Jaehyun menghela napas panjang sebelum duduk pada meja makan di rumah sahabatnya, Yugyeom. Semalam, ia harus menemani pria berbadan atlet lari namun berjiwa Hello Kitty itu menjaga rumahnya. Ayah dan Ibu Yugyeom bertandang ke Semarang, menghandiri pernikahan kerabat mereka disana. Alhasil, sang sahabat yang tak boleh izin kuliah harus menjadi penjaga sekaligus pembantuㅡbisa disebut babuㅡdi rumah sendiri untuk beberapa hari.
Ia kemudian diam-diam memikirkan isi pesan Taeyong semalam. Entah siapa yang disebut lelaki manis itu sebagai kekasihnya. Selama ini Jaehyun merasa memperlakukan semua teman-teman fakultasnya sama rata, tidak ada istilah perlakuan spesial hingga orang lain bisa salah paham.
Namun Taeyong justru menuduhnya tengah bermanja-manja dengan pacarnya.
"Euy! Masih pagi udah ngelamun!" Yugyeom berseru seraya menghampiri meja makan. Ia kemudian meletakkan dua piring nasi goreng diatas meja sebelum duduk di samping sahabatnya. "Aya naon? Kok cemberut gitu?"
"Gyeom, emang selama ini aku kelihatan deket sama seseorang di kampus ya?" Tanya Jaehyun.
Yugyeom menjawabnya dengan anggukan sebelum melahap nasi goreng buatannya sendiri. Ia kemudian menggelengkan kepala seraya tersenyum bangga karena masakannya benar-benar terasa sempurna di lidahㅡmenurutnya.
"Enggak cuma seseorang, Jae. Tapi banyak orang," kata Yugyeom disela-sela mengunyah nasi gorengnya.
Jaehyun berdecak. "Maksudnya deket kek... Aku sama dia udah pacaran gitu," katanya agar Yugyeom tak salah kaprah.
"Oh," Yugyeom menoleh pada Jaehyun. "Ada."
"Siapa?"
"Taeyong."
Jaehyun hanya mampu menghela napas pasrah lalu mengacak rambutnya. Bertanya pada Yugyeom sungguh tidak ada gunanya. Tapi setidaknya sang sahabat membuat ia tersenyum karena menyebutnya terlihat sudah berpacaran dengan Taeyong Narendra.
Setelah menghabiskan sarapannya, Jaehyun kemudian bangkit dari kursi lalu masuk ke kamar Yugyeom. Ia pun membersihkan diri di kamar mandi sang sahabat meski jam masih menunjuk angka tujuh pagi. Hal yang sangat jarang bagi seorang Jaehyun Jayantaka Pradana ketika tidak ada jadwal mata kuliah seperti sekarang.
Lelaki berlesung pipi itu kemudian mengganti pakaiannya dengan baju yang ia bawa dari kost ke rumah Yugyeom semalam. T-Shirt hitam polos dan jeans berwarna senada telah melekat pada tubuhnya, dan pelengkap penampilannya hari ini tentu saja jaket denim kesayangan yang selalu ia bawa ke laundry dua hari sekali.
"Je, kamu udah mau balik ke Dago?" Tanya Yugyeom heran saat melihat sahabatnya berjalan keluar dari kamar. Wangi parfum Jaehyun yang manis seperti buah namun juga kuat dan maskulin layaknya pengharum kesukaan pria pada umumnya lantas menusuk indera penciuman Yugyeom kala lelaki berlesung pipi itu berjalan ke arahnya.
"Belum," Jaehyun berdecak. "Kamu kan pengen ditemenin sampai besok lusa, Gyeom. Apa aku udah diusir nih?"
"Ya enggak," Yugyeom melipat lengan. "Terus kamu teh mau kemana pagi-pagi gini?" Tanyanya heran. Jangan sampai Jaehyun lupa jika hari ini mereka tidak ada jadwal kuliah, pikirnya.
"Nganterin Taeyong ke kampus," Jaehyun menaik turunkan alis. "Aku minjem motor kamu ya, Gyeom?" katanya lalu mengangkat tangan kanannya yang telah menggenggam kunci motor sang sahabat. Ia menyengir kuda sebelum berlalu meninggalkan Yugyeom yang hanya mampu menggelengkan kepala seraya tersenyum.
Lelaki berlesung pipi itu kemudian mengeluarkan motor Yugyeom dari kandangnya sebelum melajukan kendaraan pribadi sahabatnya itu menuju rumah Taeyong. Sama-sama tinggal di kecamatan Sukajadi membuat Jaehyun dapat dengan mudah bertemu dengan Taeyong ketika berada di rumah Yugyeom. Jarak rumah keduanya pun hanya memakan waktu perjalanan kurang dari sepuluh menitㅡjika di depan Pasar Sederhana tidak macet parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Before we begin anything, there's a lot of stories the world should know about us❞ LOCAL AU | HURT/COMFORT | NC-17 | INTROSPECTIVE Jaehyun Jayantaka Pradana, seorang mahasiswa di Universitas Biantara yang nyaris memiliki segala harapan dari setiap...