Cinta terkadang sulit untuk diungkapkan sehingga memendam adalah pilihan.
Walaupun tidak mudah memendam perasaan cinta sendiri.
Hanya bisa melihat senyumnya dari jauh,
Harus sanggup melihatnya bersama orang lain,
Menahan api cemburu,
Hanya bisa me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebulan setelah Zidan menjadi adik angkatnya, Putri merasa hidupnya lebih berwarna. Rumahnya yang terasa sepi, kini berubah menjadi ramai dengan ocehan Zidan yang mampu membuat penduduk rumah tertawa dan gemas dengan tingkah anak kecil itu.
Pagi ini saja dia sudah berada di kamar Putri. Dia terus menggucang tubuh kakaknya bahkan menggelitikinya yang sedang tertidur pulas.
"Kak Putri Banguuuunn" Teriak Zidan.
"Enngg" Putri hanya mengerang tanpa mau bangun.
"Kak Putri ih bangun, gak boleh tidur pagi, gak baik." Ucap Zidan kecil.
Ical adalah panggilan kesayangan Putri pada adiknya itu, nama itu diambil dari nama belakang Zidan yaitu Faisal, dan Zidan pun sangat senang dengan panggilan keluarga barunya itu.
Putri dan Ayahnya memang berencana untuk menyekolahkan Ical, segala urusan perijinan sudah diatur oleh Ayahnya, dan pekan ini mereka berencana untuk belanja perlengkapan sekolah.
"Oh iya Kakak lupa." Decak Putri sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Ya udah Kakak, mandi dulu."
Putri pun segera pergi ke kamar mandi, dan butuh waktu 35 menit dia sudah siap dengan style hijabnya. Putri menurunin anak tangga satu persatu dan terlihat Ical dan Ayahnya sudah menunggu di ruang tv.
"Maaf tadi Putri lupa Yah." Ucap Putri merasa bersalah karena membuat Ayah dan Adiknya menunggu.
"Iya gapapa ko." Jawab Haris.
Putri memperhatikan penampilan Ayahnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Ko Ayah rapih banget, kita kan cuman mau ke mall." Tanya Putri heran.