TIGA BELAS

186 9 1
                                    

Akasa sesekali melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Ternyata jam udah nunjukin pukul 21.00 WIB. Akasa pun beranjak dari tempat duduknya dan melajukan motornya ke rumah.

Masa lalu memang merupakan suatu bagian dari kehidupan seseorang. Setiap orang memiliki masa lalu entah itu buruk maupun baik. Jadi, Jangan sampai masa lalu 'buruk' terulang kembali kepadamu. Semangat!

-AKASA-

Akasa sudah sampai di halaman rumahnya. Kali ini berbeda, kenapa? Karna yang biasanya sepi entah kenapa sekarang tidak. Sepertinya Papa dan Mamanya sedang ada di rumah. Ia langsung memijakkan kakinya di teras rumah, kedatangannya pun di sambut oleh wanita yang sangat ia sayangi yaitu Mama Roselin Alula, mama Akasa.

"Kok baru pulang sayang? Mama khawatir tau enggak? Astaga kamu ini." Roselin langsung memeluk anak pertamanya, Akasa membalas pelukan dan merasa nyaman dalam pelukan ibunya.

"Kamu kenapa? Ada apa? Cerita sini sama mama nak." Akasa hanya terdiam.

"Mah.. Masak apa? Akasa lapar." Mama langsung memandang Akasa dan tersenyum.

"Kari ayam kesukaanmu. Yaudah yuk makan. Mama siapin, kamu ganti baju dulu sana. Mandi dulu gitu, bau acem." tutur mama menghibur.

"Hm. Iyaiya Mah." Akasa tersenyum.

Saat melewati ruang tengah, Akasa cuek dengan keberadaan Pak Rustaka Ramatha Santoso dengan adik Akasa yang bernama Arletta Ramatha Putri. Arletta yang menyadari kakaknya baru pulang ia pun berkata.

"Si batu es raru pulang, nyelonong aja kayak gak punya dosa. Gak liat apa? ada orang disini," tutur Arletta tapi Akasa tak menggubris tetap jalan ke lantai dua dimana kamarnya berada.

"Ih, di cuekin dong aku pah," keluh Arletta yang sedang duduk di samping papanya.

Mama Roselin masuk dengan Nafas berat yang ia hembuskan. Papa yang sedari tadi baca koran lalu mengalihkan pandangannya ke Roselin.

"Kenapa lagi tuh Akasa Mah?" Mama Roselin hanya mengangkat bahunya.

"Aku kepo mah. Apa aku tanyain aja ya?"

"Jangan sayang. Dia butuh waktu sendiri. Toh nanti dia bakal cerita kenapa."

"Hm. Baiklah."

"Pantesan baru pulang jam segini," ucap Papa cuek.

"Ih Papa. Jangan gitu ah. Kasian Kakak."

"Iya, iya." Papa mengelus kepala Arletta.

"Mama ke dapur dulu ya. Mau nyiapin Akasa makan."

"Aku ikut mah. Adek Bantuin," ucap Arletta lalu memeluk mamanya.

***

Tiba di kamarnya, ia menjatuhkan tas hitam miliknya dari punggung ke meja belajar. Kemudian ia melepas dasi dan menggantungnya di balik pintu, lalu melepas seragamnya dan menyisakan kaos putih polos yang ia kenakan. Sebelum ia memasuki kamar mandi, ia menatap wajahnya ke cermin. Terpampang jelas wajah putih mulusnya tanpa noda jerawat, kumis tipis yang manis, juga gigi seperti kucing malah membuat dirinya terlihat tampan, mata kucing lucunya tapi ketika natap tajam bikin bergidik ngeri, alis tebalnya. Tapi sayang, Akasa sangat tidak memperdulikan ketampanannya selama ini.

Di sekolah dari jaman masih MOS (Masa Orientasi Siswa) Kakak Kelas udah pada ganjen ke dia, nanyain nomer dan akun sosmed. Dan sekarang dia udah naik kelas, eh adik kelas banyak yang ngejar-ngejar dia. Teriak sana sini pas dia lewat, emang sih Akasa Famous banget di sekolahnya bahkan sampai memiliki nama julukan Prince Charming. Guru-guru juga suka, tapi gak suka kelakuan Akassa yang kadang minus sering telat pas Upacara bendera. Tapi, Akasa itu paling anti buat gak fokus ke kepelajaran. Kenapa? Karna dia cinta banget sama yang namanya pelajaran, buku, dan polpen. Udah deh, jangan di kata karna Akasa demen banget sama gituan katanya biar bisa dapet PTN yang di pinginnya.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang