🔹PART 14🔹

190 13 0
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

Putri dan Rio sudah berada di sebuah taman yang menampakan anak-anak kecil yang tengah berlarian dengan riang gembira.
Cuaca siang ini tidak terlalu terik karena ada awan hitam yang terlihat menyelimuti matahari.
Hembusan angin yang cukup menyejukan membuat keduanya begitu menikmati suasana siang ini.

"Balon..Balon..Balon" Terdengar pedagang balon yang sangat bersemangat sekali menjajakan dagangannya.

"Rio tunggu sebentar yah." Ujar Putri yang langsung beranjak dari duduknya dan berlari kecil kearah penjual balon itu.

Rio cukup terkejut saat Putri tiba-tiba berlari meninggalkannya. Dia pun memilih mengikuti kemana arah Putri berlari.

Terlihat seorang kakek yang sedang memompa balon-balonnya. Keringat bercucuran dari wajahnya, mungkin kakek itu sudah kelelahan mengayuh sepeda untuk menjajakan balon dagangannya.

Putri yang melihat Kakek itu pun tersenyum, dan langsung menghampirinya.

"Kek. Saya salut loh sama kakek, walaupun kakek udah tua, tapi semangat kakek seperti anak muda umur 18 tahun." Ujar Putri memuji Kakek itu.

Kakek pedagang balon itu pun tersenyum yang menampakan giginya yang sudah jarang.
"Kalau saya gak semangat, nanti saya gak dapet uang nak Putri." Ucap Kakek itu sembari mengusap keringatnya dengan sapu tangan yang ia simpan di bahunya.

"Betapa hebatnya kakek ini, anak muda yang masih kuat melakukan segala hal pun belum tentu sesemangat ini, tapi kakek ini yang udah tua semangatnya begitu berkobar-kobar untuk mencari uang." Batin Putri.

Terkadang dengan dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti ini, akan membuat kita bersyukur dengan keadaan kita saat ini. Mereka yang di bawah begitu bersemangat untuk mencapai ke atas tapi mereka tidak lupa untuk tetap bersyukur. Dan sudah seharusnya kita yang mungkin berada di atas mereka harus lebih bersyukur lagi.

"Put ko kakek ini tahu nama kamu sih?" Bisik Rio yang mendengar percakapan diantara mereka.

"Nak Putri ini langganan saya nak, sejak kecil dia sering beli balon saya kalau sedang bermain disini." Jawab Kakek itu saat mendengar apa yang Rio tanyakan dan langsung diangguki oleh Putri.
Rio pun hanya ber-oh ria dengan senyum tipis dibibirnya.

"Oh iya kek kenalin ini temen saya namanya Rio. Dan Rio kenalin ini kakek Zaenal." Ujar Putri memperkenalkan dan merekapun saling berjabat tangan.

"Ya udah kek sekarang aku mau beli 10 balonnya yah." Ucap Putri yang membuat Kakek itu terkejut begitupun dengan Rio.

"10 nak? " Tanya kakek itu dengan senyum sumeringah.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang