*****
"Woojin"
"Ya?"
"Kau pasangkan di sebelah sana pita itu"
"Ya"
Seperti yang dilakukan sekarang. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk Natal besok. Woojin sudah kembali lagi ke Korea. Dia merayakannya dengan saudaranya. Woojin kembali ke Korea dengan Jihoon. Tapi,saat ada di Korea sekarang dia tak bisa bertemu dengan Jihoon setiap waktu. Jisung memang tidak tahu kalau dia dan Jihoon kembali seperti dulu lagi. Jisung juga lebih sering menemui Jihoon dirumahnya. Untuk video call dengan Jihoon saja dia tak bisa karena keempat saudara ini satu kamar. Woojin memilih mengalah saja. Dia menahan rasa rindunya pada Jihoon. Entah apa yang sekarang sedang Jihoon lakukan.
"Kemana Jisung?"
"Sepertinya kerumah Jihoon"
"Aaa anak itu...bukannya menolong kakak-kakaknya!"
Celoteh Jimin yang merasa kesal. Woojin hanya menyunggingkan senyum miring saat mendengarnya. Dia izin pergi ke kamar. Dia terduduk di kasurnya. Sebuah pesan masuk di ponselnya. Ada pesan dari Jihoon. Dengan segera dia membukanya. Jihoon bilang Jisung masih belum pulang dari rumahnya. Masih asyik mengobrol dengan Seonho. Dia tak membalas pesan gadis itu. Woojin menyimpan ponselnya di meja sebelah tempat tidur nya. Dia berbaring menatap langi-langit kamarnya.
Woojin menghela nafas sampai akhirnya dia terkejut karena pintu kamar di buka kasar oleh seseorang. Jisung masuk dengan wajah melas lalu mendudukkan dirinya di kasur Woojin. Woojin menatap adiknya heran. Ada apa dengan Jisung? Bukankah dia akan pulang tersenyum setelah kerumah Jihoon. Tak biasanya anak ini memasang wajah melas seperti ini kecuali saat keinginannya tak dituruti oleh para kakak-kakaknya. Woojin memandang Jisung. Anak itu menoleh kearah Woojin dengan tatapan sendu. Seperti habis menangis.
"Kau kenapa?"
"Yahh Jihoon memarahiku karena tak memilih cincin untuk pertunangan kita"
Woojin hanya ber-oh saja mendengar penjelaaan adiknya. Wajarlah anak seperti Jisung akan menampakkan ekspresi seperti itu. Gadis yang ia pacari seumuran dengan umur Woojin. Harusnya anak itu mencari kekasih yang lebih muda atau yang setara dengan dia sebagai siswa sekolah. Tapi,pepatah membenarkan kalau cinta tak pernah memandang umur,cinta itu buta. Woojin mendapatkan pesan masuk dari Jihoon kalau dia ada di depan rumahnya. Dia terlonjak kaget membacanya. Tetap dengan ekspresi dinginnya,dia keluar dari kamarnya dengan santai untuk menemui Jihoon dibawah sana.
"Mau kemana?"
Pertanyaan Jimin tak ia hiraukan. Dia terus berjalan dan membuka pintu. Berjalan menuju halaman dan membuka gerbang rumahnya. Dia hanya melihat mobil BMW berwarna putih. Kaca di sebelah kirinya terbuka menampakkan gadis berkacamata hitam menyuruhnya segera masuk. Woojin masuk kedalam mobil mewah tersebut. Gadis itu melajukan mobilnya ke suatu tempat. Woojin enggan bertanya tentang Jisung dengan gadis itu tapi bodohnya dia ingin tahu. Mereka saling diam. Jujur,jantungnya berdegub dengan kencang sekarang seakan tak bisa diatur kecepatannya. Begitu juga dengan gadis yang sedang menyetir disebelahnya.
"Woojinie"
Woojin hanya menoleh sekilas lalu kembali memandang lurus kedepan. Tak ada pembicaraan lebih lanjut dari gadis yang duduk disebelahnya. Dia membuka ponselnya,ada pesan masuk dari Seongwu. Dia mengajak Woojin untuk ikut bergabung dalam pesta peresmian sekolah dance miliknya di Gangnam malam ini. Dia hanya membaca pesan saja. Dia menghembuskan nafas panjang. Hembusan nafas yang ia keluarkan membuat gadis di sampingnya menoleh.
"Kenapa? Ada masalah?"
"Bukan,Seongwu hyung menyuruhku datang ke acara peresmian sekolah dance nya...setelah aku tinggal ke Spanyol cukup lama mereka akhirnya memiliki sekolah dance masing-masing"
![](https://img.wattpad.com/cover/154004958-288-k665350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & Good Boy
FanfictionMenikah dengan gadis nakal? Sangat menyusahkan! Park Woojin Remaja yang termasuk dalam kategori "GOOD BOY". Di idolakan para gadis remaja. Dan,di pertemukan dengan seorang gadis yang mengacaukan hidupnya sampai akhirnya menikah dengan gadis yang sud...