🔹END🔹

513 14 0
                                    

"Gapapa ko, dinginnya malem masih bisa aku tahan dibandingkan dinginnya sikap kamu ke aku yang gak bisa aku tahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gapapa ko, dinginnya malem masih bisa aku tahan dibandingkan dinginnya sikap kamu ke aku yang gak bisa aku tahan." Ucap Fahri sambil menatap Putri lekat, seolah sedang menyalurkan rasa rindu pada gadis di hadapannya itu.

Putri hanya terdiam, wajahnya hanya tertunduk tanpa berani menatap manik mata Fahri yang menatapnya dalam.

"Aku juga gak tahan kita terus kaya gini. Tapi kan kamu sendiri yang mau." Lirih Putri.

Mendengar itu Fahri kembali merutuki dirinya sendiri. Perkataan Putri benar, dirinya sendirilah yang menginginkan ini, dirinya sendirilah yang membuat gadis yang disayanginya itu menjauh darinya.

"Maaf" Lirih Fahri dengan suara gemetar. Fahri tertunduk lemah, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Putri yang menyadari itu pun langsung menoleh ke arah laki-laki yang kini sudah menangis di sampingnya. Lelaki yang dia anggap kuat karena selalu melindunginya, kini dia sedang menangis dan merutuki kesalahannya sendiri.

"Aku__"

Belum sempat Putri berbicara, Fahri sudah menyela pembicaraannya.

"Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku gak bisa jauh dari kamu. Tolong jangan jauhin aku lagi." Lirih Fahri pelan, namun masih bisa terdengar oleh Putri.

Ungkapan Fahri itu membuat Putri tertegun dan tak bisa berkata apa-apa. Otaknya masih mencerna setiap kata yang Fahri katakan.

"Apa ini mimpi? Kalau ini memang mimpi, tolong jangan bangunkan aku Ya Allah." Gumam Putri dalam hatinya.

Fahri mengusap kasar air matanya.
"Aku Sayang sama Kamu Putri." Kini perkataan Fahri terdengar jelas ditelinga Putri. Laki-laki itu kini menatap Putri dengan penuh keyakinan, sedangkan Putri menatapnya seolah sedang mencari kebohongan di mata Fahri, tapi dia tidak menemukan itu, yang ia lihat hanyalah ketulusan.

Sepersekian detik, suasana hening mendominasi. Napas Putri tertahan, dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja Fahri katakan padanya.

"umm.. Kamu becanda?" Tanya Putri gugup.

"Aku gak pernah seserius ini Put." Jawab Fahri tegas.

Putri kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tidak berani lagi menatap mata laki-laki itu.
"Ini gak baik buat kesehatan jantung sama hati." Batin Putri.

"Bagaimana dengan Rio? Bukannya kamu mau jaga perasaan dia?" Tanya Putri.

Mendengar itu, Fahri menghela napasnya sejenak.
"Awalnya emang gitu, aku pikir aku bakal ikhlas kalau kamu sama dia, tapi ternyata aku gak bisa. Aku emang cowok bodoh, pengecut, aku yang gak mau berjuang dan malah langsung menyerah gitu aja, dan lagi aku malah nyuruh kamu jauhin aku.
Sekali lagi aku minta maaf karena aku udah ngelanggar janji kita dulu, maaf juga karena aku udah paksa kamu buat nerima Rio padahal kamu udah punya pilihan sendiri." Jelas Fahri dengan nada sendu.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang