Dinner

799 102 153
                                    

JIKA SUKA VOTMET YA 🌟HAPPY READING...KALO ADA TYPO KASIH TAU YA ✔

Naufal terus menarik tubuh Adel membawanya memasuki pekarangan rumah Rizky setelah pagar itu terbuka, seperti kejadian di sekolah tadi gadis itu terus berontak.

"Hadeh, jangan terlalu lebay juga, Lia. Pilar itu bisa nangis karena terus lo pegang," ucap Naufal.

Kembali lagi Adel pasrah, cowok yang selalu bisa memikat para kaum hawa hanya dengan satu kali senyuman dan gombalan receh darinya.

"Kalo Papa gue liat cara gue bawa lo kaya gini pasti dimarahin." Naufal bergumam. Ia beralih menautkan jemarinya pada Adel.

"Aku pengen balik."

"Ini tugas dari Rizky, lo kenapa tiba-tiba gak mau ketemu dia? Pengen jauhan."

Adel mendengus kuat. Haruskah ia masuk ke rumah mewah ini sekarang. Memang semua keluarga calon suami masa depannya itu sangat baik, tapi bagaimana caranya ia melupakan adegan manis kemarin.

"Aku, kan, belum izin sama wali kelas nanti tanpa keterangan lagi! Semester ini aku banyak banget bolos, mana udah kelas dua belas lagi ... jadi nanti pas pulang sekolah aja ya? Oke, aku pergi," jawabnya.

"Sejak kapan lo serius yang namanya sekolah." Naufal tertawa pelan, memandang Adel dari atas sampai bawah. "Makin hari lo makin cantik plus manis, nanti gue tawarin buat jadi istri kedua gue. Mau nggak?"

Adel menirukan orang muntah. Tarikan Naufal hampir saja membuatnya terjatuh ia sudah kalah, sedari tadi memang terus menuruti. Keduanya memasuki rumah Rizky lebih dalam. Di arah dapur terlihat ramai.

"Gue ke sana dulu. Duduk tenang, jangan lari!" peringat Naufal.

"Iya."

"Soal wali kelas lo tadi udah gue kasih tau kok. Nama gurunya Ibu Reda, kan?" tanya Naufal, satu kata untuk Adel sekarang tidak ada semangat sama sekali.

Adel kaget dengan perlakuan Naufal yang tiba-tiba sudah memperpendek jarak, netra itu memandangnya lekat.

"Mau di cium dua kali gak?"

"Najis!" teriak Adel mendorong kening Naufal kuat lalu menendang kakinya.

Naufal terbahak ia memaksakan tubuh Adel untuk bersandar di punggung sofa ingin lebih melihat nyali gadis itu yang sudah ketakutan. Baru sadar bahwa pacar adiknya ini ternyata menggemaskan.

"Gue malah tertantang, nih!" Naufal mengusap bibir Adel dengan jarinya, bukan hanya itu ia dapat melihat seseorang di belakang Adel kini tengah menatapnya tajam.

"B- bentar lagi... Kakak mau jadi pengantin." Gugup Adel terpojok.

"Apa hubungannya?"

"Nanti Kak Ratna marah."

"Dia bilang gue boleh punya istri empat, terus gilirannya nanti lo ya?"

Adel tertegun merasakan rambutnya tengah diusap seseorang ia mendonggak baru sadar bahwa kini ada Rizky di dekatnya.

"Eh, yang punya rumah udah keluar." Naufal berdiri, sekarang ia dalam mode bahaya karena Rizky bersiap memberikannya pukulan mematahkan rusuk. "Gue pergi dulu, honey. Tawaran gue tadi masih berlaku."

Adel tersenyum miris, bagaimana mungkin Naufal meninggalkannya sendirian dalam situasi seperti ini.

Rizky mengulum bibir, berhadapan langsung dengan Adel dalam keadaan pipi gadis itu merona membuatnya harus tahan untuk tak mencium kedua kalinya. Ia berjongkok memegang kedua tangan Adel, tatapan keduanya beradu dalam perasaan masing-masing.

Rizky dan Adelia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang