🔹PART 1🔹

1.3K 42 19
                                    

Assalamualaikum Readers
Jazakallahu Khairan Katsiran karena sudah mampir dicerita kedua ku.
Semoga suka dengan ceritanya yah :-)

Happy reading▫

~•~•~

"Hey, kamu kenapa sih ngelamun kaya gitu?" Tanya seorang lelaki pada seorang gadis yang kini sedang duduk termenung di sebuah bangku taman. Gadis itu pun menoleh dan menatap laki-laki yang duduk disampingnya itu. "Aku gapapa, lagian aku gak ngelamun ko." Ucap gadis itu tidak lupa dengan senyum yang ia tunjukan pada laki-laki itu.

Dia tahu jika seorang perempuan berkata tidak apa-apa maka besar kemungkinannya perempuan itu sedang kenapa-kenapa. laki-laki itu pun hanya menatap wajah gadis disampingnya dengan tatapan menyelidik. "Masa sih?"

Merasa risih dengan tatapan laki-laki disampingnya, gadis itu pun mendengus pelan. "Ih apaan sih, beneran tau." jawabnya sambil mencubit lengan laki-laki itu pelan.

"Aduhh sakit." Ringisnya berlebihan padahal tidak sakit sama sekali karena gadis itu hanya mencubitnya pelan dan gadis itu yakin jika cubitannya tidak akan berasa di lengan laki-laki yang cukup kuat itu.

Gadis itu mendelik sekilas, kemudian tersenyum miring. "Oooohh sakit yah? Masa sih? Coba kalau gini sakit gak?" Ucap Putri meledek dan langsung meluncurkan beberapa cubitan yang lebih keras pada Fahri.

"Aww iya, iya duh ampunn tuan putri." Fahri pun pasrah sambil meringis kesakitan, sedangkan Putri hanya tertawa karena tidak tahan melihat kelakuan Fahri yang meringis karena dirinya. Namun saat melihat Fahri yang mengusap bekas cubitannya, Putri merasa tidak enak karena membuat laki-laki itu kesakitan. "Umm maaf yah." Putri pun beralih mengusap pucuk kepala Fahri dengan lembut.

Fahri yang merasa kepalanya diusap itu pun tertegun, dan menatap Putri dengan lekat, senyumpun terukir di wajahnya. "Gapapa ko, asal kamu seneng aku rela." Balas Fahri.

Mendadak atmosfer disana berubah menjadi canggung. Putri yang tadinya memandang Fahri dengan tatapan tidak tega berubah menjadi tatapan terkejut, dan tidak dapat dipungkiri bahwa jantungnya kini mulai berdetak tidak normal. "Ih apaan sih." Jawab Putri dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Fahri yang merasa suasananya menjadi tidak enak pun memilih mengalihkan pembicaraan. "Oh iya kamu mau es krim gak?" Tanya Fahri.

Saat mendengar kata es krim Putri pun kembali menatap mata Fahri dengan tatapan berbinar. "Mauuuuu." Jawab Putri bersemangat.

Fahri menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Putri yang seperti anak kecil saat mendengar kata es krim. Senyum tipis pun terukir diwajahnya, terlihat lesung pipi di sebelah kanan yang membuatnya terlihat manis.

"Ya udah tunggu sebentar yah." Ucap Fahri sambil berlalu meninggal Putri menuju pedagang es krim yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Tidak butuh waktu lama, Fahri pun kembali dengan dua es krim ditangannya. "Nih buat kamu." Ucap Fahri sambil menyodorkan es krim rasa cokelat pada Putri.

"Yee... makasih yah ri." Ucap Putri ceria dan langsung menyantap es krim yang begitu menggodanya. Es krim rasa cokelat memang salah satu kesukaan Putri. Fahri sangat tahu betul cara membuat perempuan itu senang, yaitu dengan memberinya es krim cokelat ini, dan tidak butuh waktu lama, gadis itu pun langsung menghabiskan es krimnya.

"Kamu harusnya jangan terlalu suka es krim, nanti kamu tambah kelewatan manisnya." Goda Fahri sambil menatap Putri yang sedang menghabiskan es krim di tangannya. Putri yang mendengar itu langsung tertegun dan menatap Fahri dengan pipi yang sudah merah merona.

"Kamu tuh yah, kalau makan es krim kaya anak kecil deh, tuh sampe belepotan gitu." Ucap Fahri sambil mengeluarkan sapu tangan dan langsung mengelap bibir Putri yang kini sudah belepotan oleh es krim yang ia makan.

Degh..

Saat jarak wajah mereka sangat dekat, entah kenapa Putri merasa jantungnya berdetak tidak normal saat ini. Dia merasa gugup saat melihat wajah Fahri yang begitu dekat dengan wajahnya. Wajahnya pun sudah sangat merah sekarang.

"Udah biar sama aku aja." Ucap Putri sambil mengambil sapu tangan yang ada ditangan Fahri dan langsung memalingkan wajahnya karena ia sudah tidak sanggup bertatapan dengan laki-laki disampingnya ini.

Fahri yang sadar akan perubahan Putri pun tidak bisa menahan tawanya. "Pipi kamu kenapa merah gitu." Ledek Fahri.

"Ahh apa? Engga ko, emm ini cuman karena gerah aja." Jawab Putri gugup. Jawaban Putri pun membuat Fahri tertawa dengan puasnya karena menurutnya Putri sangat menggemaskan sekarang.

Putri menghela napasnya pasrah sambil mencebikan bibirnya. Sebenarnya dia bukan kesal tapi dia hanya tidak bisa menahan degup jantungnya yang semakin kencang. "Ih udah ah kita pulang yu udah sore." Ucap Putri.

"Duh tuan Putri marah yah, ya udah deh yuk kita pulang." Jawab Fahri sambil terkekeh yang langsung mendapat tatapan tajam dari Putri.

"Iya deh maaf, ya udah yuk pulang." Akhirnya mereka pun berjalan beriringan menuju sebuah motor yang terparkir disana dan Fahri pun langsung mengantarkan Putri pulang ke rumahnya.

~•~•~

Fahri Mahesa Aditya, seorang kapten basket di salah satu Universitas ternama di Bandung. Di kampusnya dia sangat terkenal karena ketampanannya. Selain wajahnya yang tampan, sikap dia pun begitu baik dan ramah pada semua orang, hal itu menjadikanya salah satu lelaki yang banyak diidolakan perempuan dikampusnya terutama di fakultasnya yaitu di fakultas ekonomi.

Putri Anindhita. Dia tak kalah terkenal dari Fahri. Dia juga menjadi idola para lelaki di kampus. Parasnya yang cantik dan manis, di tambah lagi dia juga merupakan salah satu mahasiswa yang berprestasi. Dari semua lelaki yang berusaha mendapatkan hatinya, gadis itu tidak pernah tertarik sedikitpun pada semua lelaki itu karena dia hanya tertarik pada satu laki-laki yang selama ini selalu ada untuknya.

~•~•~

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang