Taeyong mendengus pelan seraya menatap jam pada pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu si lelaki berlesung pipi di taman fakultas yang telah mengatur janji untuk pulang bersamanya sore ini. Siapa lagi kalau bukan Jaehyun Jayantaka Pradana. Namun, hingga jarum jam hampir menunjuk ke angka lima, sosok itu belum tampak batang hidungnya.
Disaat seperti ini Taeyong merasa menyesal karena tak memberi nomor ponselnya pada Jaehyun. Selain karena lelaki berlesung pipi itu tak pernah terang-terangan meminta, Taeyong pun memiliki gengsi yang tinggi.
Dan meruntuhkan gengsinya bukan perkara mudah.
Satu-satunya kontak Jaehyun yang Taeyong miliki hanya akun Twitter dengan jumlah pengikut lebih dari tujuh ribu. Namun, sedari tadi Jaehyun tak kunjung membalas pesannya. Ada dua kemungkinan dibalik hal itu.
Pertama, Jaehyun tak mengaktifkan data seluler karena sedang ada kelas tambahan atau mungkin rapat himpunan.
Kedua, Jaehyun tak memiliki kuota dan melupakan janji dengannya.
Menghembuskan napasnya kasar melalui mulut, Taeyong memilih untuk mengirimkan pesan spam kepada si lelaki berlesung pipi untuk terakhir kali.
Taeyong
Jaehyun
Jadi gak?
Kalau gak, aku duluan
Mimih udah nunggu
Jae?
Aku pulang duluan ya?Taeyong memandangi layar ponselnya selama beberap detik. Jaehyun tak kunjung membaca pesannya. Alhasil ia pun memasukkan layar persegi itu pada saku celana sebelum melangkahkan kaki menuju jalan utama di depan fakultasnya.
Namun, sebelum Taeyong meneruskan langkah kaki menuju gerbang pintu keluar kampus, ia seketika mematung ditempatnya sejenak. Mata Taeyong memicing ketika ia tak sengaja melihat sosok yang sedari tadi ditunggunya tengah bercengkerama di taman fakultas Ilmu Komunikasi. Jaehyun tertawa bersama teman-temannya dengan salah seorang lelaki manis dengan iris hazel bergelayut pada lengannya.
Oh, mungkin itu pacarnya.
Tidak heran jika Jaehyun melupakan janjinya siang tadi.
Dia sedang bersenang-senang.
Taeyong menipiskan bibir seraya mengingat kembali ucapan sang sepupu padanya beberapa waktu lalu. Mungkin benar kata Doyoung, Jaehyun tipikal laki-laki yang harus ia labeli dengan kalimat 'hati-hati' di kening.
Mengangkat bahu acuh, Taeyong kembali melirik ke arah taman fakultas Jaehyun untuk terakhir kali dan mendapati si lelaki berlesung pipi tengah menghisap sebatang rokok. Ia lantas menggeleng pelan sebelum meninggalkan tempatnya berdiri saat ini.
Di tengah-tengah perjalanannya menuju gerbang pintu keluar kampus, ponsel Taeyong tiba-tiba berdenting berkali-kali. Dengan rasa malas yang sudah terlanjur menghinggapi batin, ia mengeluarkan benda itu dari saku celana dengan rasa enggan mendominasi.
Taeyong menautkan alis saat melihat notifikasi dimana seseorang yang tak ia kenali mengirim pesan padanya di Twitter. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan sejenis. Jika bukan teman angkatan yang ingin berkenalan, maka sosok itu adalah senior keganjenanㅡ jika kata Doyoung.
Yugyeom
Yong
Ini aku Jaehyin
*Jaehyun
Kamu dimana?
Maaf aku baru selesai rapat
Hape aku mati
Aku baru bisa minjem
Hape temen
Yong
Balas please
Maafin aku
😭😭🙏🏻🙏🏻
Yong kamu udah pulang?
Yong 😭
Y
O
N
G
Cuma di read dong
Kamu marah?
😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Before we begin anything, there's a lot of stories the world should know about us❞ LOCAL AU | HURT/COMFORT | NC-17 | INTROSPECTIVE Jaehyun Jayantaka Pradana, seorang mahasiswa di Universitas Biantara yang nyaris memiliki segala harapan dari setiap...