17

226 27 3
                                    

*****

"Gunakannsaja kartu kreditku dan VIP card milikku...jangan ganggu aku"

Pikiran Jihoon sedang berkecamuk memikirkan sosok yang dicarinya selama ini. Dia masih berpikir kalau Woojin masih membencinya karena dirinya sudah kotor. Dia meraih ponselnya yang ada di dekatnya itu. Ada lebih dari 20 panggilan dari Joy namun dia mengabaikannya. Juga 15 panggilan tak terjawab dari kekasihnya yang ada di Thailand itu. Rasanya dia ingin mengakhiri semuanya dengan Jisung. Dia tak ada rasa sama sekali pada Jisung. Dia terpaksa. Satu-satunya yang bisa membuatnya tenang dan lupa akan apapun adalah bir. Dia butuh minuman itu.

Lama dan dalam dia memandang dua kartu yang dilemparkan oleh dan juga adalah milik Woojin. Masih bersambung dengan Woojin pikirannya. Rasanya percuma saja dirinya pergi ke Spanyol jauh-jauh tapi Woojin tak menyambutnya. Gadis itu meraih kartu tersebut dan meraih jaket kulitnya juga ponselnya. Dia melangkah keluar kamar hotelnya sambil mencari sebuah klub malam di kota Barcelona yang dingin ini di ponselnya. Setelah berjalan 30 menit dari hotelnya,akhirnya dia menemukan klub yang sesuai dengan alamat yang tertera di google maps. Dia masuk kedalamnya lalu duduk di dekat bar nya.

"One bottle beer,please"

Bartender itu segera menyajikan sebotol bir dan gelas untuk Jihoon. Tanpa gelas dia langsung meneguk bir itu dari botolnya. Seakan kurang, gadis itu kembali memesan bir yang sama pada bartender. Sudah 2 botol bir dia habiskan dalam waktu singkat. Pikirannya masih berkecamuk dan dia masih membutuhkan minuman itu lagi dan lagi hingga pikirannya jernih kembali.

3 botol sudab ia habiskan. Namun sayangnya,Woojin masih menggerayangi pikirannya. Seakan tak mau pergo dari pikirannya,bayangan Woojin semakin jelas dan semakin menjadi di dalam pikirannya. Pikirannya tak bisa jernih sama sekali. Dia merasakan tubuhnya ada yang menggerayanginya. Seorang pria duduk di sampingnya dan mengelus punggung Jihoon lembut. Jihoon menepis tangan pria itu dan turun dari kursi. Dia melangkah keluar dari klub tersebut. Percuma saja dirinya datang kemari jika Woojin masih tak mau pergi dari pikirannya.

"Ya,aku memang kotor...aku terlecehkan...aku memang wanita malam...tak pantas denganmu yang berpendidikan tinggi dan suci"

Dirinya meracau saat melangkah kembali. Ada beberapa orang yang memperhatikan Jihoon bahkan menertawakannya karena racauan Jihoon menggunakan bahasa Korea. Sesampainya di hotel dia langsung merebahkan tubuhnya tanpa melepas jaket kulitnya dan sepatu nya. Matanya terpejam dan mulai tertidur lelap mungkin karena efek dari minum terlalu banyak hinggal mabuk seperti tadi.

*****

Woojin berkutat di depan laptopnya. Jemarinya menekan-nekan keyboard laptopnya sambil sesekali dia melihat kearah buku tebal di samping kanan laptopnya. Kacamata bertengger di hidungnya. Sesekali dirinya melakukan peregangan otot karena merasa lelah berada di depan laptop semalaman. Juga  dirinya merasa mengantuk. Tapi,tugasnya masih begitu banyak yang harus dia kerjakan. Rasa kantuk ia lawan sambil meneguk hot americano favoritnya yang ia pesan bersama ayam krispi lewat online.

"Ah lelahnya"

Woojin kembali melakukan peregangan pada otot-ototnya yang mulai merasa lelah. Kantung matanya sudah mulai menghitam. Dia sangat butuh istirahat sekarang. Karena merasa sangat lelah sekali dia memilih untuk pergi tidur saja. Dia mematikan laptop dan sebelum itu dia menyimpan file nya di laptopnya. Dia melepaskan kacamatanya dan pergi membaringkan tubuhnya di atas kasur miliknya.

Dirinya menatap langit-langit kamarnya. Tatapannya kosong. Tangannya ia lipat dijadikan bantal. Pikirannya seakan di campur aduk oleh bayangan gadis yang mengikutinya hingga kemari. Jujur,dia masih mencintai gadis itu dan juga masih merasa sakit hati sekali. Dia menghela nafas panjang dan memejamkan matanya. Tapi,matanya tak bisa tertutup rapat. Dirinya merasa mengantuk tapi jiwa nya tak mengijinkan dia tidur malam ini.

Bad Girl & Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang