Ghina POV
Entah kenapa dadaku sesak ketika lagi-lagi aku melihatnya dengan gadis lain apalagi gadis itu orang yang sama dan pernah ia cium. Tak rela? Mungkin iya. Aku tak rela karena cemburu akan kebersamaan dan kedekatannya dengan teman-teman yang lain, tidak ada maksud lebih.
Tapi aku sendiri kesulitan untuk meyakinkan hatiku. Hati dan logikaku tak sejalan, hatiku berkata bahwa aku cemburu bukan hanya sebagai teman. Namun logikaku, akal sehatku tidak menerima pengakuan itu.
Sebenarnya kenapa dengan aku? Mengapa melihat Uzy bersama gadis lain saja menjadi kepikiran sampai sekarang.
"Check, check ... Hallo semuanya bisa denger suara gue gak?!"
Fany dan Lusi mengajakku untuk ikut di kerumunan itu yang ada di tengah lapangan basket. Aku bingung ketika melihat Gyas dan teman-temannya yang kini tengah berdiri di tengah-tengah dengan ia yang memegang TOA.
"Okey semuanya, gue hari ini mau ngumumin sesuatu yang khusus dan spesial."
Entah kenapa kami semua mendengar ocehannya itu, aku juga tidak tahu mengapa Fany dan Lusi tertarik dengan pengumuman yang akan di sampaikan oleh laki-laki itu.
"Emang pengumumannya sepenting apa sih? Gue mau ke kelas ah." ujarku ingin cepat keluar dari kerumunan.
"Ish udah Ghina lo diem dulu, dengerin si Gyas bakal ngomong apa abis ini." Fany menahanku untuk pergi dan akhirnya aku hanya bisa pasrah.
"Siap-siap Ghin." beritahu Lusi yang membuatku menoleh.
"Siap-siap apa anjir?"
Tiba-tiba saja ditengah ocehan Gyas, ia memanggil namaku yang membuat seluruh atensi siswa-siswi yang ada di kerumunan tertuju padaku.
"Ghina Ratu, berdirinya gue disini bukan sekedar untuk bangga setelah menangin lomba Futsal antar sekolah kemaren." ucap Gyas menatap fokus ke arahku seraya tersenyum. "Pengumuman spesial sebenernya ini cuma buat lo. Ghina, dari awal gue ngeliat lo di kelas jujur gue langsung suka sama lo."
Aku terdiam.
"Dan hari ini gue ngeberaniin diri buat ungkapin langsung di depan semuanya." lanjut laki-laki itu yang mendapat sorakan dari teman-temannya sekaligus siswa-siswi yang hadir di tempat ini.
"Ghina, gue boleh jadi pacar lo gak?" dan akhirnya Gyas mengatakan kalimat yang aku takutkan.
"NGAJAK PACARAN ATAU NAWARIN KACANG!"
"TERIMA, TERIMA, TERIMA!"
"MALU SIH YAS KALO DITOLAK!"
Teriakan dari siswa-siswi mulai bergema, membuatku yang menjadi objeknya kebingungan.
Jujur saja aku sudah malas untuk kembali memulai hubungan semenjak insiden di Mall waktu itu, ditambah saat ini hatiku tengah bimbang karena terus memikirkan Uzy. Dan kini Gyas malah menambah beban pikiranku dengan ungkapannya sekarang.
Gyas memang baik, lembut, care, dan banyak sekali yang sudah dia lakukan untukku dan jujur aku menyukainya. Jika di ibaratkan Gyas adalah tipe laki-laki yang manis, tapi aku menyukainya tidak lebih dari seorang teman. Aku hanya suka sebagai teman dan tidak lebih, sekarang aku harus bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN [GxG]
Romance[Proses Revisi] Cinta itu terkadang bisa membuat seseorang bodoh, dia akan melakukan apapun demi yang cuman punya 5 huruf doang, yaitu cinta! Kisah yang jarang dan langka, menceritakan tentang pengorbanan seseorang demi mendapatkan cintanya. *** Men...