"Ka, lo tau Deman Lehman? Itu siapa sih? Gue kok gak pernah denger," Arga bertanya sembari menatap buku Sejarah Indonesia miliknya.
"Dia itu Panglima Perang kesultanan Banjar," jawab Akasa, "era Sultan Hidayatullah kebanggaan masyarakat banjar dari Kalimantan Selatan."
"Terus-terus?" Aaron menyaut.
"Dia juga salah satu sosok pejuang yang dalam catatan sejarah perjuangannya sama sekali tidak pernah mau di kompromi dengan penjajah Belanda yang dalam kata lain sangat di takuti oleh penjajah belanda."
"Oh, lalu dia matinya gimana?" tanya Jordan.
"Pada tanggal 27 Februari 1864 Demang Lehman menghadapi hukuman mati dengan cara di gantung di tengah Alun-alun kota Martapura. Setelah selesai di gantung dan di nyatakan meninggal, kepala pria kelahiran Barabai (sekarang ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah) yang saat itu berusia 32 tahun itu dengan kejam di pisahkan dengan badannya dengan cara di penggal."
"What?! Dipeng-gal?" Ucap spontan mereka bertiga.
"Iya," jawab Akasa, "nanti gue juga bakal ngelakuin hal sama ke kalian bertiga kalo nanya-nanya lagi."
"Sialan lo!" mereka bertiga mendengus kesal.
"Gue kan gak tau sejarahnya karna gak pernah denger, makanya nanya," sahut Arga yang memulai pertanyaan.
"Ya kalik. Buka buku atau internet napasih, males amat jadi orang," ucap Akasa ketus.
"Lo gak liat, ini gue lagi buka buku," celetuk Arga.
"Iyain," sahut Aaron.
"Yapss," Jordan juga.
"Hm. Lo nya malah cuman buka-buka aja dan gak lo baca, ya sama aja percuma lo buka tapi gak lo baca," dengus Akasa.
"Dan ya, Pr lo udah kelar? Yang sore tadi gue ngerjain dan lo malah musik an?"
"Belum. Nih mau ngerjain, ye gak bor?" ucap Arga mencolek Aaron dan Jordan.
"Gue mah udah tadi sore ngerjain bareng Akasa," celetuk Aaron.
"Ye, gak asik lo. Lo kan pinter," sahut Arga.
"Lo Dan?"
"Gue juga udah. Sekarang nyantai makanya," sahut Jordan.
"Ih.. Kampreet lo berdua," dengus Arga.
"Emang enak ngerjain malem-malem yang seharusnya buat nyantai malah ngerjain tugas? Siapa suruh tadi nggak mau ngerjain dan malah musik an. Sekarang giliran belum, bingung."
"Ah, tai lo pada. Lo pelit banget sih, gak kasih gue contekan," omel Arga.
"Ngerjain bareng-bareng bukan berarti itu nyontek sana-sini kalik Ga!" ketus Akasa, "makanya tuh usaha. Gue tau lo bisa, hanya saja lo males."
"Belajar sono. Kerjain dulu walaupun besok gak ada pelajarannya dan masih minggu depan di kumpulkannya," ucap Akasa.
"Ntar lagi juga UKK, ilangin rasa males lo. Jangan males-malesan terus."
"Duhh.. Iya-ya UKK," Arga menepuk Jidat.
"Iya gue juga baru inget," Jordan juga gak kalah heboh.
"Ah, sial. Ka, lo ngingetin segala sih. Langsung pusing kan kepala gue," omel Jordan.
"Tau nih, kampret satu," lanjut Arga.
Aaron dan Akasa hanya saling pandang dan bergeleng samar.
"Tapi, kok belum ada pengumuman buat UKK ya? Biasanya kan udah di kasih selebaran gitu," heran Akasa.
"Iya ya. Gue baru ngeh, berarti masih lama dong. Yesss!" Arga berseru senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASA [MYG]
Teen Fiction[COMPLETED] [Follow dulu sebelum membaca] ________________________________ Akasa Ramatha, cowok paling dingin dan bodo amat dalam problem cewek. Dia memiliki sebuah hobi yang menurut semua orang itu adalah hal yang gila, karena dia senang sekali men...