak sebal dan kembali dengan makanannya, ia tidak mau membuang-buang tenaga hanya untuk adu cekcok dengan Aga.

Namun, tiba-tiba tangan Agata terulur untuk mencubit pipi Lusi.

"Gemes banget sih, marah-marah lagi donggg~" pinta Aga menantangnya.

Lusi langsung menatap tajam gadis tomboy itu, ia kini tengah menahan semua emosi yang merasuki tubuhnya.

"Nantangin?"

"Yoi." Aga menaik turunkan alisnya tengil sembari tersenyum miring.

Bugh!

Bugh!

Dua tinjuan melayang tepat di sudut bibir Aga dan lengan atasnya, gadis tomboy itu hanya bisa meringis karena pukulan Lusi tidak pernah bercanda rasa sakitnya.

Agata mengaduh perih sambil terus memegangi sudut bibirnya.

Sementara Lusi hanya memutar bola matanya dan melanjutkan kembali makannya.

Melihat itu Uzy ikut meringis, ia seperti ikut merasa sakit bagaimana tadi Lusi memukul sahabatnya itu tanpa perasaan dan benar-benar memakai tenaga dalam. Sementara Ghina hanya bisa menggeleng melihat tingkah keduanya yang selalu bertengkar setiap bertemu.

BUCIN [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang