ENAM

250 13 0
                                    

Geshia berjalan ke dalam rumahnya, lalu perlahan mendekati cowok yang tengah duduk di sofa. Geshia memanggil nya berulang kali namun, tidak ada respon. Geshia heran, dia budek atau apasih?

"FAJRIL AUSTIN!" sekali lagi Geshia memanggil.

Akhirnya cowok itu mengadah dan menoleh ke arah Geshia. Matanya membelalak yang menandakan dia terkejut akan kehadiran si pemilik rumah.

"Geshia," ucap Fajril spontan lalu berdiri tepat di depan Geshia.

Namun, Geshia mundur selangkah untuk menjauhi Fajril. "Lo kok bisa ada disini? Kakak juga Papa gue belum pulang."

"Mama lo yang ngizinin gue masuk." Fajril berucap jujur.

"Iya, sayang. Mama yang nguruh Fajril masuk," ucap mama yang tiba-tiba keluar.

Mata Geshia memincing tak percaya apa yang di katakan mamanya. Karna Geshia benar-benar tak suka akan kehadiran Fajril di rumahnya.

"Mah.." lirih Geshia. Mama hanya memberi isyarat kepada Geshia agar mengobrol dan mendengarkan penjelasan Fajril.

"Tapi mah.."

"Udah ya. Tante tinggal dulu. Mama pamit keluar ke supermarket ya sayang. Jaga diri," ucap Mama Geshia yang langsung pergi keluar.

"Hati-hati Mah," balas Geshia. Lalu Geshia kembali menatap Fajril kembali.

"Mau apa lo kesini? Urusan kita kan udah selesai."

"Mau ketemu lo Ges." Fajril maju satu langkah ke Geshia namun, Geshia mundur selangkah lagi.

Mas Ganen. Cepet pulang, Geshia takut. -batin Geshia.

Dengan risih, Geshia berkata. "Gak usah deket-deket gue. Gue gak suka bau rokok."

Ucapan Geshia berhasil membuat Fajril tak berkutik dan kehilangan kata-kata. Ia, mundur sedikit jauh dari posisi Geshia lalu memasang wajah memelas.

"Mending, lo pulang aja sana. Gue capek, abis pulang sekolah." Geshia memang bermaksud mengusir Fajril dari rumahnya. Ia tak perduli perasaan Fajril seperti apa.

"Gue cuma mau ketemu lo Ges. Gue kangen lo. Gue sadar sama kesalahan gue ke lo Ges." Fajril kini mulai mendekat lagi ke posisi Geshia yang jaraknya hanya sejengkal jari tangan. Dengan cepat, Geshia mendorong cowok itu hingga terjatuh ke sofa agar menjauh darinya.

"Gue kan udah bilang. Jangan deket-deket. Lo budek atau apasih?" Geshia marah. " Asal lo tau! Gue paling gak suka kalau di gini in Kak! Mending lo pulang sekarang! Gue mohon sekali lagi, lo pulang, sekarang!"

"Ges..."

"PULANG!" teriak Geshia. Akhirnya Fajril keluar.

"Pergi! Dan jangan pernah ke sini lagi. Gue gak mau liat lo! Gue muak lihat wajah lo!" Ucap histeris Geshia sembari menutup pintu rumahnya kasar

BRAAAK!!!

Geshia pun langsung berlari ke lantai dua dimana kamarnya berada. Ia masuk ke kamar juga membanting pintu kamarnya keras sekali membuat Bi Ina kaget.

"Astagfirullah. Non, kenapa?" teriak Bu Ina khawatir. Geshia menangis sejadi-jadinya membuat Bu Ina khawatir.

"Non. Apa saya harus menelpon Nak Ganendra?" tanya Bi Ina lagi tepat di depan pintu kamar Geshia.

"Tidak usah bi. Geshia gak mau bikin Mas Ganen khawatir. Bi Ina, istirahat aja. Ini juga udah hampir jam 18.30 malam," ucap Geshia yang sembari menangis.

"Baiklah non. Bibi pulang dulu ya. Non jaga diri ya. Kalau ada apa-apa telfon bibi."

"Iya Bi. Terimakasih."

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang