21

125 18 8
                                    

"Kau...bukannya kekasih Woojin yang di Spanyol itu kan?"
.
.
.
Pertanyaan itu membuat semua orang termasuk Jisung yang tak tahu apa-apa langsung membulatkan matanya. Woojin? Jangan tanyakan apa-apa. Dia masih dengan ekspresi datarnya. Chanyeol,Jimin dan Joy bertukar pandangan bingung. Bagaimana Sakura bisa tahu Jihoon di Spanyol. Kalau Jisung tahu,anak itu pasti melakukan hal yang tidak bisa di tebak.

"A..aku? S-si..siapa kau? Aku saja t-tak..mengenalmu"

"Aku Miyawaki Sakura...aku pernah bertemu denganmu...saat itu kau mengatakan kau adalah kekasih Woojin,benarkah itu?"

Jihoon membungkam. Jisung menatapnya dengan tatapan tajam. Gadis ini membatalkan rencana milik Jihoon yang sudah ia rancang jauh-jauh hari. Woojin masih dengan ekspresinya. Datar,dingin dan tak berusara sama sekali. Dia hanya memandangi sekelilingnya saja.

"A-an...anda siapa? Apa s-saya mengenal anda?! Jaga ucapan anda...a-anda disini tamu...saja jelaskan..s-sa..saya tidak pernah ke Spanyol...kekasih saya adik Woojin bukan Woojin...anda salah orang mungkin"

"Kenapa kau gugup,sayang?"

Pertanyaa itu kembali membuat Jihoon membeku di tempat. Chanyeol,Jimin bahkan Joy tak bisa melakukan sesuatu sekarang. Mereka pasrah apa yang akan mereka lakukan sekarang. 30 menit lagi pukul 12 malam. Jisung masih menatap Jihoon dengan tatapan yang tajam dan mengimtimidasi sekali. Jihoon tak mampu berkata sekarang. Jujur dia geram dengan Sakura yang tengah tersenyum manis sambil memandangi Woojin.

"Aku..aku gugup karena terkejut...aku kan baru saja sampai disini dan tidak tahu apa-apa...tiba-tiba saja gadis ini mengatakan hal s-seperti..seperti itu"

"Sudah-sudah,aku sudah menyiapkan kue jahe...karena disini ada teh...kita santap bersama"

Joy berusaha mencairkan suasana yang tegang. Woojin merasa Sakura terus memandanginya diam-diam. Jujur saja,Woojin tak suka jika seperti itu. Dia naik ke kamarnya. 20 menit lagi akan pukul 12 malam. Yang lain termasuk Jihoon dan Sakura memandang Woojin yang mulai melangkah menaiki tangga.

"Panggil aku 5 menit sebelum tepat tengah malam"

Jimin mengangguk mengiyakan jawaban Woojin. Setelah itu Woojin menghilang masuk kedalam kamarnya. Joy mengajak Sakura dan Jihoon menyiapkan makanan khas natal. Sedangkan ketiga anak laki-laki menyiapkan pohon natal yang sedikit lagi sempurna.

"Jihoon,lanjutkan ya...aku ingin bicara dengan Chanyeol dulu"

Jihoon mengangguk. Baginya ini adalah kesempatan untuk menggertak Sakura. Karena hanya mereka berdua di dapur. Jisung dan Jimin ada diruang tengah jadi mereka tak akan tahu. Jarak ruang tengah dan dapur cukup agak jauh jadi tak akan ada yang dengar. Sakura dengan tenangnya menata kue jahe di piring. Sakura melihat Jihoon belum menuangkan tehnya kedalam cangkir yang di sediakan.

"Kenapa kau bel-..."

"Kau! Kenapa kau ada di Korea??!! Kau bilang kau tinggal di Jepang! Kenapa sekarang ada di Korea??!! Hah??!!"

"Aku...."

Sakura tak melanjutkan kata-katanya. Jimin yang ingin ambil minuman di dapur melihat itu semua. Dia harus mengamankan suasana di dapur. Tak boleh ada Jisung di dapur atau semua akan kacau. Dia kembali ke ruang tengah yang masih ada Jisung disana. Jihoon menatap intens Sakura yang ada di depannya.

"Aku pindah ke Korea"

"Pindah?! Apa kau pindah karena Woojin??!! Heii! Kau itu siapa?! Kau hanya baru kenal dengan Woojin..aku! Aku lebih kenal Woojin...sebab Woojin mantan calon tunanganku jadi aku tahu semua tentang dia...dengar! Aku tak mau melihatmu lagi berada di dekat Woojin!"

"Siapa kau? Kau kan kekasih adiknya...kenapa kau melarang ku?"

Jihoon tersentak. Gadis di hadapannya ini membentaknya. Joy dan Chanyeol yang selesai berbicara menghentikan langkahnya melihat dua gadis di dapur itu tengah berkutat dengan emosi mereka. Mereka melihat suasana sekitar. Takut-takut ada Jisung keluyuran sampai ke dapur.

