GANGSTA-7.Ini rencanaku atau kamu?

498 33 0
                                    

Song: Rex orange county-Sunflower

"Silahkan, masuk. Perkenalkan diri kamu, ya."

Cewek bernama Alizia mora itu masuk ke kelasnya setenang mungkin dengan tatapan intens teman-temannya dari atas sampai bawah.

"Saya Mora." ucapnya singkat, padat, dan jelas. Tak ada lagi penambahan kata setelahnya.

Bu Ulfa hanya bisa menggeleng lalu menyuruh Mora duduk di tempat yang kosong.

Mora melangkahkan kakinya lalu duduk di sebelah anak perempuan berkulit putih dan tubuh mungil itu. Khas cewek-cewek korea, matanya sipit.

"Saya boleh duduk disini, gak?" tanya Mora pada gadis itu. Tapi bukan hanya gadis itu saja, seluruh isi kelas menertawakan Mora. Bahasanya terlalu baku untuk seorang pelajar.

Namun gadis itu menyambut dengan senang hati, "Boleh, silahkan." ucapnya ramah. "Nama kamu, Mora? Kenalin, aku Zira." cewek bernama Zira itu mengulurkan tangannya.

"Saya seneng ketemu sama lo." jawab Mora membalas. Namun membuat Zira terkekeh pelan, "Kamu anak mana, sih? Dulu sekolah dimana?" tanyanya.

Mora menggeleng, "Homeschooling." mendengar jawaban itu, Zira hanya ber-oh ria.

"Disini kamu gak boleh terlalu baku ngomong sama temen-temen. Biasa aja. Pake lo-gue gak papa. Atau aku-kamu juga boleh." kekeh Zira memberitahu. "Soalnya anak-anak disini rada sensitif kalo liat yang beda dikit. Kamu harus kebal."

Mora menyimak dengan penuh, "Oke. Saya ngerti."

Zira menepuk jidatnya, "Jangan pake saya. Aku atau gue aja, ya!" suruhnya sekali lagi.

"Iya, aku ngerti."

"Nah gitu dong!" jawab Zira mengapresiasi. Ia harus sedikit memaklumi kalau bahasa Mora sedikit berantakan. Ditambah sikapnya yang jutek saat kesan pertama bertemu.

"Toilet dimana?" Mora bertanya di sela-sela keheningan mereka. "Oh, toilet cewek ada di ujung sih. Agak jauh dari sini. Mau aku anterin? Nanti aku izinin tuh sama bu Ulfa."

"Aku bisa sendiri." tolak Mora berdiri dari kursinya lalu meminta izin pada Bu Ulfa. "Bu, izin ke toilet." ucapnya lalu segera pergi.

***

Hansen menghela nafasnya sebentar lalu dengan terpaksa membasuh lantai toilet perempuan di sekolahnya.

"Mana nih cewek-cewek kok gak ada yang dateng."

Tak lama kemudian, gadis manis dengan perawakan sedang itu datang padanya, lalu tanpa basa-basi dan mengucapkan sepatah katapun ia masuk ke dalam toilet.

"Jutek amat." desis Hansen lalu menunggu di luar.

Sudah sekitar sepuluh menit namun gadis yang ia temui daritadi tak kunjung keluar. Tinggal satu toilet yang belum ia bersihkan, "Woy cepetan dong. Toiletnya mau gue bersihin!" Hansen menggedor pintunya keras.

Namun bukannya cewek itu cepat keluar, malah Pak Titan yang datang menghampiri Hansen, "Hansen!!" ucapnya. "Gak boleh ngintip! Ya Tuhan.." Dia bergerak menjewer telinga Hansen.

"Et-IYA PAK ENGGAK!"

"Udah keluyuran di bar, suka ngintip cewek juga, ya, kamu! Dasar!"

Tak lama kemudian cewek dibalik toilet itu keluar dan menghampiri perdebatan antara Hansen dan Pak Titan, "Tidak, Pa. Dia tidak mengintip." Mora melerai perkataan Pak Hansen. "Dia baik," sambung Mora.

Hansen tertegun, baru kali ini ada yang ngomong gitu

"Baik apanya. Kamu hati-hati, ya, disini. Kamu siswi baru kan? Awas digombalin sama dia!" kekeh Pak Titan lalu beranjak pergi.

GANGSTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang