DUA PULUH LIMA

180 7 0
                                    

Aku hanya ingin mencintai satu orang, tak perduli ia membalasnya atau tidak. Karna yang aku inginkan adalah melihatnya setiap hari dalam diam. Tidak hanya itu, aku selalu ingin melihat senyumnya setiap hari.

-GESHIA-

Pagi yang cerah, burung menyambutnya dengan kicauan yang riang serta matahari tampak bersahabat hari ini. Dan tak lupa Geshia seperti biasanya, ke sekolah di antar oleh Kakak Kesayangannya yang sedang cuti kerja.

"Geshia, ayo. Udah jam setengah tujuh nih. Udah siapa belum?" pinta mas Ganendra.

"Bentar kak. Masih nyisirin rambut," Ganendra hanya bergeleng samar.

Di meja makan ada Ganendra, Mama dan Papa. Mereka sedang sarapan roti dan susu, Ganendra paham pasti Geshia gak bakalan sarapan jadi ia meminta mamanya untuk membuatkan bekal Geshia.

"Mah, tolong bikinin bekal buat Geshia," pinta Anak sulung mamanya.

"Hm, iya bentar. Geshia apa telat bangun lagi?" tanya Mama dengan mengoles selai strawberry ke roti

"Maybe mah. Ganen gak tau sih, tapi semalem pulang dari rumahnya Akasa itu pas di anter sampai rumah jam 9 an toh."

"Hm, iya juga."

"Iya mah. Gak mungkin sampai rumah dia berberes lalu tidur, Ganendra gak yakin karna pasti main hp dulu baru tidur."

Lalu Geshia turun menghampiri Mama, Papa dan Kakaknya. Mereka ber tiga menatap Geshia yang kelihatannya sedang kesulitan membenahi tas punggungnya.

"Bisa?" tanya papa.

"Bisa kok pah. Hehe," balas Geshia cengengesan.

"Sini, mama masukin ke yang gede ya? Nanti di makan, jangan sampai gak di makan," ucap Mamanya memasukkan bekal ke dalam tas Geshia.

"Eh ya, thanks mah."

"Yuk berangkat, ntar telat lho," kata Mas Ganen.

"Iya mas. Yaudah mah, Pah. Geshia berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum," ucap Geshia dengan berpamitan dan di susulah mas Ganen juga.

"Hati-hati bawa mobilnya. Ganen, pulangnya mampir ke super market nya ya nak. Tolong beliin, wortel," pinta Mama.

"Siap mah."

***

Di tengah perjalanan, wajah Geshia tampah sumringah riang dan senang sekali. Tampak jelas di mata Ganendra, terlukis senyum di bibirnya di sepanjang jalan.

"Kamu kenapa dek? Kok keliatannya seneng gitu?"

"Gak papa kok mas. Hehe," balasnya.

"Oh ya, nanti mas mampir ke supermarket kan?" Ganendra mengangguk.

"Geshia nitip ya."

"Iya, nanti mas beliin."

"Lah tau maksud Geshia?"

"Banana Milk, Pocky kan?" ucap Ganendra sesekali menatap Geshia.

"Hehe, iya. Sampe hafal masnya aku ini," Geshia cengengesan.

Akhirnya sampailah Geshia di sekolah, mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

"Mas," panggil Geshia dan berpamitan.

"Iya, semangat," ucap Ganendra.

"Iya. Bye, bye."

"Bye too cantik."

Geshia pun memasuki gerbang sekolah, dia tak lupa menyapa satpam yang menjaga, "pagi pak."

"Eh, pagi juga Geshia. Geshia, di anter siapa?" tanya pak tony, satpam sekolah.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang