Jaehyun dan Taeyong berdiri berdampingan beberapa langkah dari tempat tidur. Sesekali saling melirik kala merasa jika saat ini mereka seperti tersangka kejahatan yang tertangkap basah. Bambam, Yugyeom, Mingyu, Dukyeom dan Jungwoo yang duduk berjejeran di atas ranjang pun tak henti-henti memandangi sepasang kekasih itu dengan tatapan mengintimidasi.
"Iya, aku sama Taeyong udah pacaran." Jaehyun angkat bicara setelah dibombardir dengan pertanyaan oleh sahabat-sahabatnya sejak di ruang tamu hingga kini mereka semua telah berkumpul di dalam kamar.
"Kita berdua resmi jadian sejak tiga bulan lalu." Sambungnya. "Aku sama Taeyong sepakat untuk enggak cerita hal ini sama orang lain terlebih dahulu. Bukan karena kita berdua enggak menganggap kalian penting..." Ia menjeda kalimatnya sejenak.
"Tapi kalian tahu sendiri kan gimana pandangan orang-orang di kampus tentang aku sama Taeyong? Apalagi setelah aku nembak dia di depan dekannya."
Jaehyun menghela napas. "Terus kalau kalian tiba-tiba keceplosan gimana? Jujur, aku sama Taeyong belum siap kalau hubungan kita berdua terekspos." Katanya. "Apalagi Yugyeom, yang bar-bar nauzubillah."
"Astagfirullah, Je. Aku teh turut berbahagia tulus dari dalam jiwa karena akhirnya Taeyong mau jadi pacar kamu." Sela Yugyeom. "Tapi kok kamu malah nyakitin perasaan aku?" Candanya.
"Tapi yang Jeje bilang emang fakta sih." Timpal Dukyeom yang langsung dihadiahi pukulan pada bahunya oleh Yugyeom.
"Oke, alasan diterima." Bambam menyeringai. Ia menyipitkan mata seraya menaik turunkan alis sebelum berkata. "Cie... Yang udah enggak jomblo."
"Cie... Yang udah jadi pacarnya Taeyong Narendra." Mingyu menambahkan lalu tergelak. "Yong, Yong, tahu enggak? Sebelum Jaehyun tahu nama kamu dulu, dia selalu nyebut kamu ubin mesjid loh."
"Gyu!"
Jaehyun mendengus gusar. Ia sudah bisa menebak respon teman-temannya ketika telah tahu hubungan antara dirinya dengan Taeyong. Sangat kacau. Bisa-bisa semua aibnya akan terbongkar dihadapan sang kekasih.
Sementara itu, Taeyong yang sedari tadi menahan malu di depan lima teman terdekat kekasihnya hanya mampu tersenyum. Ia menunduk dengan pipi yang entah sejak kapan telah memanas dan menjalar hingga ke telinga.
"Selamat ya." Ucap Jungwoo yang berhasil menarik perhatian Taeyong. Lelaki bermata cokelat gelap itu tersenyum ke arahnya.
"Makasih, Woo." Jaehyun berkata lalu merangkul pundak kekasihnya sejenak seraya berucap. "Karena kalian udah tau hubungan aku sama Taeyong, aku boleh minta tolong satu hal enggak?"
"Tenang aja, kita bakal bantu kalian jaga rahasia ini untuk sementara kok." Mingyu menginterupsi. Menebak jika Jaehyun akan mengatakan hal serupa. "Kita juga bakal ngawasin Yugyeom, biar enggak bar-bar."
Jaehyun mengangguk. "Aku percaya sama kalian." Katanya. "Tapi ada satu hal lagi yang pengen aku minta. Boleh?"
"Apa tuh, Jae?" Tanya Bambam.
Taeyong pun dibuat penasaran. Ia menatap wajah kekasihnya dari samping hingga Jaehyun menoleh sejenak lalu tersenyum lembut padanya. Senyum yang begitu menenangkan namun justru membuat degupan dibalik dadanya menggila.
Jaehyun kembali menatap sahabatnya satu persatu. Keheningan seketika memenuhi kamar kos itu akibat raut wajah si lelaki berlesung pipi yang tiba-tiba berubah menjadi sangat serius.
"Tolong jaga Taeyong, ya."
Ucapan Jaehyun membuat sang empu nama refleks terbelalak. Taeyong tak mampu mengeluarkan sepatah kata karena melawan keterkejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Before we begin anything, there's a lot of stories the world should know about us❞ LOCAL AU | HURT/COMFORT | NC-17 | INTROSPECTIVE Jaehyun Jayantaka Pradana, seorang mahasiswa di Universitas Biantara yang nyaris memiliki segala harapan dari setiap...