GANGSTA-34.Kenangan

287 23 0
                                    

"Jangan buka tirainya." wanita paruh baya itu menghentikan tangannya yang sudah terlanjur membuka sebagian tirainya, "Non.." ia menatap gadis itu prihatin. Kulit nampak pucat, tubuhnya yang semakin kurus hari demi hari, dan juga kantung mata yang semakin menghitam.

Bi Ratna menghela nafasnya, "Tuan Roger mau bertemu." ucapnya. "Dia sudah menunggu di ruang tamu."

"Mora tidak mau bertemu dengannya. Dengan siapapun. Tinggalkan Mora sendiri." Mora mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sejak kejadian itu, rumahnya menjadi kosong. Dan Roger si 'ayah' angkatnya itu sudah pergi dari sana. Kecuali Bi Ratna yang masih disana karena harus menjaga Mora. Teo dan Tio pun sudah pergi.

"Mau bagaimanapun dia kan Ayah non. Orang yang sudah mengurus non selama ini."

Mora menggeleng, "Tapi Mora selalu sakit jika mendengar soal itu. Ternyata selama ini kehidupan Mora bohong. Roger bukan Ayah kandung Mora, tapi hanya orang yang disuruh oleh Ayah sendiri untuk menjaga Mora."

"Temuilah dia, non. Dia ingin bicara penting." Bi Ratna terus membujuk Mora dengan segala cara, "Setelah ini, non bebas mau melakukan apapun."

Mora menghela nafasnya dalam lalu bangkit dari posisinya, dan segera melangkahkan kaki keluar menemui Roger yang nampak gelisah, "Mau apa anda kemari?"

"Mora, saya tahu kamu masih shock. Tapi jangan sedingin ini. Bagaimanapun saya ini Ayah kamu. Orang yang merawat kamu dulu! Meskipun itu sekedar permintaan dari Rodriguez.."

Mora duduk di depan Roger, "Ada apa?" tanyanya. "Saya mau minta maaf. Untuk semuanya. Karena sudah berpura-pura tidak mengetahui soal ini."

"Semuanya tidak ada gunanya lagi.." Mora menahan sesak di dadanya, "Sudah terlanjur hancur, kan?"

"Tapi meskipun terlambat, setidaknya kamu harus tau yang sebenarnya." sambung Roger, "Ada alasan mengapa Tuan Rodriguez menitipkanmu padaku."

Saat kau dan Ayahmu--Rodriguez sedang berziarah ke makam Ibumu, penyerangan terjadi. Rodriguez dengan jelas menuturkannya padaku saat itu.

Setelah kau dan Ayahmu berada di mobil, lalu Rodriguez meninggalkanmu sebentar sehingga kau sendirian di dalam mobil.

"Hey, cepat! Bawa anak itu pergi!"

Saat itulah beberapa orang suruhan Verdo dari Gang Marca membawamu pergi. Mereka membekapmu, lalu setelah mendapat kesempatan mereka membawamu ke markas mereka.

"Tunggu, kepalaku-" Mora merintih ketika merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya ketika mencoba mengingat kejadian itu.

Saat Rodriguez panik kau tak ada di mobil, dia langsung menelfon anggota Gang kami yang lain. Saat itu kami tak banyak berfikir siapa yang telah membawamu pergi. Karena satu tujuan langsung mengarah pada Verdo.

Mungkin kau bertanya-tanya, mengapa Verdo harus menyalakan percikan api permusuhan antara Falcon dan Marca? Dan saya yakin kamu juga merasakan sakit akibat ulah Verdo saat kamu masih belum mengerti apa-apa.

Kami pun sampai di markas yang digunakan anak buah Verdo, dan menemukanmu sudah tergeletak di lantai dengan lebam dan luka yang parah. Terutama cedera di kepalamu.

Rodriguez dan aku langsung melarikanmu ke rumah sakit saat itu. Dokter pun menyimpulkan bahwa kau mengalami amnesia karena benturan keras pada kepalamu. Maka dari itulah ingatanmu soal Ayahmu--Rodriguez terhapus begitu saja. Dan kau tak akan mengingat apapun saat itu.

Tentunya Rodriguez sangat kecewa juga marah dengan kondisi yang terjadi. Dia pun memutuskan untuk menjauhkanmu dari hidupnya. Karena itu terlalu berbahaya.

GANGSTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang