JIKA SUKA VOTMET YA 🌟 HAPPY READING... Hari ini double up
Adel membuka pintu kamar Safira lalu berlari menuju kasurnya. Satu tangannya menarik rambut Safira. Siapa tau ini mimpi?
"Sakit, bego! Jangan tarik rambut gue!" Safira berteriak menghempaskan tangan Adel dari rambutnya. Ia mendorong Adel kuat hingga gadis itu hampir jatuh.
"Berarti aku nggak mimpi, aduh... senangnya." Adel menangkup kedua pipinya sambil berguling.
Safira menaikkan alisnya. "Kenapa? Tumben banget bahagia gitu, emang sih lo selalu senyum nggak jelas, tapi ini kegilaannya bertambah."
Adel manyun, benar-benar pedas. Jika nanti Safira duduk bersebelahan dengan calon suami masa depannya. Di pastikan Safira yang menang, karena nyatanya Rizky kalo bicara pasti ada manisnya dulu.
"Suami aku ngajak kencan, malam ini!" seru Adel ia bangun dari posisinya lalu menarik tubuh Safira. Posisi keduanya kini sangat dekat. "Kamu sekarang jomblo. Emm... mau ikut? Siapa tau nanti butuh, kan?" Adel terkekeh muka Safira memang lucu saat dirinya menahan kekesalan.
"OGAH! LEBIH BAIK GUE TIDUR," teriaknya menyentil kening Adel kuat. Amit-amit ia harus menjadi nyamuk. "Sejak kapan lo pacaran sama Rizky, Iki, itu? Jangan-jangan lo pelet lagi."
Adel mengelus dadanya. Sabar di sayang Tuhan.
"Aku juga nggak tau. Tapi lebih baik, kan? Waktu empat bulan aku bisa dapetin hati Kak Rizky. Nanti kita adain syukuran." Adel tersenyum lebar.
Gila.
Safira diam mengamati Adel dari atas sampai bawah. Masih memakai seragam.
"Kenapa lo masih pakai seragam? Dan jasnya itu harus di copot, lo sama aja jelekin sekolah kita." Safira menepuk jidatnya. "Dua jam sebelumnya lo ngapain?"
Adel tertawa keras, jika di tanya apa yang membuatnya bahagia cukup melihat tampang muka Safira yang marah.
"Tadi itu aku ke panti dulu buat bantu-bantu, cape kalo ganti pakaian jadi yaudah sekalian di rumah kamu aja. Kan, semua barang aku ada di rumah kamu," sahut Adel di sela tawanya.
Safira merasa rumahnya tempat pengungsian.
"Pantas," gadis itu menepuk-nepuk bantalnya yang baru saja di peluk Adel. Tatapannya menajam.
"Pantas kenapa?"
"Dari tadi bau. Mandi dulu kali. Ini mau magrib." Safira berucap sarkas sembari mengibaskan tangannya.
"Tapi ak---"
"Katanya mau kencan, untuk itu lo harus cantik. Yang ada nanti Kak Rizky malam muntah liat wajah lo yang mirip gembel," potong Safira cepat.
Adel mendelik ia turun dari ranjang meraih handuk yang selalu tergantung di samping meja rias.
"Hari ini aku mau yang simple aja," ucap Adel sebelum memasuki kamar mandi.
Safira bertopang dagu ia mengangguk patah, moodnya luar biasa buruk apalagi saat bersama Bian tadi.
"Aku mau tanya?" Adel berbalik badan, memandang Safira lekat-lekat. "Kamu nangis ya? Matanya bengkak gitu, jarang seorang Safira nangis. Kalo kamu nangis itu pasti hal yang bikin kamu sakit banget."
Safira tertegun sebentar, refleks kedua tangannya menutup mata. "Gue nggak nangis!" tegasnya.
"Terus kenapa gugup."
"Jangan ngomong mulu, Adelia. Lo mandi terus makan baru kencan sama cowok versi galak yang lo taksir itu."
"Awas ya! Kalo kamu sembunyiin rahasia dari aku. Aku aja selalu terbuka. Kita ini hampir lima tahun sahabatan jadi awas kalo kamu main rahasian," ancam Adel, matanya memincing pada Safira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rizky dan Adelia [END]
Любовные романы[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, ADA PART YANG DIPRIVAT] Rizky akan menjauh jika bertemu Adelia Adelia mendekat jika Rizky menjauh Prinsipnya jika cewek 'di kejar bukan mengejar' dia hapus dalam coretan hidup Hidupnya berporos pada Rizky, kebahagiaan, ta...