Ketika hendak memasuki kelas, Putri dan Hanin dicegat oleh geng Riana yang beranggotakan 3 orang yaitu Riana, Desi, dan Ratna.
"Ooh ternyata tuan Putri yang so kecantikan, sekarang berubah jadi so alim yah." Ujar Riana yang diikuti tawa teman-temannya.
"Kamu mau ngapain lagi sih Riana, gak puas kamu ganggu Putri kemarin." Timpal Hanin.
"Ohh jadi tuan Putri ini udah ngaku yah sama lo." Ucap Riana dengan tangan yang mengusap pipi Putri, namun langsung ditepis oleh Putri.
"Udah lah Riana, aku lagi gak pengen debat sama kamu." Putri pun berniat untuk tidak memperdulikan omongannya dan pergi melewati ketiga orang itu, namun kakinya tiba-tiba tersandung oleh kaki Ratna. Ia sengaja ingin membuat Putri terjatuh. Saat Putri jatuh Riana dan teman-temannya pun tertawa dengan puasnya. Tidak hanya itu Riana pun melepas kerudung yang dipakai oleh Putri.
"Lo gak pantes tau gak pake jilbab segala, sekalinya busuk ya tetep busuk." Ujar Riana dengan kasarnya.
Putri yang tidak tahan dengan perlakuan Riana dan teman-temannya pun langsung berlari meninggalkan mereka, ia masuk ke dalam toilet dan menangis disana.
Hanin pun mengikuti Putri dan mencoba menenangkannya. Ia benar-benar tidak menyangka perlakuan mereka terhadap Putri sangat keterlaluan sekali. Ingin sekali rasanya Ia memukul mereka jika ia tidak ingat akan dosa.
"Put udah dong kamu gak boleh nangis kaya gini, kamu jangan dengerin apa kata mereka." Ucap Hanin mencoba menenangkan, namun Putri masih terisak dalam tangisnya. Sehingga Hanin pun menunggu Putri sampai dirinya merasa baikan.
"Han apa aku memang gak pantes pakai hijab itu?" Tanya Putri yang masih terisak.
"Engga put, omongan mereka gak bener. Ini cuman cobaan awal buat kamu Put. Jalan Hijrah itu gak gampang, dan ini salah satu ujian buat kamu, kamu harus kuat, kamu harus sabar." Ucap Hanin dan langsung membawa Putri ke dalam pelukannya.
"Begitu berat cobaan hamba untuk lebih dekat dengan-Mu ya Rabb. Tolong kuatkan hamba." Batin Putri.
"Ya udah sekarang kamu pakai lagi yah hijabnya." Perintah Hanin, dan Putri pun menuruti apa kata Hanin.
"Bismillah Put." Ucap Hanin sambil menggenggam tangan Putri mencoba menguatkan.
"Bismillah" Lirih Putri. Ia menghapus setiap jejak air matanya, dan berjalan masuk ke dalam kelas, Putri tak memperdulikan tatapan Riana yang kini menatapnya meremehkan.
Di tempat lain, kini Fahri tengah sibuk dengan pikirannya, ia tidak bisa berhenti membayangkan Putri. Begitu pun dengan Rio yang juga sibuk dengan pikirannya membayangkan Putri. Mereka terlalu asyik sampai-sampai tak memperhatikan pembelajaran dosen yang saat ini sedang menjelaskan materi pembelajaran.
"Kenapa kamu cantik banget sih Put." Batin Fahri.
"Kenapa lo cantik banget sih Put." Batin Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √
RomanceCinta terkadang sulit untuk diungkapkan sehingga memendam adalah pilihan. Walaupun tidak mudah memendam perasaan cinta sendiri. Hanya bisa melihat senyumnya dari jauh, Harus sanggup melihatnya bersama orang lain, Menahan api cemburu, Hanya bisa me...