Uzy POV
Ghina mulai menggerakkan tubuhnya diatas kasur UKS, dia dengan perlahan membuka mata seraya meringis dan memegang kepalanya. Aku langsung buru-buru bertanya tentang keadaannya.
"Ghina, lo gapapa?"
Gadis itu perlahan mengalihkan tatapannya kepadaku, lalu ia membuka suara. "Gue dimana?"
"Lo di UKS sekolah, tadi gue bawa lo kesini, gue minta maaf ya."
Aku dengan cepat membantunya saat Ghina ingin mengubah posisi tiduran menjadi duduk.
"Tapi lo gapapa kan Zy?" tanya Ghina yang sebelumnya sempat memisahkan perkelahian diantara aku dan Geri.
"Pertanyaan itu pantesnya buat lo Ghina, lo tadi pingsan gara-gara gue." aku menunduk karena merasa bersalah, lalu Ghina menyuruhku untuk menatapnya.
Dan aku menurut saja, kini dia bisa melihat jelas luka-luka yang kudapatkan di wajah, Ghina memberenggut kesal seperti ada hal yang membuatnya tak suka saat dirinya terus memandangi wajahku.
"Gue mau obatin luka lo."
Ghina mendadak beranjak dari ranjang dan hendak pergi mengambil kotak P3K, namun aku langsung menahannya.
"Nggak Ghin, gue baik-baik aja serius. Mending sekarang gue anterin lo pulang ya."
"Uzy tapi luka lo harus di obatin dulu, kalau nggak nanti bisa-bisa malah infeksi."
"Gue gapapa, gue bisa obatin ini di rumah."
"Tapi gue pengen ngobatin lo Zy, kalau lo gamau gue obatin yaudah gue juga gamau pulang bareng sama lo." ancamnya yang membuatku kini pasrah dan membiarkan keinginannya untuk mengobatiku.
Setelah mendapatkan kotak P3K Ghina kembali menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.
"Zy, cuci lukanya dulu." titah tuan putri-ku yang langsung aku turuti.
Selesai mencuci luka-luka di wajahku, aku kembali menghampiri Ghina yang sudah siap untuk mengobati luka-luka di wajah yang kudapatkan dari perkelahianku bersama Geri.
Aku duduk di sampingnya, gadis dengan senyuman manis itu juga langsung menyuruhku untuk menghadap ke arahnya. Dengan telaten Ghina mengobatiku, tapi aku tidak menunjukan reaksi ringisan dan semacamnya malah kini aku sibuk menatap matanya yang membuat Ghina sedikit tak nyaman karena sikapku?
Ghina semakin mempesona jika dilihat dari jarak sedekat ini, itu sebabnya aku tidak mau meringis karena aku ingin menikmati pemandangan ini sebab ini tidak terjadi berkali-kali dalam hidupku.
Apalagi mata sipitnya yang indah membuatku semakin terpikat pada gadis mungil itu.
Namun, tiba-tiba Ghina menekan kapas itu dengan keras pada lukaku tepat di sudut bibir yang refleks membuatku meringis kesakitan.
"Pelan-pelan Ghin." pintaku dengan lembut.
"Iyaaa ini juga pelan kok, lo nya aja yang lebay." balas Ghina ketus.
"Iya-iya maaf."
Maka Ghina kembali menekan keras lukaku lagi.
"Aduh, lo kenapa sih?"
"Lagian ngapain minta maaf bego, lo kan gak salah."
Aku tersenyum singkat. "Kadang minta maaf gak perlu setiap orang yang punya kesalahan."
Setelah menempelkan plaster di plipisku lantas Ghina mengemasi kotak P3K itu.
"Punya masalah apa sih lo sampe harus berantem sama Geri kayak tadi?" tanyanya dengan kesal karena mungkin Ghina tidak suka akan caraku menyelesaikan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN [GxG]
Romance[Proses Revisi] Cinta itu terkadang bisa membuat seseorang bodoh, dia akan melakukan apapun demi yang cuman punya 5 huruf doang, yaitu cinta! Kisah yang jarang dan langka, menceritakan tentang pengorbanan seseorang demi mendapatkan cintanya. *** Men...