🔹PART 25🔹

279 12 0
                                    

Rio berjalan dengan terburu-buru, wajahnya terlihat panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio berjalan dengan terburu-buru, wajahnya terlihat panik. Saat sampai di fakultas kedokteran, Rio langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari Putri. Sampai akhirnya dia menemukan Putri yang sedang duduk di kursi depan kelasnya bersama Hanin.

"Assalamualaikum." Ucap Rio sambil mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Waalaikumsalam" Jawab mereka serentak.

"Loh Rio ada apa, ko kamu kesini?" Tanya Putri.

"Put, Fahri sakit."

"Apa??"

Gurat kekhawatiranpun terlihat di wajah Putri.

"Tadi dia ngabarin gue kalau dia gak bisa masuk kelas karena sakit. Terus yang gue tahu orang tuanya lagi ke Jepang, gue hawatir dia gak ada yang jagain Put. Gue juga gak bisa pergi kesana karena harus latihan basket buat tanding. Jadi lo bisa gak kesana buat jagain dia?" Jelas Rio panjang lebar.

Putri terdiam sejenak.
"Aku pengen banget pergi, tapi gimana." Batin Putri.

"Gue mohon lo jangan mikirin masalah kalian dulu, yang lebih penting sekarang yaitu keadaan Fahri, dia lagi butuh lo sekarang." Ucap Rio seolah tahu apa yang sedang Putri cemaskan.

"Rio bener Put, kamu gak usah mikirin masalah kalian dulu, masalah itu bisa kalian beresin nanti, sekarang lebih baik kamu ke rumahnya buat cek keadaan dia." Ucap Hanin mencoba meyakinkan.

"Ya udah kalau gitu aku pergi sekarang. Makasih yah Rio buat infonya. Aku pergi, assalamualaikum"
Dengan tergesa-gesa Putri pun langsung meninggalkan kampus menuju rumah Fahri dengan menggunakan mobilnya.

"Waalaikumsalam."

"Semoga dengan ini lo sama Fahri bisa baikan Put." Batin Rio.

"Lo gapapa kan Rio?" Tanya Hanin saat melihat Rio menatap kepergian Putri dengan wajah sendu.

"Gue gapapa ko." Lirih Rio.

"Aku udah tahu yang sebenarnya, Putri tadi udah cerita semuanya. Lo yang sabar yah." Ucap Hanin yang hanya diangguki oleh Rio.

"Makasih yah, ya udah gue mau latihan basket dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam."

Mobil Putri sudah berada di halaman rumah Fahri. Dengan ragu-ragu dia pun memencet bel rumah Fahri, dan tidak lama kemudian pintunya pun terbuka.

"Assalamualaikum bi" Ucap Putri saat melihat Bi Inah yang merupakan asisten rumah tangga di rumahnya Fahri.

"Waalaikumsalam non, non pasti mau ketemu den Fahri kan. Sejak semalem den Fahri demam non, tadi pagi bibi udah bujuk dia buat makan tapi den Fahri gak mau makan. Malah sekarang den Fahri ngunci pintu kamarnya dari dalem, bibi takut terjadi apa-apa sama den Fahri." Ucap Bi Inah yang begitu panik.

Hatiku Tertambat, Cintaku Tumbuh [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang