🔹PART 19🔹

163 10 0
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

Selepas sholat subuh Putri sudah menyibukkan diri dengan alat masak dibantu oleh Bi Iyam. Rencananya pagi ini ia ingin membuat kue untuk teman-temannya sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolongnya.

"Non, biar bibi aja yang buat, non istirahat aja dulu, nanti non sakit lagi kalau terlalu kecapean." Ucap Bi Iyam saat Putri mulai menyiapkan semua bahan-bahannya.

Putri menghela napasnya sejenak.
"Bi, Putri udah sembuh ko, Putri pengen banget bikin kue ini sendiri biar lebih spesial. Bibi bantu Putri aja yah." Jawabnya.

Bi Iyam pun memilih menuruti apa kata anak majikannya ini, karena ia sangat paham jika Putri sudah memaksa, tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

Putri terlihat lihai menggunakan alat masak itu. Dia memang cukup jago dalam hal memasak, karena ia sering kali membantu bi iyam memasak di dapur. Bahkan saat mendiang mamahnya masih hidup, ia sering kali membantu mamahnya memasak untuk ayahnya.

"Wah, pagi-pagi anak ayah udah rajin aja." Ucap Haris saat melihat putrinya sedang mengaduk adonan kuenya.

"Pagi ayah" Sapa Putri.
"Putri mau bikin kue buat teman-teman Putri yah karena mereka udah bantuin Putri waktu itu." Ucap Putri.

"Jadi buat teman-temannya aja nih, buat Ayah?" tanya Haris.

Gadis itu terlihat menghentikan aktivitasnya dan menatap ayahnya yang kini sedang berdiri dengan melipat tangannya di depan dada.

Cuppp..
"Tentu saja untuk ayah juga." Ucap Putri sambil mencium pipi ayahnya.

Haris pun mengulum senyumnya. Dulu istrinya lah yang setiap pagi mencium pipinya, dan membuatkan sarapan untuknya. Tapi saat ini Putri kecilnya lah yang akan selalu ada untuknya.

"Baiklah tuan Putri, bikin kue yang enak yah." Ucap Haris setelah mengecup kening putrinya dengan lembut.

"Siap Raja." Jawab Putri.

Butuh waktu 1 jam, kue buatannya pun sudah siap dan sudah ia masukan kedalam kotak dengan rapih.
Senyum pun terukir di bibirnya saat melihat 4 kotak kue yang sudah dimasukan ke dalam totebagnya.
"Semoga mereka suka" gumamnya.

Putri pun bergegas kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Dengan menggunakan dress berwarna biru dan kerudung senada dan dengan sedikit sentuhan make up, gadis itu sudah terlihat sangat cantik dan anggun.

Tinggg..

Satu notif pesan pun masuk ke ponselnya. Ia pun mengambil ponselnya itu yang berada di atas ranjang king size miliknya.

Fahri :
Pagiii tuan Putri.
Gimana keadaan kamu sekarang udah baikan?

Satu pesan dari Fahri itu cukup membuatnya begitu bahagia.
Berkali-kali dia membaca pesan masuk itu tanpa niatan untuk membalas pesan itu. Ia ingin memberinya sedikit kejutan, dengan sengaja dia tidak memberitahu Fahri kalau sebenarnya hari ini ia akan pergi ke kampus dan akan menemuinya nanti.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang