22🏀

7.8K 570 68
                                    

Uzy terdiam, tubuhnya membeku ketika melihat sosok gadis yang dicintainya baru saja menaiki motor seorang laki-laki yang satu sekolah dengan mereka.

Ia tersenyum pahit. "Pantesan lo akhir-akhir ini gak ada minta pulang bareng gue, Ghin."

Akhirnya Uzy bisa tahu alasan Ghina tidak lagi mengabarinya, ternyata gadis itu sudah memiliki pengganti antar jemputnya.

"Bener kata lo Fan, gue lebih cocok jadi tukang ojolnya aja." kekehnya pahit, ia menghela nafas berat untuk menetralkan rasa sesaknya.

"Uzy." sapa seseorang yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya. "Mau nganterin gue pulang gak?"

Uzy mengernyit heran. "Lo jauh-jauh dari seberang kesini cuma mau gue anterin?"

Karina mengangguk semangat seraya tersenyum manis.

"Nggak, gue ada urusan."

"Please ..." Karina memohon seraya memegang lengan gadis itu.

Uzy berdecak kesal. "Okey, tapi bayar."

Gadis yang gigih mengejar Uzy itu lantas terkekeh dan mengangguk setuju, apapun akan dilakukan demi pulang bersama cewek idaman.

"Lima puluh?"

Uzy mengajak Karina untuk bersalaman yang langsung ditanggapi cepat oleh gadis itu. "Deal."

Niat awal mencari keberadaan Ghina untuk mengajaknya pulang bersama, tetapi kini Uzy malah bertemu Karina yang pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang bersama.

"Ada penawaran gak?" tanya Karina setelah naik ke motor Uzy.

"Apaan?"

"Mampir dulu ke NiceSo, gue mau beli sesuatu."

"Tarifnya nambah."

Sontak Karina terkekeh tetapi lagi-lagi mengangguk setuju.

Setibanya di tempat tujuan, mereka masuk dan mulai mencari barang yang di mau oleh Karina. Tetapi tanpa direncanakan kini Uzy bertemu dengan Ghina dan laki-laki itu.

"Zy, lo disini juga, nyari apaan?" sapa Gyas dengan bertanya, laki-laki yang bersama Ghina.

Ia yang awalnya melihat ke arah Ghina, kini atensinya ia alihkan pada laki-laki itu. Keduanya memang saling mengenal karena sering bertemu di warung Teh Sari, ditambah Alfa dan Fazri satu SMP dengan Gyas. Jadi gadis tomboy itu lumayan akrab dengan laki-laki yang kini bersama Ghina.

"Nganter doang gue, lo sendiri?"

"Sama, gue juga lagi nganter Ghina." Gyas menoleh pada gadis bermata sipit itu. "Mau beli apalagi Ghin?"

Sedangkan Karina yang berada disamping Uzy kini ia memperhatikan gerak-geriknya, dari mulai tatapan yang intens pada Ghina, tangannya yang mengepal. Ia bertanya-tanya mengapa Uzy bisa seperti itu.

Detik berikutnya Karina mencoba untuk menggenggam kepalan tangan Uzy, membuat si empunya menoleh cepat. Karina memberikan senyuman manisnya seperti biasa.

Ghina yang melihat itu bergumam kesal, ia akhirnya memilih untuk keluar dari toko itu dan di susul oleh Gyas yang berpamitan terlebih dulu pada Uzy.

"Lo naksir cewek tadi ya?" tuding Karina to the point dan sudah melepas genggamannya.

Uzy yang tadinya fokus melihat kepergian Ghina kini kembali menatap Karina.

"Emang kenapa?"

"Ketara!" celetuknya seraya berdecak.

"Lo cemburu?"

"Iya lah, pake nanya!" jawab Karina kesal maksimal.

Uzy mengangkat bahunya acuh, mau bagaimana lagi? Dirinya memang menyukai Ghina dan tidak mungkin ia meminta maaf kepada Karina karena sudah membuatnya cemburu sedangkan Karina bukan siapa-siapa untuk Uzy.

BUCIN [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang