Jaehyun melebarkan senyuman ketika dosen yang sedari tadi menjelaskan materi tentang nilai berita, 5W + 1H, serta kaidah lain dalam penulisan jurnalistik akhirnya menutup perkuliahan. Ia menatap jam pada pergelangan tangannya sejenak, kurang dari tiga puluh menit lagi janjinya untuk bertemu dengan Taeyong di depan FEB lalu pulang bersama akan tiba. Semangatnya kian menggebu-gebu kala si pria paruh baya berkacamata dengan gagang tebal yang sudah berdiri di depan kelas sejak dua jam lalu meninggalkan ruangan.
Buru-buru Jaehyun bangkit dari kursinya, hendak berlari keluar dari kelas lalu menunggu sang pujaan hati di gedung fakultas tetangga. Namun, sebelum sampai di setengah perjalanannya untuk meninggalkan ruangan, seseorang tiba-tiba memekik. "Jae, kamu mau kemana?!"
Jaehyun menghentikan langkahnya sejenak untuk menoleh. Ia menyengir pada lelaki manis sekaligus sumber pekikan tadi; Jungwoo. "Mau pulang, Woo."
"Loh, kamu enggak ikut rapat?" Jungwoo menautkan alis. "Minggu depan kan kita udah mulai persiapan buat ulang tahun Himpunan."
Lelaki berlesung pipi itu menepuk jidat. "Astaga," ia bergumam. "Iya, aku lupa."
"Ya udah, kita ke sekretariat sekarang yuk!" Jungwoo menoleh pada Bambam juga Yugyeom yang masih terduduk di kursinya masing-masing. "Eh, kalian berdua. Ayo!" Katanya seraya menarik lengan kedua temannya itu.
Jaehyun diam-diam merasa panik. Ia pun merogoh saku celana, hendak mengeluarkan ponselnya. Namun sebelum ia mengeluarkan benda persegi itu, Jungwoo lebih dulu menariknya keluar dari kelas.
"Woo, bentar. Aku mau ngabarin seseorang dulu," kata Jaehyun saat Jungwoo masih menyeretnya menuju sekretariat himpunan.
Jungwoo mendelik. "Entar aja, Jae. Rapat dimulai lima menit lagi," katanya lalu mendengus. "Emang kamu mau kita dihukum seangkatan lagi gara-gara telat?"
Hanya helaan napas pasrah yang keluar dari indera penciuman Jaehyun. Ia semakin gelisah saat memikirkan Taeyong. Lelaki manis itu mungkin telah selesai dengan kelasnya, seperti dirinya.
Sesampainya di sekretariat, Jaehyun meneguk ludah kasar saat melihat kakak tingkat bertampang sangar dan datar telah berdiri di depan teman-temannya yang lain. Meskipun di luar forum senior-seniornya itu sangat ramah nan baik hati, namun Jaehyun tak bisa menampik jika dalam rapat seperti sekarang, tak ada raut bersahabat di wajah mereka.
"Punten, A'. Kelas kami baru selesai," kata Jungwoo saat merasa jika sang senior mulai menatap ia, Jaehyun, Bambam juga Yugyeom dengan tatapan penuh tanya.
"Mangga," ucap salah satu senior pria dengan rambut hitam. Orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan A' Jinyoung.
"Semuanya udah datang, belum?" Satu lagi senior pria bernama Baro menyita perhatian mahasiswa baru sekaligus anggota Himpunan baru yang telah berkumpul.
"Kayaknya semua anggota baru udah pada datang deh, A'." Jawab Joy, salah satu senior wanita bertampang rupawan di Fakultas Ilmu Komunikasi namun disebut-sebut lebih macho dari teman prianya.
Jinyoung selaku ketua Himpunan juga pemimpin rapat mengangguk. "Oke, kalau gitu kita mulai rapatnya sekarang ya," katanya.
Sementara itu, Jaehyun yang terduduk di tengah-tengah peserta rapat lain menghela napas gusar. Ia mencuri-curi pandang ke arah A' Jinyoung yang sedang membuka rapat lalu merogoh saku celana penuh kehatian-hatian.
Lelaki berlesung pipi itu kemudian membuka akun Twitternya lalu mencari nama pengguna Taeyong untuk ia kirimi pesan. Namun, saat ia baru mengetik kata 'Taeyo' ponsel pintarnya seketika mati. Holy shit!
Jaehyun kemudian melirik Yugyeom yang duduk disebelahnya lalu berbisik. "Gyeom."
"Naon?" Tanya Yugyeom tanpa mengalihkan pandangan dari si kakak tingkat bertampang manis namun sangar; Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Before we begin anything, there's a lot of stories the world should know about us❞ LOCAL AU | HURT/COMFORT | NC-17 | INTROSPECTIVE Jaehyun Jayantaka Pradana, seorang mahasiswa di Universitas Biantara yang nyaris memiliki segala harapan dari setiap...