"Oh! Kau berani membentakku? Kau ingat! Kau itu hanya tamu disini!! Andaikan Woojin tak mengajakmu kesini tak akan kau masuk kerumah ini!! Jaga sopan santunmu! Atau kau tidak punya sopan santun sekali..."

"Kau! Kau itu juga tamu-..."

"Aku? Tamu? Hei...aku bukanlah tamu lagi jika berada di rumah ini...aku calon menantu keluarga Park! Dalam situasi ini kau lah tamu yang sesungguhnya.."

Sakura bungkam. Dia merasa tak bisa melawan lagi. Merasa situasi cukup aman dan terlihat selesai,Joy melangkahkan kakinya ke dapur seakan tak tahu apa-apa. Joy berusaha senatural mungkin agar terlihat seperti orang yang tak tahu situasi sekarang.

"Makanan siapp!! Hey,Woojin panggilkan! 4 menit lagi tepat tengah malam"

"Biar aku saja!"

Jimin berlari meninggalkan yang lain untuk memanggil Woojin. Jimin membuka pintu kamar mereka dan melihat Woojin sedang bermain nintendo. Woojin melirik sekilas. Seakan paham maksud Jimin ke kamar,dia langsung beranjak dari duduknya dan turun ke bawah untuk berkumpul. Masih dengan permainan nintendo tangannya dia duduk di dekat Jimin dan Jisung.

"10...9...8...7...6...5...4...3...2...1! Marry Christmas!!!!"

Semuanya bersorak kecuali Woojin saat Jimin menghitung mundur dan mengucapkan selamat natal sambil berteriak. Mereka menyerbu kue jahe dan teh kecuali tiga anak yang masih diam ini. Jangan tanya mereka kenapa.Woojin tetap dengan ekspresi datarnya. Sedangkan Jihoon dan Sakura saling bertukar pandangan saling melemparkan tatapan kesal satu sama lain.

"Ayo cepat dimakan kuenya"

Mereka bertiga mengambil kue nya dan hanya menyantapnya dalam diam. Jimin,Chanyeol dan Joy juga kebingungan.Jisung? Dia sibuk dengan permainan yang sedang ia mainkan di ponselnya. Woojin mengecek ponselnya karena ada yang mengiriminya pesan.

From:Ha Sungwoon
Woojin,bisakah kau datang besok untuk latihan

To:Ha Sungwoon

Akan ku usahakan datang hyung...aku akan datang bila aku bisa

Send!

Woojin membuka kontak dan mencari nomor Jihoon. Mengetik sebuah pesan yang akan dikirimkan ke Jihoon. Dia mengajak Jihoon untuk ikut dengannya besok dan ada hal yang harus dibicarakan pula oleh Woojin. Dia tidak mungkin harus menutupi perasaannya yang selama ini ia pendam pada gadis yang suka mabuk itu. Jihoon membuka ponselnya ketika notifikasi pesan berbunyi. Setelah membaca pesannya Jihoon menoleh kearah Woojin. Woojin menyunggingkan senyum miringnya. Jihoon mengangguk seakan paham. Mereka saling tersenyum diantara yang lain yang sedang asyik berpesta. Sakura hanya bisa diam melihat tatapan manis keduanya.

S
K
I
P
.

"Hei,mama papa akan kembali...kau mau kemana Woojin?"

"Ke suatu tempat"

"Heishh Woojin hyung ramah pada orang lain saja termasuk wanita yang dia ajak tadi malam..pada kita tidak"

Samar-samar dia mendengar keluhannya Jisung. Dia mengeluarkan mobil dari garasi dan melajukannya kearah rumah Jihoon. Jihoon sudah menunggu di depan gerbangnya. Woojin menghela nafas saat melihat Jihoon mengenakan pakaian yang minim. Gadis itu melangkah masuk kedalam mobil Woojin. Woojin berbalik ke kursi belakang dan meraih jaketnya lalu melempar perlahan ke Jihoon yang duduk di sampingnya. Jihoon terkejut.

"Apa?"

"Kau ini mau pergi menggoda pria lain atau mau ikut denganku"

"Ishh"

"Tapi kau cantik"

Woojin tersenyum lebar untuk ke sekian kalinya saat bersama Jihoon. Jihoon memanyunkan bibirnya. Disaat itulah Woojin tak tahan melihatnya. Sudah lama dia tidak mencium Jihoon. Dia langsung memajukan tubuhnya kearah Jihoon dan mengecup pelan bibir Jihoon. Jihoon tak terkejut malah dia menahannya tapi Woojin tetap melepaskannya. Wajah Jihoon langsung berubah masam lalu memalingkan wajah dari Woojin.

"Kita tidak punya banyak waktu sekarang...tapi,nanti akan ada kejutan untukmu"

Bad Girl & Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang