Geshia terlihat tenang dan serius mengerjakan soal tersebut. Geshia benar-benar membenci pelajaran Matematika karna dia tidak bisa dan malas banget kalau membahas tentang matematika dan anehnya baru sekarang ia terlihat bersemangat mengerjakan soal itu.
2 menit kemudian,
"Nih, udah selesai Ka," Geshia menyodorkan buku tulis pekerjaanya kepada Akasa.
Akasa melihat buku tulis lalu menatap heran Geshia, "cepet amat lo ngerjainnya? Gue aja belum selesai."
Benar-benar di luar dugaan Akasa.
Akasa menatap buku tulis tanpa ekspresi dan memiringkan kepalanya juga menyernyitkan dahinya.
"Lo gimana sih ngerjainnya? Salah semua!" seru Akasa sambil nunjukin letak salah Geshia, "nih, mana ada sejarahnya 120° itu hasilnya 80° sih?"
"Terus ini, apalagi coba?" Akasa stres dan pusing melihat jawaban Geshia gak ada yang bener sama sekali.
"Ngerti materi Persamaan trigonometry nggak sih Ges?"
"Enggak ka," polos Geshia.
"Liat catatan lo. Kalo gak ada, buka nih buku paket terus liat semua contoh soalnya pumpung gue ngerjain. Kerjain yang bener, jangan asal-asalan juga ngawur ngerjainnya," omel Akasa.
"Gue gak suka matematika. Gue gak pernah ngerti pelajarannya!" Kesal Geshia. "Gue mau liat punya lo aja Ka."
"Kalo lo mau nyontek terus, kapan ada kemajuan buat lo bisa? Otak lo juga gak bakalan jalan dengan semestinya, lo bakalan terus gak bisa dan bego kayak sekarang kalau lo terus-terusan nyontek dan gak ada usaha sama sekali. Lebih baik lo tuh usaha dulu, untuk masalah salah atau bener nya itu belakangan. Yang penting lo udah berusaha untuk bisa, bukan malah ngandelin contekan," tutur Akasa tegas. "Kerjain lagi, sampai hasil kerjaannya lo bener. Ntar gue cek lagi."
"Enggak ah. Males, pusing gue. Mau tidur aja." Geshia kembali menidurkan kepalanya diatas meja dengan lipatan tangannya sebagi bantal.
Akasa terlihat benar-benar kesal dengan tingkah Geshia walaupun Akasa udah kenal dan cerita hal privasi namun, dia tetep dengan niat awal akan usilin juga cuek ke semua cewek.
Akasa menahan amarahnya lalu menarik tubuh Geshia agar berada di dekatnya sehingga membuatnya bangun dan duduk dengan benar, Geshia pun kaget.
"Aduh, Sakit Ka main tarik-tarik aja sih!"
"Mau diajarin enggak?" Akasa menatap Geshia penuh kesabaran.
Geshia pun tersenyum manis dan sangat menggemaskan, "mau."
Geshia, lo kok mesti bikin orang engap aja sih. - batin Akasa.
***
Jam istirahat pun tiba. Seisi kelas berhamburan keluar kelas dan bergegas menuju kantin atau pun ketempat lainnya. Tidak dengan Geshia yang masih anteng di kursinya.
"Ges. Lo ngapain diem aja di situ? Tumbenan gak banyak omong," ucap seseorang yang tengah duduk di depan Geshia yang tak lain adalah Aaron.
"Apasih! Berisik!"
"Yee... Sekarang bahasa nya, ketularan Akasa lo!"
"Ngomong apasih! Sana jauh-jauh dari gue."
"Cih," kesal Aaron.
Geshia ingin pergi ke kantin, tapi mager. Sedangkan Akasa sudah keluar kelas sedari tadi dengan Jordan dan Arga, juga tumbenan si kampret Aaron gak ngikut biasanya ngekorin.
"Ron!" Aaron pun menoleh.
"Enggak. Cuman, lo tumben gak ngekorin Akasa?"
"Males aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASA [MYG]
Teen Fiction[COMPLETED] [Follow dulu sebelum membaca] ________________________________ Akasa Ramatha, cowok paling dingin dan bodo amat dalam problem cewek. Dia memiliki sebuah hobi yang menurut semua orang itu adalah hal yang gila, karena dia senang sekali men...