18. Jadian

4.3K 753 273
                                    

"Iya, bentar!"

Taeyong memekik dari arah ruang tamu saat pintu utama tak henti-henti diketuk dari luar. Ia kemudian bergegas membukanya hingga mendapati si lelaki berlesung pipi berdiri sembari tersenyum sumringah.

"Eh, aku dibukain pintu sama pacar." Goda Jaehyun. "Mimih mana, Yang?" Tanyanya seraya mengusap puncak kepala Taeyong.

Mendelik tajam, Taeyong mendesis lalu menepis tangan Jaehyun dari kepalanya. "Apaan sih." Gumamnya sebelum melipat lengan. "Kamu ada janji apa sama Mimih?"

Jaehyun terkekeh. "Enggak ada janji apa-apa sih, tapi tadi Mimih nyuruh aku kesini jam setengah delapan pagi."

Taeyong menautkan alisnya heran. Pasalnya saat sarapan tadi, Mimih menitip pesan padanya agar ia membersihkan rumah. Wanita paruh baya itu juga berkata jika ia memiliki janji dengan Jaehyun.

"Oh, ya udah. Masuk gih, Mimih ada di ruang tengah." Kata Taeyong lalu memberi jalan untuk Jaehyun agar masuk ke dalam rumah.

Lelaki berlesung pipi itu pun melangkah lebih dahulu hingga sampai di ruang tengah. Ia kemudian memanggil Mimih dengan nada antusias saat mendapati si wanita paruh baya tengah terduduk pada sofa.

Jaehyun menghampiri Mimih dan berakhir duduk disebelahnya. Sementara itu Taeyong yang baru saja sampai di ruang tengah lantas melebarkan mata kala mendapati si lelaki berlesung pipi memeluk Ibunya dari samping.

"Anak sulung Mimih kayaknya lagi seneng banget." Kata si wanita paruh baya diikuti kekehan pelan. Ia kemudian mengusap bahu Jaehyun saat pelukan lelaki berlesung pipi itu terlepas. "Ada kabar baik, ya?" Tanyanya.

Taeyong ikut mendaratkan bokong pada salah satu sofa tunggal yang berada disisi kanan Mimih dan Jaehyun. Hatinya seketika menghangat saat mendengar Ibunya menyebut si lelaki berlesung pipi sebagai anak sulung. Kedekatan Jaehyun dan Mimih pun semakin hari kian bertambah.

"Iya, Mih. Jaehyun bawa kabar baik." Katanya lalu melirik Taeyong sekilas. Ia kemudian kembali memandangi Mimih sebelum berkata. "Mau tau kabar baiknya enggak, Mih?" Tanyanya dan dibalas anggukan oleh si wanita paruh baya. "Jaehyun sama Taeyong udah jadian loh."

Kedua bola mata Taeyong seketika melebar. Ia menatap Jaehyun tak percaya sebelum menggulirkan pandangannya ke arah Mimih seraya menggeleng kuat. "Enggak, Mih."

"Yong, bohong itu dosa. Apalagi bohongnya sama orang tua." Sela Jaehyun lalu mengaitkan lengannya dengan milik Mimih. "Lagian Mimih ngerestuin kita kok. Iya kan, Mih?" Tanyanya dan dibalas anggukan juga senyuman dari si wanita paruh baya.

"Dih." Taeyong mendengus. "Sejak kapan aku jadi pacar kamu?"

Jaehyun sontak menjatuhkan bahu. "Loh, semalam kan kamu ngasih tahu Jungwoo kalau kamu itu pacar aku." Ia mengerucutkan bibir sejenak. "Masa lupa sih, Yong?"

"A-aku kan cuma bercanda." Kata Taeyong sedikit terbata saat netranya tak sengaja bertubrukan dengan manik gelap Mimih. Sang ibu mengerling nakal hingga membuatnya salah tingkah. Jaehyun benar-benar menyebalkan ketika sudah ceplas-ceplos seperti sekarang.

"Enggak bisa gitu dong, Yong." Jaehyun memelas. "Aku udah baper sampai ke DNA nih. Masa yang semalem cuma bercanda? Kamu harus tanggung jawab pokoknya."

"Kok aku?" Taeyong menautkan alisnya kesal. "Lagian kamu juga enggak pernah nembak aku semalam."

"Yong, kamu mau enggak jadi pacar aku?" Tanya Jaehyun secara spontan hingga Taeyong dibuat menganga.

Meski sejak semalam Taeyong merasa kesal sebab Jaehyun tak kunjung menanyakan hal itu sekali lagi padanya sebelum pulang ke kostan, namun ia juga tidak ingin semuanya justru terjadi seperti sekarang. Jaehyun menyatakan perasaan di depan Ibunya. Secara langsung tanpa perantara!

Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang