🔹PART 17🔹

178 13 0
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

Gadis itu membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing, tubuhnya pun terasa sakit untuk digerakan.
Ia tersadar saat ini dia berada dikamarnya dengan mengenakan pakaian tidurnya. Ia yakin pasti bi iyam yang sudah menggantikan pakaiannya.
Ia ingat betul kejadian yang menimpanya kemarin, tapi seingat dia, ia tertidur saat Fahri mengantarkannya pulang.

"Bagaimana keadaan Rio sekarang?" Batinnya.

"Akhh" pekiknya.
Kembali mengingat kejadian itu membuat kepalanya terasa tambah sakit.

Ckleekk..

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakan ayahnya yang berdiri diambang pintu dengan membawa semangkuk makanan dan segelas minuman ditangannya.

"Sayang, kamu udah bangun ternyata." Ucap Haris sambil menyimpan makanan dan minuman itu di atas meja dan kemudian duduk disamping tempat tidur putrinya yang masih terbaring lemah.

"Iya Ayah." Jawab Putri dengan senyum tipis di bibir pucatnya.

"Kemarin kamu pulang diantar Fahri  dan digendong sama dia dalam keadaan tidak baik, dan semalam kamu juga demam sayang. Sekarang gimana keadaan kamu?" Gurat kekhawatiran tampak diwajah Haris. Semalaman dia terus berada disamping putrinya, mengompres kepalanya agar demamnya turun, dan terus mengelus kepala putrinya itu agar ia merasa tenang.

Putri pun meraih tangan besar milik ayahnya.
"Aku gapapa Ayah, pasti Ayah yang ngejagain aku semaleman kan, sampe Ayah gak bisa tidur, persis seperti dulu saat aku sakit Ayah selalu ada buat Putri. Terima kasih Ayah, maaf karena Putri selalu ngerepotin ayah." Ungkap gadis itu sambil mencium punggung tangan Haris dengan penuh kasih sayang.

"Itu udah kewajiban Ayah sayang. Ayah gak mau kamu sakit, karena ketika Ayah lihat kamu sakit, Ayah juga seperti merasakan sakit yang kamu rasain." Ucap Haris sambil mengusap kepala Putri dengan lembut.

"Terima kasih Ayah, karena Ayah sudah menjadi Ayah sekaligus Ibu yang terbaik buat Putri. Putri sayang sama Ayah." Setetes air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Ia sangat bersyukur karena memiliki ayah yang begitu menyayanginya.

"Walaupun kamu sudah besar, tapi kamu tetap jadi putri kecil Ayah yang paling Ayah sayangi melebihi rasa sayang Ayah pada diri Ayah sendiri." Ucap Haris. Sebenarnya ia ingin sekali meneteskan air mata saat ini, tapi dengan susah payah ia tahan. Ia tidak ingin jika putrinya melihat betapa rapuh Ayahnya ini. Semenjak ditinggal sang istri, dia merasa kesepian, dia sangat kesulitan karena harus membesarkan putrinya sendiri. Namun semuanya dia jalani demi putri kecilnya agar ia selalu bahagia.
Tak ada kebahagian lain yang melebihi kebahagiaan saat melihat putrinya bahagia.

"Putri sangat sayang sama Ayah." Dengan susah payah dia berusaha bangun dari tidurnya yang dibantu oleh ayahnya. Gadis itu pun langsung memeluk tubuh ayahnya dan menenggelamkan wajahnya di dada milik ayahnya itu.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang