🔹PART 11🔹

246 19 4
                                    

"Malam begitu indah Bintang bertaburan menemani bulan yang kini bersinar terang Tapi kenapa malam terasa mengkhianatiku, tidakkah dia tau hatiku tengah bimbang sekarang" Gumam Putri saat berada dibalkon rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Malam begitu indah Bintang bertaburan menemani bulan yang kini bersinar terang
Tapi kenapa malam terasa mengkhianatiku, tidakkah dia tau hatiku tengah bimbang sekarang" Gumam Putri saat berada dibalkon rumahnya.

"Apa keputusanku sudah benar memberitahu Fahri tentang Riana? Pasti Fahri lagi sedih sekarang, perempuan yang dia sayangi ternyata tidak sebaik yang dia pikir." Tambahnya.

"Keputusan kamu bener ko." Ujar Fahri yang ternyata sedari tadi mendengarkan gumaman Putri.

Putri pun terkejut dibuatnya. "Fahri? Sejak kapan kamu disitu?" Tanya Putri saat melihat Fahri sudah berdiri di belakangnya.

"Sejak perempuan ini curhat pada dirinya sendiri." Ucap Fahri sembari mencubit hidung mancung Putri.

"Ih Fahri, jadi kamu denger apa yang tadi aku omongin?" Tanyanya yang diangguki oleh Fahri dengan senyum jahilnya.

"Ih dasarr tukang nguping." Omel Putri sembari mencubit tangan Fahri.

"Biarin" Balas Fahri sambil mencebikkan bibirnya.

Putri pun memasang wajah kesalnya, yang membuat Fahri terkekeh. "Duh Tuan Putri marah yah, ya udah deh maaf, tadi aku gak sengaja denger. Lagian kamu asyik banget ngelamun disini sampe gak sadar aku dateng. Maafin yah. " Ucap Fahri memelas.

Putri pun menatap Fahri sekilas lalu mengangguk. Beruntung Putri tidak mengatakan hal yang aneh-aneh, apalagi terkait perasaannya.

"Nah gitu dong, terima kasih Tuan Putri yang cantik." Ucap Fahri seraya menatap Putri lekat.

Semburat senyum tipis pun terukir dari wajah Putri saat mendengar kata itu, entah kenapa dia selalu bahagia.

"Apalagi kalau senyum kaya gituh, duh aku sampe meleleh." Tambah Fahri yang membuat Putri semakin baper dibuatnya.

"Duh Fahri pliss jangan bikin aku baper terus." Batin Putri dengan berusaha menahan detak jantungnya yang kini berdebar tidak normal.

"Dasar Modus." Ujar Putri yang membuat Fahri tertawa. Lalu mereka pun duduk di kursi yang ada disana. Suasana menjadi hening, tak ada yang berbicara, mereka hanya menatap langit malam yang menampakan warna gelapnya.

"Put" Panggil Fahri yang mulai membuka obrolan.

"Iyah?"

"Maafin aku yah, gara-gara aku kamu jadi dijahatin sama Riana." Ucap Fahri yang kini menatap Putri dengan rasa bersalah dihatinya.

"Kamu gak usah minta maaf Ri ini bukan salah kamu ko, aku juga gak nyangka ternyata Riana kaya gitu." Ucap Putri.

"Iya ternyata dia bukan cewe baik tapi cewe monster." Saut Fahri sembari tertawa saat dia teringat omongan Putri waktu itu dan Putri pun ikut tertawa saat mengingatnya.

"Tapi kamu gapapa kan Ri?" Tanya Putri kembali serius.

"Aku gapapa ko. Justru aku lega, karena aku tau sifat dia sebenarnya."

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang