*****
"Kau masih menyukaiku?"
Jihoon masih diam menatap Woojin. Kuku panjang Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mereka masih dalam diam. Masih diam dan tidak ada yang berbicara satu sama lain setelah 15 menit kemudian. Woojin menghela nafas. Dia mencoba menetralkan detak jantungnya yang mulai tak karuan. Jihoon mengulum bibirnya sendiri. Dia masih tak tahu ingin menjawab apa pertanyaan dari Woojin tadi. Woojin menunduk dan pikirannya berkecamuk. Apa yang baru saja dia tanyakan pada Jihoon membuatnya kepikiran. Suasana tiba-tiba jadi canggung. Woojin menoleh saat tangan Jihoon meraih tangannya.
"Woojin"
"Hm?"
"Eummm...aku-.."
"Tunggu,aku ada tugas"
Woojin berjalan kearah meja belajar. Mengeluarkan beberapa buku dan duduk di kursi. Jihoon menggeleng cepat. Entah apa yang dipikirkan. Dia melihat Woojin yang mulai mengerjakan tugas. Kacamata bertengger di hidung mancung Woojin. Bola matanya bergerak bergantian memandang buku tulis dan buku tebal di sampingnya. Kaki Jihoon tak bisa dia. Ia gemetar sekarang. Entah setan dari mana yang merasukinya. Dia berdiri dan berjalan kearah Woojin yang sedang terfokus. Tangannya melingkar di leher Woojin dan menempatkan dagunya di pundak kanan Woojin. Woojin terkejut dan menjadi tidak fokus.
"Kenapa?"
Tanya Woojin lembut. Jihoon hanya tersenyum dan hanya menggelengkan kepala. Mengusapkan wajahnya bahu Woojin. Woojin tersenyum kecil dan melanjutkan tugasnya. Tak ada pemberontakan dari Woojin seperti sebelumnya. Tangan Jihoon yang tak bisa diam itu memainkan wajah Woojin. Mencubit pipinya, memainkan kacamata Woojin dan menarik hidungnya. Woojin memejamkan mata dan berdesih dengan apa yang dilakukan oleh Jihoon tadi. Dia menutup bukunya dan melepaskan tangan Jihoon dari lehernya. Dia berdiri dan berbalik menatap Jihoon di hadapannya yang lebih kecil darinya.
"Kenapa?"
"Bogoshipeo"
"Kau mengangguku"
"Eummm...Woojin~"
"Ck,kalau begitu jalan-jalan saja"
"Yes!"
Teriak Jihoon girang. Woojin meraih jaketnya dan keluar dari kamarnya diikuti oleh Jihoon dibelakang. Di perjalanan,Jihoon tak bisa diam. Dia meloncat-loncat seperti anak kecil dan menarik-narik lengan Woojin agar langkahnya di percepat. Woojin memutar bola matanya malas. Tangan besarnya meraih telapak tangan Jihoon. Dia menggenggam dan kembali melanjutkan langkahnya. Jihoon akhirnya diam sambil tersenyum. Rona merah di pipibya itu ia tutupi dengan rambutnya karena merasa malu. Woojin mengajak Jihoon pergi ke gereja katedral seperti yang dikunjunginya saat itu.
Jihoon bingung melihat Woojin yang melangkah masuk kedalamnya. Dia duduk di kursi paling depan. Genggaman di tangan Jihoon dia lepaskan. Dia mengepal tangannya dan menyatukannya. Dia sedang berdoa sekarang dihadapannya tuhannya. Jihoon memandang Woojin yang sedang khusyuk berdoa sambil memejamkan mata. Setelah dirasa cukup,Woojin membuka matanya dan memandang Jihoon. Mereka saling berpandangan di hadapan tuhan. Jihoon segera mengalihkan oandangannya karena malu. Dia segera ikut berdoa. Setelah selesai dia menarik Woojin keluar.
"Kita mau kemana?"
Woojin bergidik tak tahu. Dia hanya melangkah kearah sebuah kedai es krim. Jihoon hanya ikut saja di belakang. Woojin memesan 1 mangkuk es krim jumbo untuk dinikmati berdua dengan Jihoon. Dia memilih tempat duduk di dekat dinding kaca transparan restoran itu. Dia sangat suka duduk di tempat yang seperti itu. Tangannya menggenggam tangan Jihoon saat mereka duduk. Mereka berdua duduk berhadapan tidak berdampingan. Mereka masih merasa canggung. Tak ada yang mencairkan suasana tegang ini. Yang terdengar adalah orang mengobrol di tempat duduk lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & Good Boy
FanfictionMenikah dengan gadis nakal? Sangat menyusahkan! Park Woojin Remaja yang termasuk dalam kategori "GOOD BOY". Di idolakan para gadis remaja. Dan,di pertemukan dengan seorang gadis yang mengacaukan hidupnya sampai akhirnya menikah dengan gadis yang sud...