07

1.1K 111 31
                                    

****

Rumah keluarga Park sekarang hening. Chanyeol mengutak-atik laptopnya sedari tadi tanpa bergeming. Jimin dan Jisung yang awalnya tidak bisa diam sekarang malah saling mendiamkan. Orang tuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak merasakan apa yang dirasakan anaknya dirumah.

"Tidak ada Woojin...rasanya sepi"

Celetuk Jimin. Jisung hanya mengangguk sambil memainkan ponselnya. Chanyeol menatap kedua adiknya itu dengan tatapan sedih. Semenjak si pendiam sudah tak ada dirumah lagi semuanya berubah total. Lantas, kemana perginya Woojin?.

Woojin pergi ke Amerika untuk beberapa saat. Lebih tepatnya Woojin pergi ke New York. Mereka tidak tahu kenapa Woojin memutuskan untuk pergi ke luar negeri. Bagi mereka keberadaan Woojin sangatlah berarti. Pasti ada sesuatu yang Woojin sembunyikan pada mereka.

"Hyung,aku lapar"

"Di dapur ada makanan"

Jisung langsung melesat ke dapur setelah mendapat jawaban dari Chanyeol. Dilihatnya isi meja makan. Hanya terdapat lauk sederhana. Jisung mengambil piring dan mengisinya dengan nasi. Lumayan, untuk mengganjal lapar kata Jisung.

Jimin mencoba menghubungi Woojin berkali-kali tapi tetap saja tidak terhubung. Jimin takut kalau adiknya itu kenapa-kenapa. Jimin orangnya mudah berfikir negatif. Chanyeol melirik kearah Jimin yang sedang frustasi.

Sejauh ini, mereka belum memberitahukan nya pada siapa-siapa kecuali teman sekelas Woojin. Tetangga pun tak ada yang tahu kalau Woojin pergi ke Amerika. Sebab, Woojin orangnya jarang berbaur dengan dunia luar. Chanyeol meraih ponselnya dan mencoba menghubungi orang yang dihubungi oleh Jimin.

Nihil, Juga tak ada jawaban dari Woojin. Anak itu benar-benar mengabaikan saudaranya yang sedang khawatir dan merindukannya. Tak lama ponsel Chanyeol berdering tanda ada panggilan masuk. Ternyata itu panggilan balik dari Woojin.

"Woojin-ah"
"Ne?"
"Kenapa kau tidak mengangkat telfonku juga telfon yang lain?"
"Aku sibuk...maafkan aku"
"Memang apa yang kau lakukan hingga sesibuk itu?"
"Kututup telfonnya dulu...nanti aku hubungi lagi"

Woojin benar-benar memutuskan panggilan. Chanyeol menyimpan ponselnya. Rumah benar-benar sepi. Kepergian Woojin memang mendadak dan tidak ada yang tahu. Bahkan Jihoon pun tak tahu kepergian Woojin. Mereka juga harus memikirkan alasan yang logis jika Jihoon bertanya nantinya.

Jimin pernah bertanya pada Woojin 'Bagaimana kalau Jihoon menanyakan keberadaanmu?'. Woojin hanya menjawab, bilang saja kalau dirinya pergi bersama orang tuanya. Kemarin Jihoon merengek pada Chanyeol agar mau membantunya mendapatkan Woojin. Chanyeol tak bisa berbuat apa-apa. Dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan jika membantu Jihoon.

Chanyeol merindukan sosok Woojin yang pendiam dan tidak seperti saudara nya yang lain. Tiba-tiba ponselnya berdering tanda kalau ada panggilan masuk. Chanyeol melihat nama yang tertulis di layar ponselnya. Yang menelfonnya adalah Joy,mantan kekasihnya.

"Kenapa Joy?"
"Apa Jihoon kerumahmu?"
"Tidak"
"Dari tadi Jihoon belum pulang...mama dengan papa sudah mencarinya"
"Mungkin sedang berkumpul bersama temannya"
"Yasudah...aku akan mencarinya...apa Woojin ada?"
"Ahh?eeee...Woojin...eee..Woojin sedang ikut mama dengan papa kerumah nenek...Yasudah aku tutup dulu telfonnya"

Chanyeol cepat-cepat memutuskan panggilannya. Dia tak bisa beralasan lagi saat Joy menanyakan adiknyam

*****

Woojin duduk diam di kamar apartemennya. Menghembuskan nafas berkali-kali. Sudah beberapa hari dia hanya menghabiskan waktu di kamarnya. Seakan dia malas untuk pergi kota untuk menghibur dirinya. Ponselnya dia nonaktifkan.

Bad Girl & Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang