Akur

644 80 119
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA 🌟 HAPPY READING

Keduanya memasuki dapur, bersamaan. Yang dilihat sama sekali tidak enak dipandang. Arka mengumpat lirih membuang pandang ke arah lain, sementara Rizky raut wajahnya jelas terkejut.

"Kalian berdua emang pengantin baru, tapi seenggaknya jangan ciuman didapur juga kali!" Arka setengah teriak.

"Pagi-pagi gue udah liat adegan di bawah umur. Untung si Ratna sadar kalo nggak itu tangan na--- AW, sakit gila," pekikan meluncur dari bibirnya, Rizky menatap tajam Arka sepertinya cowok yang matanya masih ada belek itu sengaja mengibarkan bendera perang.

Naufal mengatur napasnya, keromantisan ia dengan sang istri hancur seketika. Dengan gerakan gugup Ratna menjauh, rona merah terlihat.

"Sejak kapan kalian berdua di sini?" tanyanya.

Arka mengedikkan bahu ia menuju lemari pendingin di ikuti Rizky.

"Mau ngapain lo?"

"Minum."

"Gue dulu, ini rumah gue jadi si punya rumah lebih berkuasa." Entah sudah berapa kali Arka mengatakannya Rizky saja lupa.

Rizky bukanlah tipe orang banyak bicara, diam adalah caranya, tapi tidak untuk Arka kadang perkataan Arka sulit dibedakan antara bercanda dan serius jadi lebih baik ia terus bersabar.

"Bersihin dulu muka bantal lo itu. Gak malu sama Ardan? Kasian dia."

Rizky mencibir disaat bersamaan ketika Arka lengah ia langsung mendorong tubuh Arka hingga mundur beberapa langkah. Dengan buru-buru dirinya membuka kulkas, mengambil kaleng minuman bersoda terlintas dipikirannya nasehat Adel.

"Kita itu harus minum susu biar sehat."

"Susu? Gue gak punya susu." Rizky menggaruk tekuknya, gadis di sampingnya kini terlihat bercahaya... mungkin saking semangatnya karena sudah mendapatkan rezeki cogan dipagi hari.

"Lama-lama otak Kak Rizky ke balik kayaknya. Ini pasti terlalu banyak bergaul sama Kak Sate. Semoga gak jadi homo." Adel mengaminkan, dua detik selanjutnya mendapat hadiah jitakan.

"Gue haus dan berhak untuk minum, sekarang lo duduk dengan tenang. Terserah mau ngomong apa gue siap mendengarkan," sahut Rizky malas. Adel cemberut tidak ingin mengalah ia merebut kaleng minuman yang ada digenggaman Rizky.

"Pokoknya Kak Iki gak boleh minum yang ada warnanya. Harus air putih." Adel berdiri dari duduknya, berucap tegas kemudian menuju tong sampah kecil di sudut ruangan. "Karena itu sama sekali tidak sehat."

Arka hampir mengeplak kepala Rizky sebelum itu terjadi sang korban sudah tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?"

"Gue kira lo kerasukan tadi."

"Tenang, gue nggak takut namanya hantu kecuali valak."

Arka terima saja saat Rizky memberikan kaleng minuman itu padanya walaupun sempat bingung. Ada yang aneh, pikirnya. Sudah beberapa hari ini mantan sohibnya sejak tinggal satu atap bersamanya sering melamun persis sepeti orang galau yang gagal nikah atau di tolak gebetan.

Sementara Naufal melirik sebentar. Ia terlalu malas untuk jadi pawang dengan gerakan cepat tanpa disadari Naufal menarik tangan Ratna membawanya keluar dapur.

"Ke mana?" bisiknya.

"Lanjutin, beb. Aku semangat!" Naufal tertawa. Mencium sekilas pipi Ratna, dulu pasti setelahnya ia akan mendapatkan pukulan tapi sekarang beda justru dirinya melihat hal menggemaskan dari sisi lain sang istri.

"Lo mau ke mana?"

"Ke kamar lah gue punya bini." Rizky memutar bola matanya, detik kemudian ia mengulurkan tangannya di hadapan Arka.

"Gue minta maaf atas kesalahan gue baik dari masa lampau atau sekarang... ya, sebenarnya lo juga sih yang salah. Terlalu berlebihan seakan gue ba---"

"Apa lo ikhlas minta maaf sama gue?" Arka memotong cepat. "Mana Rizky yang terlalu langka hanya bilang kata maaf," sambungnya. Cuek Arka membiarkan tangan Rizky menggantung diudara.

"Terserah. Yang pasti gue udah minta maaf... dimaafin atau gak itu bukan urusan gue." Rizky tersenyum masam berlalu pergi meninggalkan Arka.

****

Nayang masih setia memasang tampang cemberut. Keinginannya cukup satu pada Arka hari ini yaitu bersikap baik dan menghilangkan sifat noraknya baik pada Naufal, Rizky bahkan Ratna sekalipun.

"Sejak dia dateng... kita sering berantem," katanya.

"Jangan pernah disangkut pautkan dengan orang lain," sahut Nayang kesal.

Arka jadi lemas sendiri ia balik memandang Nayang penuh harap kalau begini memang harus dirinya mengalah. "Oke, kalo gitu apa yang harus saya lakukan untuk, nona!"

"Terserah, mau ngapain."

"Hem." Arka berdiri dari duduknya menghampiri ketiga orang itu yang asik menonton acara gosip.

Naufal menaikkan alisnya memberikan ruang pada Arka untuk duduk, rangkulannya terhadap Ratna langsung ia lepaskan.

"Lo berdua ngapain di sini? Kenapa nggak di kamar?" tanya Arka suaranya masih terdengar sinis.

"Kalo tujuan lo pengen bicara sama dia, gak usah basa-basi dulu kek gue," balas Naufal telunjuknya mengarah sosok cowok berada di depannya.

Arka berdecak pelan, jempol kakinya ia arahkan pada pinggang Rizky membuat siempunya merasakan rasa geli. Menoleh, cowok berambut hitam lebat itu memberikan tatapan tajam.

"Gue mau bicara...," ucap Arka pelan.

"Sorry, lagi sibuk. Di sini aja bisa, kan? Tiga jam sebelumnya apa lo lupa udah usir gue." Rizky menguap, tangan kanannya ia kibaskan.

Arka tidak peduli.

"Ini penting. Berhubungan dengan kita kedepannya."

Seketika Rizky merinding. Perkataan Arka terdengar ambigu, sebentar Rizky melirik Naufal yang juga sedang menatapnya. Seolah sedang telepati Rizky manggut-manggut sambil mengulum bibir.

"Oke, mungkin ini awal sesuatu yang lalu berubah jadi baik." Rizky berdiri mengikuti Arka yang sudah berjalan duluan keluar rumah.

Siapa sangka kesalah pahaman itu akan terselesaikan untuk mereka berdua, bukan dengan orang lain. Dan Rizky ingin kedepannya ia ingin ke tahap serius terhadap gadis cerianya.


****


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN BIAR AR TAMBAH SEMANGAT 🌟🖒

Rizky dan Adelia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang