30

9 0 0
                                    

Dirumah sakit salma dan gozanda langsung masuk ke ruang rawat arum, disana arum tertidur dengan wajah yang pucat.

Salma memegang tangan arum dan duduk disamping brankar, salma menangis melihat kondisi putri tercantiknya

"bangun sayang, mama akan rawat arum sampai sembuh yaaa, kita berjuang sama-sama ya sayang" lirih salma

sedangkan gozanda menatap pilu dengan kedua wanita dihadapannya ini, hatinya merasa sakit ketika melihat putrinya selalu berjuang dalam melawan penyakitnya

"ma, mama tenang yaa kita sama-sama jagain arum, arum butuh kita jadi mama juga harus semangat jangan sedih gini"

"iya pa" ucap salma menatap suami yang amat ia sayangi senyuman teduh gozanda membuat salma merasa nyaman

"selamat siang dokter salma dan pak gozanda yang terhormat" ucap dokter ardian

"jangan berlebihan ardian, kamu sudah kami anggap anak, jangan terlalu kaku dan satu lagi saya sudah bilangkan, panggil papa dan mama" ucap gozanda

"hehheheheh iyaaa pa"

"bagus, oh ya kamu baru dateng ?"

"nggak pa, tadi ardian sama sahabatnya arum yang bawak arum kesini"

"emmm ardian, boleh mama tanya sesuatu ?"

"boleh, mama mau tanya apa ?"

"arum kenapa bisa gini"

"arum pingsan dirooftop ma, itu setau ardian"

"tap,,,,tapikan ngapain arum kesana ?"

"ardian juga nggak tau ma, nanti ardian cari tau ke sahabatnya arum"

"sahabat ?" tanya gozanda

"iya sahabat arum, si morin, raja dan raza"

"raja raza, mereka kembar ?"

"iya pa mereka kembar"

"sebentar" ucap gozanda menelpon seseorang
"kalian cari tau, anak sma allez yang namanya morin, raja dan raza, apakah mereka bersih ?"

"tenang aja pa, ardian yakin mereka orang yang baik dan juga deket banget sama arum"

"ardian, terkadang orang terdekat lebih pandai bermain belati untuk menusuk kita" jelas gozanda dan ardian hanya mengangguk menyetujuinucapan gozanda

"oh ya, kamu udah makan ?" tanya salma

"tadi udah sarapan kok ma, ketemu arum juga dikantin pagi tadi"

"itu kan pagi tadi, yaudah kita makan dulu ya, mama sama papa juga belum makan, kebetulan mama bawa makanan"

Ardian memang begitu dekat dengan keluarga gozanda, karena ardian merupakan sahabat bagas selama pendidikan kedokteran.

Selesai makan, dokter ilham masuk dengan diiringi 3 orang suster.

🐦🐦🐦

Sudah 5 hari kenan menunggu arum, setiap paginya kenan mendatangi kelas arum, berharap bahwa arum akan datang.

Kenan berdiri didepan pintu kelas arum, menatap kosong kearah bangku yang sering arum duduki, membayangkan arum tertawa dan melambaikan tangan padanya.

"masih hidup lo ternyata hah ?"
"heran gue, punya muka setebel apasih lo, punya nyawa berapa lo masih berani buat berharap dengan kehadiran arum" ucap raza yang baru datang disusul oleh morin dan raja

"za, gue cuma pengen tau arum dimana"

"bukannya lo yang ninggalin arum"

"za, gu,,,,"

"udah lah, seribu kali lo tanya dengan pertanyaan yang sama, jawaban gue bakal tetep sama juga"

Setelah mengucapkan itu raza, raja dan morin meninggalkan kenan dengan keterdiamannya

Dikantin

Kenan duduk dibangku yang sama, saat terakhir kali dia meninggalkan arum, ia mengingat hari dimana ia masih duduk saling berhadapan dengan arum.

"kenan, lo kok akhir-akhir ini suka banget ngelamun" ucap vani

"iya ken, lo nggak kasian liat yuna yang ikuttan murung setelah ngeliat perubahan lo yang jadi pendiem gini" ujar heru yang menatap rio yang sedang menemani yuna dimeja tepat di belakang mereka

"kalo ada apa-apa itu cerita ken, bukan dengan cara lo pendem gini, kita disini buat ngehibur lo"

"bener kata vani, kita udah temenan dari orok, lo kenapa sihh ken ?"

Kenan mengalihkan perhatiannya kepada vani dan heru, kenan menatap dengan wajah yang serius dan mata yang memerah

"maaf" hanya itu yang kenan ucapkan, setelah itu ia pergi meninggalkan kantin

Dirumah

"kenan, makan dulu yuukk sayang" ucap selvi yang berdiri didepan pintu kamar anak laki-lakinya

Selvi menatap punggung kenan, kenan berdiri dibalkon kamarnya menatap langit gelap,

"sayang" panggil joan

"kasian kenan pa" ucap selvi menahan tangisnya

"kita biarin kenan sendiri dulu yaa, dia butuh waktu sendiri dulu untuk saat ini"

"kita bantu cari arum pa"

"nggak semudah itu sayang"

"pa, mama nggak pernah liat kenan kek gini"

"kenan terlalu banyak menyakiti, dan saat dia mulai mencintai dia harus mulai membangun kepercayaan pada diri yang disakiti"

"papa bicara apaan sihh mama nggak ngerti" ucap selvi seperti anak kecil

"aduhh maa, maksud papa kenan sering nyakittin arum, nah pas kenan udah mulai suka sama arum, dia harus membuat arum percaya kekenan kalo kenan nggak akan sakittin arum lagi"

"ohhh gitu ya pa, mama akan selalu berdoa semoga kenan dan arum disatukan, dan akan selalu sama-sma" setelah mengucapkan itu selvi meninggalkan joan yang terdiam mendengar ucapan selvi istrinya.

Lama update nihh, maaf yaa
Dan author ucapin terima kasih banyak yang sudah baca,
Jangan lupa share ke temen-temen kalian yaaaaaaa

Supaya author semakin semangat buat nulis, dannnnn jangan lupa votenya dongggg

Pleaseeee

Terima kasihhh 😘😘

Help BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang