🔹PART 22🔹

183 11 1
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

Sepulangnya dari kampus, Fahri hanya berdiam diri di kamarnya. Ia terus merutuki dirinya sendiri karena menyuruh orang yang selama ini bersamanya untuk menjauh darinya, dan sekarang dia sendiri yang tidak tahan melihat gadis itu bersikap dingin dan tak perduli lagi dengannya.

Dia ingin sekali menemui gadis itu dan meminta maaf padanya. Tapi dia sangat takut jika gadis itu tak ingin memaafkannya lagi.

Kemudian dia mengambil benda persegi di atas mejanya. Itu adalah sebuah figura foto yang terdapat foto dirinya dan juga Putri.
Saat melihat foto itu ia kembali teringat janjinya pada Putri dulu.

"Fahri kita bakalan terus sahabatan kan?kita bakal terus sama-sama kan?" Tanya Putri sambil menatap Fahri seolah tak ingin kehilangan.

"Iya, kita bakalan terus sama-sama, aku bakalan ada terus buat kamu." Jawab Fahri.

"Janji" Putri pun mengangkat kelingkingnya.

"Janji" Dan Fahri pun langsung menautkan kelingnya dengan kelingking Putri.

"Maafin Gue, gue udah ingkarin janji gue sendiri. Cuman karena gue cemburu." gumam Fahri sambil meremas kepalanya frustasi.

"Pokoknya gue harus minta maaf sama dia." tambahnya.

Dia mengambil ponselnya yang berada di atas kasur miliknya, dan segera mencari kontak Putri.
Ia pun mencoba menelpon gadis itu, namun sudah beberapa kali, tak ada jawaban sama sekali dari gadis itu.

Tapi ia tidak menyerah, dia terus mencoba menghubunginya lagi.
"Angkat dong Putri plisss." Gerutu Fahri.

Sedangkan di tempat lain, Putri masih terduduk di ruang tunggu bersama Indry. Putri masih merengkuh tubuh Zibran di dalam pelukannya.
Cukup lama mereka menangis, hingga mereka pun tertidur. Indry yang berada di samping Putri pun memilih membiarkan mereka tertidur, karena ia tidak tega melihat wajah lelah mereka berdua.

Dia pun ikut memejamkan mata, namun masih tetap terjaga. Sampai akhirnya dia mendengar dering ponsel Putri yang terus saja berbunyi di tasnya.
Tanpa membangunkan Putri, Indry pun mengambil ponsel Putri dan mengangkat telpon yang menampakkan nama Fahri disana.

"Assalamualaikum Put. Hallo kamu udah sampe rumah? Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu, aku ke rumah kamu sekarang yah." Cerocos Fahri.

"Waalaikumsalam Kak, maaf ini bukan Kak Putri." Fahri mengernyit bingung karena bukan suara Putri lah yang dia dengar.

"Ini Indry Kak yang tadi sama Kak Putri." Jelas Indry.

"Ko kamu bisa megang ponsel Putri. Kalian emang dimana? Bukannya udah pulang dari tadi." Tanya Fahri yang mulai terdengar khawatir.

Indry pun menjelaskan semua kejadian tadi pada Fahri. Sampai akhirnya telpon pun terputus.

Hanya butuh waktu 15 menit, kini Fahri sudah berada di lorong rumah sakit dan langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari Putri.
Sampai ia melihat ruangan yang bertuliskan UGD, dan tidak jauh dari tempat itu, Fahri melihat Putri dan Indry yang terduduk di ruang tunggu.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang