GANGSTA-17.Maafkan aku

225 18 0
                                    

"Maafkan kami, Tuan.."

"Dimana anakku?!" tanya si ketua marah. Menatap satu persatu anak buahnya, "Dimana?!"

"Dua orang anak remaja menghalang kami, Tuan." ucap salah satunya membela diri. "Dan salah satunya-"

"Salah satunya apa?!"

Anak buahnya berbisik di telinga sang ketua lalu kekehan jahat pun lolos dari mulut si ketua, "Sudah kuduga. Dia targetku. Benar! Dia targetku!" ucapnya kegirangan.

***

"Ka, cepetan!" Hansen menyuruh Saka untuk menaikkan kecepatan mobilnya ketika anak kecil di pangkuan Hansen tak juga sadar.

"Nih ambil minyak kayu putih di laci mobil gue. Biar dia cepet sadar." suruh Saka kepada Hansen. Ia pun mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya sedikit pada hidung mungil anak itu.

Tak lama kemudian, anak kecil itu sadar dengan mata sayupnya, "Dek! Hey, kamu gak papa?!"

Anak kecil itu mencengkram kaos Hansen erat, "A-aku bukan anakmu! To-tolong..a-aku.."

"Siapa yang lakuin ini ke kamu?!" desak Hansen. Anak kecil itu menangis, "Aku bukan anakmu.."

"Iya elu emang bukan anak gue! Gue juga tau!" Hansen turut emosi. "Siapa yang lakuin ini ke kamu?!"

"Ini ulah.." perlahan anak itu memejamkan mata. Belum sempat mengungkapkan siapa pelakunya.

Mereka pun sampai di rumah sakit. Dengan tergesa-gesa, Hansen membawa anak itu ke dalam dan membaringkannya di atas brangkar rumah sakit.

Saka dan Hansen terpaksa menunggu di luar ruangan dan menanti keputusan dokter selanjutnya.

"Dia masih hidup?" tanya Saka pelan kepada Hansen. "Ya g-gue gak tau!" jawab Hansen kalut.

"Lo rasain nafasnya tadi! Masih ada kagak?" tanya Saka sekali lagi. Namun Hansen menggeleng pasrah.

Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan dan segera dihujani berbagai pertanyaan oleh Saka dan Hansen.

"Maaf, tapi kami tidak bisa," ucap dokter lesu. "Anak itu meninggal."

DEG.

Keduanya terdiam seketika, "Sepertinya ini ulah kekerasan anak. Ada baiknya jenazah diotopsi dan kasus ini diserahkan ke pihak yang berwajib." ucap dokter lalu pergi.

Hansen memandang Saka penuh tanya. Lalu setelah urusan mereka berdua selesai, Hansen naik ke dalam mobil Saka dan memintanya untuk mengantarkannya kembali ke cafe.

"Motor gue disana, Ka."

Saka dengan senang hati mengantarkan Hansen kembali ke cafe dan membawa motornya pulang.

Namun di tepat di depan cafe, mereka melihat Zero sedang duduk di samping motor ninja milik Hansen dengan wajah babak belur.

Sontak saja Saka dan Hansen terkejut lalu segera menghampiri Zero, "Eh! Lo kenapa?!"

Zero mendongak lesu, "Digebukin."

"Sama siapa?!" tanya Hansen.

"Gue balik, ya." ucap Zero pamit kepada teman-temannya. Saka yang sedang minum terkejut, "Napa?"

"Gak papa." ucap Zero lalu melengos begitu saja sambil bergumam sepanjang jalan. "Argh! Gue emang gak pantes dapetin cewek secantik elo, Zira!"

Dengan langkah lunglai, Zero berdiri di pinggir jalan dan berniat memesan taxi agar bisa sampai ke rumahnya. Namun tiba-tiba dari belakang, tiga orang anak laki-laki memukulnya hingga Zero tersungkur.

GANGSTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang