FLASHBACK

936 107 9
                                    

*****

Flashback Jihoon

Jimin berlari menemui Joy yang tengah duduk di sebuah bangku taman kota. Joy menangis karena adiknya menghilang begitu saja. Jimin memeluk tubuh mungil gadis yang ada di hadapannya itu.

"Sudahlah...Jihoon tidak akan pergi jauh dari daerah sini...ayo cari"

Jimin dan Joy melangkah untuk mencari Jihoon. Diam-diam,Chanyeol dan Jisung mengikuti Jimin. Dugaan Chanyeol benar ternyata. Jisung sedari tadi memaksa agar kakaknya itu mengikuti Jimin dan membantu mencari Jihoon yang hilang.

"Hyung,ayoo...cari noona cantik"

"Jisung! Stop! Kenapa kau memaksaku ikut mencari Jihoon? Kau ingin mencarinya? Silahkan!"

Jisung terdiam mendengar kakaknya membentaknya. Seumur hidup Jisung, dia tak pernah melihat dan mendengar kakaknya membentak dirinya sekeras itu. Sadar, Chanyeol memilih mengalah dan ikut mencari Jihoon.

"Jimin hyung!"

Jimin dan Joy menghentikan lari mereka setelah mendengar teriakan Jisung. Jisung dan Chanyeol mengatur nafas bersamaan karena lelah berlari. Jimin bingung kenapa saudara nya ada disini.

"Jisung? Apa yang kau lak-...."

DUAR!!!!

Terdengar seperti suara benturan hebat dari arah jalan raya yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Semua orang berlarian ke tempat kejadian. Begitupun dengan keempat orang yang masih berdiam langsung berlari ke tempat kejadian. Chanyeol berusaha menyelat diantara orang-orang yang berkerumun.

"Aishhh..bukannya menolong korban malah mengabadikan foto"

Oceh Jimin kesal. Dia mengikuti yang lainnya menembus kerumunan. Joy berlutut lemas setelah melihat korban yang terbujur kaku di tengah jalan raya dengan kepala penuh darah segar yang mengalir. Chanyeol tercengang melihat korban itu. Jisung sama-sama berlutut lemas di dekat Chanyeol. Jimin yang baru saja terbebas terkejut melihat korbannya.

"Ji..Jihoon?"

Joy tak dapat menahan tangisnya setelah mendengar Chanyeol menyebutkan nama yang sedang dicari itu. Jisung berlari menghampiri gadis yang tak berdaya itu.

"Noona,bangun...Noona"

Jisung menepuk pelan pipi Jihoon. Dia tak peduli lengan kemeja putihnya penuh dengan darah segar milik Jihoon. Chanyeol membantu Jisung membopong tubuh Jihoon. Jimin menenangkan Joy yang terus menangis.

"Kenapa dia kabur?"

"Aku juga tidak tahu masalahnya kenapa dia kabur..hiks..dia..hiks..dia tiba-tiba keluar dari kamarnya dengan marah-marah...saat itu aku sedang menyiapkan makanan...dia datang padaku dan mengambil sebilah pisau...hiks..dia menyayat tangannya...aku terkejut..hiks..aku langsung menjauhkan pisau itu...dia..dia..hiks..lari keluar rumah entah kemana...aku mencarinya dan tidak menemukannya..hingga akhirnya aku meminta bantuanmu"

Jelas Joy dibalik tangisnya. Mereka menyusul yang lain pergi kerumah sakit. Setibanya mereka berdua tepat saat dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana dok?"

"Benturan yang dialami anak itu cukup kuat dan keras...jadi saudari Jihoon mengalami amnesia total"

"Total?"

"Iya,butuh waktu yang mungkin sangat lama untuk mengembalikan ingatannya..atau tidak ada kemungkinan lain selain tidak bisa mengingat,saya permisi"

*****

Flashback Woojin

Woojin kala itu baru keluar dari cafe. Dia berniat untuk pulang ke apartemennya. Matanya sudah cukup lelah mengamati langkah orang yang di kota besar ini. Kali ini dia benar-benar butuh istirahat.

"Kau lagi?"

Woojin menoleh pada gadis yang berdiri di sampingnya yang hendak menyebrang jalan raya. Lampunya masih hijau untuk kendaraan. Woojin menundukkan kepala tanda memberi salam. Mereka sama-sama menunggu lampu lalu lintas berwarna merah agar bisa menyebrang.

"Kau tinggal di daerah ini?"

"Eum"

"Namaku Liu Yuzhi,kau?"

"Park Woojin"

"Jadi kau orang Korea?"

"Eum"

"Orang tuaku orang China hanya saja mereka tinggal lama di Korea tepatnya di Busan,kau dimana?"

"Seoul"

"Ahhh di kota besar rupanya"

Woojin hanya diam saja mendengarkan gadis disampingnya bicara panjang lebar. Woojin memperhatikan wanita paruh baya yang tengah panik. Tangannya menunjuk-nunjuk ke tengah jalan raya yang ramai kendaraan. Woojin mengikuti tunjukan tangan ibu itu. Seorang anak tengah berada di tengah jalan raya untuk mengambil pesawat mainannya yang tak sengaja terbawa angin. Woojin menoleh ke belakang melihat mobil yang melaju kencang. Dia segera berlari untuk menyelamatkan anak itu.

CIT!!!

DUAR!!!

Anak itu selamat dalam pelukan Woojin yang tersungkur. Ibunya membantu anak itu terlepas dari pelukan Woojin. Yuzhi menghampiri Woojin untuk menyadarkannya. Namun na'as, Woojin sudah tak sadarkan diri dengan darah segar yang mengalir cukup banyak dari kepala di bagian tulang tengkoraknya. Yuzhi meminta orang yang menonton kejadian itu untuk membawanya kerumah sakit segera sebelum terjadi sesuatu.

Yuzhi melangkah kesana-kemari dengan tidak tenang. Ruang UGD yang terlihat menyeramkan. Dokter tak kunjung dari ruangan itu. Sudah lebih dari 60 menit dia berada di rumah sakit. Dokter juga belum keluar dari ruangan itu.

Tak lama kemudian, pintu UGD terbuka. Yuzhi yang memejamkan matanya langsung terbangun.

"Bagaimana keadaannya?"

"Anda keluarganya?"

"Ya! ya! Saya adiknya!...bagaimana?"

"Beginin nak, saudara anda mengalami benturan yang keras pada aspal jalanan dan mengenai tulang tengkoraknya..dan juga di bagian otak ada sedikit permasalahan yang mengganggu ingatannya...kemungkinan..."

"Kemungkinan apa dok? Apa? Ada apa dengan kakak saya?"

"Kemungkinan besar saudara anda akan mengalami amnesia total...dan sekarang dia untuk beberapa lamanya ke depan"

"K-koma?"

"Saya permisi"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf sebanget²nya guys...
Karna ceritaku gaje...
Ini karna aku lagi sibuk sama kesahatan aku yang nggak stabil..
Harus check up sana check up sini..
Jadi pusing

Votement

Sayang readers😘

Bad Girl & Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang