GANGSTA-20.Rahasia besar?

244 19 0
                                    

Mora memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas ransel miliknya lalu menyapa Roger di depan tv saat pagi hari.

"Mora menginap satu hari, Ayah."

Roger menoleh, "Apa? Kenapa harus menginap?" tanyanya ketus. "Mora janji akan baik-baik saja. Kan ada Teo dan Tio juga. Besok sore Mora juga sudah pulang."

"Ayah, boleh, ya?"

"Terserah." ucap Roger lalu melengos pergi.

Tak lama kemudian Bi Ratna datang menghampiri Mora, "Ada temen non tuh nunggu di luar. Cowok semua."

Mora melangkahkan kakinya ke ambang pintu dan menemui keempat temannya yang tampak sedang berbicara dengan Roger.

"Kalian harus berjanji tidak akan membuat Mora terluka."

"Baik. Kami berjanji, Om." sahut Saka.

Roger menoleh kepada Mora, "Kabari Ayah setiap satu jam sekali." setelah itu ia berlalu dan masuk ke dalam mobilnya.

"Sejam sekali? Gak sekalian bokap lo itu ikut?" celetuk Zero. "Heh," Hansen menyikut Zero dan menyuruhnya diam.

Hansen, dan Leon menaiki satu persatu motornya. Sementara Saka naik ke mobil. Zero naik di belakang bersama dengan Hansen, "Jangan peluk-peluk."

Sementara Mora masuk ke dalam mobilnya bersama dengan Teo dan Tio. Ia mengamati ketiga temannya itu dari belakang

Hansen lebih dulu memacu kecepatan motornya dengan gesit menyalip kendaraan di depannya.

"Anak itu bosan hidup," Tio menyahut. "Diamlah, Tio." jawab Mora.

Tak lama kemudian mereka sampai di hotel Gandharia. Mora segera turun diikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Yuk, Mora, masuk." ajak Saka lalu menuntun tangannya ke dalam.

"Eh Hansen!"

Yang dipanggil menoleh ke sumber suara, "Apa sing cong?" tanyanya memanggil pria setengah wanita itu dengan sebutan 'cong'

"Ini dandan dulu ih.." ucapnya lalu menarik kedua tangan Hansen. "Kamu kan mau tampil aduh.."

"Eh gak usah! Nanti gue cemong-"

"Ayo, Hans."

Saka tertawa terbahak. Lalue mereka duduk di kursi mewah yang sudah disediakan. Sementara acaranya masih belum dimulai.

"Mora," Teo datang dari belakang dan menghampiri Mora, "Aku akan memesankan kamar untukmu." Mora hanya mengangguk, lalu Teo pun pergi.

Zero merengut bosan, "Ka, buruan dong gue mau berenang." rengeknya menarik krah baju Saka, "Yaelah tuyul. Kayak gak pernah berenang aja lu. Nanti lah."

Acara pun dimulai. Namun Hansen masih belum tampil untuk yang pertama. Leon mengambil minuman lalu mengambil tempat duduk di samping Saka.

"Ka," sapanya pelan, "Apa?" tanya Saka tanpa mengalihkan pandangannya dari panggung.

"Gue masih penasaran soal anak itu."

Perhatian Saka terbagi, "Anak yang mana?" Leon mendengus, "Yang jadi korban penyiksaan itu."

Saka memfokuskan pandangannya kepada Leon, "Iya. Trus napa tiba-tiba lo nanya begitu?"

"Dia..meninggal?"

Dengan berat hati Saka mengangguk, "Iya. Dan yang jadi misteri adalah dia gak sempet nyebutin siapa pelakunya. Padahal dia udah mau ngomong."

"Nah itu maksud gue." sambung Leon membenarkan, "Apa gak sebaiknya kita selidiki aja?"

GANGSTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang