DUA PULUH EMPAT

163 10 0
                                    

Mereka ber lima akhirnya tiba dirumah Akasa Ramatha. Akasa mengetuk pintu rumahnya.

TOK... TOK... TOK...

"Mah, Pah.. Akasa pulang," ucap Akasa. Namun, yang nongol bukain pintu malah adik perempuannya.

"Wah.. Baru pulang anda?" ucap Arletta sembari menyilangkan kedua tangannya di dada. Lalu mata Arletta seperti berbinar menatap sosok di belakang kanan Akasa.

"Oh, Kak Arga. Eh, Kak Jordan. Lho, Kak Keana juga. Dan.." Arletta terhenti tepat di Geshia, dia memincingkan matanya seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Lalu terjadilah keusilan Arletta bermuka memeable ke Akasa.

"Ngapa muka lo kayak gitu?" ketus Akasa.

"Ah, minggir. Ganggu jalan aja," Akasa mendorong pelan adiknya agar minggir.

"Idiihhh.. Kakak gue," usil Arletta mendekati Akasa yang berjalan menuju anak tangga.

"Mana Mama sama Papa?"

"Ehem. Mengalihkan pembicaraan."

"Sekali lo ngomong gak jelas lagi, gue pites lo," kesal Akasa.

"Ih, Jahat!" cemberut Arletta, "tau ah. Gue maunya kakak yang kayak ini aja," ucap Arletta tiba-tiba menggandeng Geshia, Geshia terkaget.

"Hai kak," ucap Arletta.

"Hi juga Letta," balas Geshia.

"Ih.. Inget aku. Sayang kakak," Arletta memeluk Geshia erat.

"Gue kapan dapet gituan?" lirih sedikit keras dari Arga.

"Kak Arga mau di peluk juga? Sini," lalu Arga membuka lebar tangannya seakan menerima pelukan.

"Woyyy... Gue slepet lo berdua tau rasa. Dan lo, jangan macem-macem sama adek gue, Setan!" ketus Akasa kesal.

"Ih, Iya ya Ka. Canda doang, bege."

"Ihh.. Kak Akasa batu, sweet," ucap Arletta.

"B*cot banget adek gue. Udah sono main di luar aja."

"Gak mau. Maunya sama kak Geshia."

"Yaudah. Tapi jangan berisik. Ngerti?" Arletta berdehem. Lalu membisikkan sesuatu ke Geshia, dan Geshia tersenyum. Akasa sesekali melirik dan membatin, ngomongin gue pasti.

Sesampainya mereka di kamar Akasa dan ya, Keana terdiam mematung di ambang pintu kamar Akasa. Geshia menoleh ke belakang dan memang benar, kali ini Keana meneteskan air matanya.

"Ke..." panggil lirih Geshia. Lalu Keana berlari menghampiri Aaron yang terbaring lemah dan di infus karna demam tinggi.

"Ron, lo kenapa kayak gini? kenapa gak ngabarin gue? Ini salah gue kan Ron, maaf Ron,"ucap Keana menangis histeris.

Lalu Aaron membuka matanya perlahan dan memegang kepala Keana, "bukan salah lo. Ini salah gue, pertama gue bentak-bentak dan marahin lo, kedua gak ngabarin lo dan gak ada buat lo. Sorry," lirih Aaron terdengar lemas.

"Di sini, siapa yang jagain lo. Selama Akasa gak ada?" tanya Keana menatap Aaron iba dan dalem.

"Noh, si kampret Arletta. Tapi kalo dia lagi sekolah, Bi ina yang jagain gue dan ngerawat gue," lalu Keana menoleh ke Arletta dan berdiri, Arletta tampak bingung. Lalu..

"Let.. Thanks," ucap Keana lalu memeluknya.

"Ehh.. Jangan peluk-peluk, geli. Terimakasih juga ke Bi Ina dong," ketus Arletta.

"Ya Allah. Gak Kakak , gak Adek sama-sama pedes omongannya," ucap Jordan.

"Apa lo bilang kak?" ucap nyolot Arletta.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang