GANGSTA-33.Berpisah?

283 19 0
                                    

Song: Say something-A great big world ft. Christina Aguilera

Zero turun dengan kepala kunang-kunang lalu segera membayar taxi pesanannya dan berdiri di depan rumah.

Ia menghela nafas, rumahnya terlihat kosong. Namun Zero tak mempedulikan itu saat ini.

Perlahan namun pasti, Zero melangkahkan kakinya dan memasuki rumahnya yang tampak gelap tanpa lampu. Orang tuanya memang belum pulang.

DORR!

"Selamat ulang tahun!!" Zero terkejut setengah mati ketika mendapati kedua orang tuanya berdiri di depannya membawa satu kue sederhana untuknya. "Mama sama Papa sengaja pulang gak bilang-bilang. Kamu kan ultah!"

"Masa sih?" Zero merasa tak percaya. Ia mencubit pipinya sendiri, "AWH.." ia meringis kesakitan.

"Buruan, Zer, make a wish trus tiup!"

Zero meniup lilinnya satu persatu hingga padam, dan sorakan kedua orang tuanya memenuhi ruangan. "Selamat ulang tahun, Zer."

Zero tak kuat lagi menahan air matanya. Ia memeluk kedua orang tuanya erat-erat seolah tak mau kehilangan. Zero menangis keras.

"Zer, kamu kenapa? Perayaan tahun baru temen kamu gak seru?"

"Bukan, Pa.." lirih Zero. "Zero terharu. Zero mau minta maaf sama kalian. Selama ini Zero belum bisa banggain kalian sedikitpun. Maaf.."

Ami merasa terharu, setetes air mata lolos dari pelupuk matanya, "Justru Mama sama Papa yang minta maaf. Mama sama Papa banyak melakukan kesalahan. Dari awal sampe akhir, pasti gak mudah ya buat kamu untuk tinggal di keluarga seperti ini?"

"Zero menerima kalian apa adanya. Maaf, Ma, Pa."

Ketika sibuk larut dalam suasana, Zira datang dari belakang dan membawa satu bingkisan untuk Zero, "HBD, Zer."

Zero melepaskan pelukannya lalu menatap Zira tak percaya. Suasana canggung menyelimuti mereka. Namun siapa sangka, Zero mendekat ke arah Zira dan segera memeluknya.

"Makasih, Zira. Maafin segala sikap gue selama ini." Zira mengangguk, "Aku yang minta maaf."

Zero mengelus helaian rambut Zira, "Makasih lo udah mewarnai hari-hari gue dulu. Dan sekarang, lo akan selalu ada di samping gue sebagai adik kandung gue sendiri. Makasih."

"Sama-sama, Zer."

Zero menarik kedua orang tuanya untuk bergabung, dan mereka berpelukan. Zero menahan tangis harunya jatuh.

Kini Zero merasakan apa artinya kehangatan keluarga yang sebenarnya. Bukan topeng palsu seperti dulu.

Zero bisa menerima semuanya. Kedua orang tuanya, dan juga Zira. Ada hal penting yang ia pelajari kala menyambut tahun yang baru ini.

Tak semua orang bisa merasakan kebahagiaan. Sebagian dari mereka merasakan kesedihan. Zero bersyukur, ia dapat melihat kedua orang tuanya lagi. Lengkap, utuh. Setidaknya, itu yang membuat Zero berubah. Melihat keadaan Mora dan Leon di posisi yang sama, Zero benar-benar harus mensyukuri semuanya.

***

Hansen berlari tak karuan ketika banyaknya orang-orang secara tiba-tiba mendatangi rumahnya saat itu juga. Wartawan televisi nasional pun datang memberikan pertanyaan yang tak ia mengerti.

"Ada apa, ini?!" Hansen bertanya cemas ketika melihat Virna menangis lemah di depan rumah.

"Hansen adjie prasaja, sebagai pewaris tunggal dari Adjie prasaja, bagaimana perasaan anda ketika melihat kondisi Adjie prasaja sekarang yang terjerat kasus narkoba?"

GANGSTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang