Mengungkapkan dan menuturkan perkataan itu perkara mudah,
hanya saja yang membuat rumit adalah gengsi itu sendiri.-AKASA-
"Yuhuu.. Akhirnya kita makan!" Seru Geshia sembari mengelus perutnya yang sedari tadi sudah keroncongan. Memang jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB dan juga energi dalam tubuh terkuras habis karna berkeliling ke berbagai tempat wisata sejarah jogja. Tentu saja itu membuat mereka semua kelaparan.
Geshia dengan cekatan mengambil nasi, gudeg jogja, sambel goreng krecek, dan makanan khas jogja lainnya. Tapi, Geshia hanya mengambil Gudeg, Sambel goreng krecek dan krupuk saja. Semuanya terasa nikmat apalagi dengan suguhan Es buah, Es teh, dan Es lainnya. Ini semua dan lelah nya terbayar dengan makanan yang lezat ini, ia merasa tak sia-sia mengikuti Study Tour ini. Benar-benar menyenangkan dan di luar ekspektasi dirinya.
Apakah kalian tau, kenapa Geshia seneng banget ke Jogja dan seperti kegirangan sewaktu tau ada acara Study ini? Alasannya karna ada Akasa. Itu alasan yang sebenernya membuatnya berani jauh dari kakaknya yaitu Ganendra. Sungguh, Geshia benar-benar menyukai Akasa. Ia tak ambil pusing untuk mengucap kata Ganteng, I love You, jangan jauh dari gue kepada Akasa. Dan seperti hal mudah bagi Geshia mengucapkan itu tanpa malu, Geshia sangat mengangumi Akasa dalam hal Akademik juga Caring nya yang diam-diam kepada dirinya.
"Uhukkk!" Geshia tersedak, lalu ia mencari air minum. Dan Keana langsung menyodorkannya.
"Astaga. Sambel gorengnya pedes banget. Pedesnya sampai nusuk ke leher." Geshia mengutuk.
"Ah, keknya gue bakalan sakit perut nih. Perut gue udah semlilit."
"Ck! Udah tau namanya sambel. Dan lo tau kan, itu cabe semua dan warnanya apa? Ya jelas pedeslah. Aneh lo," kesal Akasa yang duduk bersebelahan dengan Geshia. "Lo bego tapi kebangetan ya Ges."
Geshia meletakkan gelas minumnya dan menggerutu kesal dengan tingkah Akasa kepadanya. Pas banget, memang hari ini adalah hari Geshia lagi dapet (datang bulan) dan kalian pasti tau, mood bakalan naik turun. Trus yang paling ngeselin udah tau Geshia lagi dapet, ia harus berurusan orang menyebalkan seperti Akasa, itu bener-bener membuat Geshia naik pitam.
Geshia masih melanjutkan makannya dengan ekspresi kepedesan, di sisi lain Akasa makan sembari melirik Geshia.
"Mending gak usah di terusin kalo lo gak kuat pedes. Kasian tuh perut," kata Akasa dengan nada halus. "Mending makan gudeg nya aja kan itu manis juga, buat netralin pedes lo."
"Tapi ini kreceknya enak Ka," balas Geshia memelas.
"Serah lo. Ntar kalo sakit, gak usah ngrengek. Apalagi cari-cari gue," ketus nya.
"Jahat," gerutu Geshia cemberut.
"Lagian lo batu banget di bilangin. Di bilang jangan di terusin malah nerusin. Kalo lo ntar perut lo bermasalah jangan salahin guru-guru, gue udah ingetin lo tapi lo nya aja yang batu," Akasa berucap sembari mengernyitkan dahinya menatap Geshia yang masih memilah dan memilih.
"Iyadeh iya. Gue gak lanjutin, gue mau makan gudegnya aja sama krupuk," ucap Geshia cemberut seperti anak kecil, "ambilin teh manis, Ka."
"Anget apa dingin?" tanya Akasa.
"Anget aja."
"Nih. Pelan-pelan minumnya," kata Akasa lembut menyodorkan Teh Hangat.
Di sisi lain, Arga and the genk yang sedari tadi diem dan hanya diam-diam memperhatikan gelagat dua makhluk recoh ini yang menurut mereka mulai akrab dan akur membuat mereka ber empat saling menukar pandang dan cengar-cengir menahan tawa. Memang sih, sejak awal Akasa dan Geshia ribut terus. Arga itu pengen banget jomblangin keduanya agar akrab tapi tak pernah berjalan dengan mulus. Tapi, sekarang Arga bisa lihat tanpa ia tuntun pun, lambat laun Akasa pasti bakalan luluh dengan Geshia.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKASA [MYG]
Teen Fiction[COMPLETED] [Follow dulu sebelum membaca] ________________________________ Akasa Ramatha, cowok paling dingin dan bodo amat dalam problem cewek. Dia memiliki sebuah hobi yang menurut semua orang itu adalah hal yang gila, karena dia senang sekali men...