DUA PULUH TIGA

169 7 0
                                    

Pagi yang cerah dan udara yang segar bagi Geshia Tynetha, gadis kalem nan cantik idaman semua kaum Adam. Pagi ini, Geshia berangkat ke sekolah dengan diantar pak Rudi karna Mas Ganendra memang tidak pulang semalem karna nglembur. So, gitu deh.

Senin pagi, Geshia selalu bangun pagi agar tidak telat ke sekolah karena upacara bendera setiap senin selalu on time yang gak kurang dan lebih, lebih pun 5 menit masih di maklumi. Sesampainya Geshia di sekolah, ternyata udah ramai dan kurang 5 menit lagi bel bunyi. Geshia berjalan menyusuri koridor sekolah, dan tibalah dia di kelas yang sudah di sambut oleh Keana, Arga, Jordan kecuali Aaron dan Akasa. Mata Geshia menyapu seisi kelas, ia mencari sesosok manusia dingin itu.

"Lo nyari Akasa, Ges?" celetuk Arga menebak. Geshia kaget lalu cengengesan dan mengangguk.

"Duhh.. Dia ya, pinter pake banget. Tapi urusan upacara tuh mesti telat," sahut Jordan.

"Masa iya sih? Gue gak percaya. Walaupun gue udah tau pas pertama kali ke sekolah ini waktu itu."

"Yeuhh... Di bilangin kok," kata Arga.

"Udah ih.. Yuk kelapangan aja, ntar lagi bel," ajak Keana melerai.

Geshia mengangguk, selama perjalanan menyusuri koridor untuk menuju ke lapangan. Geshia menatap Keana dengan ragu ingin bertanya, namun siapa sangka Keana peka.

"Mau tanya apa? Gak usah ragu gitu sih. Kayak sama siapa aja lo," ucapnya lalu mengarahkan pandangannya ke Geshia.

"Hehe.. Abisnya gue takut. Lo udah gak papa kan?"

"Gue udah gak papa kok," balas Keana senyum.

"Lo udah baikan? Sama si inu, mamang Aayon (ucap Geshia imut)."

"Apasih ah. Jelek lo kalo kayak gitu, Ges."

"Alah Bodo. Rese' lo, kulkas."

Upacara berjalan dengan hikmat tanpa ada kendala, namun saat ditengah-tengah Kepala Sekolah ingin memberi amanat upacara terdengar deruman motor yang tak asing bagi Geshia yaitu motor Akasa Ramatha.

"Noh, liat. Telat lagi kan?" bisik Arga yang barisnya di depan Geshia. Geshia hanya berdehem karna pandangannya menanti munculnya sosok Akasa.

Dan ya, ketika batang hidungnya kelihatan. Semua mata memandang ke arahnya seperti kagum dan terpesona.

"Ya ampun, pangeran gue dateng," ucap salah satu siswa cewek.

"Ganteng banget sih, pujaan hatiku."

"Astaga, Akasa.. Kill me baby."

Geshia sesekali melirik ke cewek-cewek yang mulutnya nyerocos kagum dengan ketampanan Akasa. Geshia meilirknya dengan tatapan sinis dan julid.

"Apasih, alay banget!" gerutu Geshia. Keana yang mendengar hanya tersenyum.

Akasa pun berjalan ke arah barisan teman sekelasnya XI MIPA 2. Saat hampir sampai, guru piket berkata.

"Akasa, kamu baris di sini. Lagi, lagi kamu telat. Udah bosen sekolah?" Akasa hanya merespon jutek. Dan terpaksa menuruti Guru piket tersebut.

***

Upacara pun selesai, Akasa menghadap guru yang bertugas hari ini yaitu Bu Rani. Dia guru lucu dan paling sabar.

"Akasa. Kenapa kamu telat lagi?" tanya guru itu lembut.

"Iya bu, maaf. Saya tadi masih bantu-bantu mama sebentar."

"Hm. Yauda---" belum menyelesaikan omongannya, tiba-tiba salah satu guru killer yang biasanya nge hukum murid telat, bandel, dll. Ia menatap bu Rani tajam, mengisyaratkan untuk tegas dan memberi hukuman.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang