SEMBILAN

198 11 0
                                    

Dengan terpaksa Geshia masuk ke rumah dan langsung memasuki kedalam rumah juga berjumpa dengan lelaki yang datang ke rumahnya. Geshia melirik dengan sinis, yang menandakan ia tak suka akan kehadiran cowok tersebut di kediaman rumahnya. Apalagi di rumah sedang sepi, entah Mama sedang dimana dan hanya ada Pak Satpam di rumah yaitu pak Rudi, supir Mas Ganendra.

"Ngapain lo kesini lagi?!" Suara Geshia dengan wajah datarnya. Fajril yang awalnya asik memainkan ponsel miliknya pun akhirnya mengalihkan pandangannya ke Geshia yang sudah berdiri di ujung kursi dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Gue kan udah bilang. Kalo gue ogah liat muka lo lagi, tapi kenapa lo ngeyel dan masih aja nampakin muka lo lagi sih," ucap Geshia yang mulai marah.

Fajril pun bangkit dari posisi duduknya. Lalu menghampiri Geshia dengan senyuman jahil andalannya membuat Geshia bergidik ngeri. Senyuman seram dan benar-benar tidak Geshia sukai karna senyuman itu sangat jelek dan ngeri juga menyebalkan.

"Gue kangen lo, Geshia," akuan dari Fajril. "Gue ke sini karna gue mau ajak lo jalan. Gue pengen kayak dulu sama lo, ngelakuin hal yang lo seneng kayak nonton bioskop, main ke tempat yang lo suka, dan beliin lo ice cream. Emang lo nggak kangen itu semua, Ges?"

"Enggak!" Geshia menjawab tanpa ragu. "Kalo lo emang kangen ngelakuin hal seperti itu, mending cari cewek lain. Kenapa harus gue? Kalau enggak, sama tuh cewek lo yang dulu ngirimin gue foto nggak masuk akal dan yang lo lakuin sama dia di kamar!"

"Ges, lo kenapa sih? Kenapa lo bilang gitu? Cewek yang lo maksud siapa? Gue sama siapa? Gue nggak pernah ngelakuin hal-hal aneh ya." Fajril maju selangkah ke posisi Geshia. "Dan kenapa lo benci banget sama gue? Maafin gue yang dulu Ges."

"Gue Capek! Gue males berurusan sama lo. Gue nggak mau liat muka lo lagi, Fajril! Ngerti dikit napa sih?" Geshia membentak dan Nafasnya naik turun. "Pergi dari rumah gue sekarang! atau gue teriak, biar lo di grebek warga sini?"ancam Geshia menatap tajam Fajril.

Fajril menggeleng sambi tertawa paksa menatap cewek yang dihadapannya marah dan sangat menggemaskan. "Gue nggak bakalan pergi, sebelum lo kabulin keinginan gue kesini."

"Lo ngaca! Lo bukan siapa-siapa gue lagi. Lo nggak ada hak buat minta ini itu sama gue dan gue juga nggak bakal ngabulin itu semua karena gue ogah! Ngerti nggak lo!" Geshia tak kuasa menahan amarahnya, ia sudah kesal dan sangat kesal menatap wajah Fajril.

Fajril pun terdiam. Lalu menatap Geshia mendalam dan penuh arti. Yang terjadi adalah, Fajril tiba-tiba membungkuk dan mengangkat Geshia lalu membopong tubuh Geshia ke bahunya berjalan menaiki tangga.

"Lepasin!" Geshia meronta dan teriak histeris. Luka dilututnya semakin sakit dan perih. "Lepasin gue, Fajril! Turunin gue! Lo ngapain sih."

"Oh. No Baby, I will never let you go." Ucap Fajril dengan senyuman jahatnya. Senyuman yang sangat di benci Geshia semenjak mereka dalam hubungan dahulu.

"PAK RUD-- AAA..." Geshia teriak memanggil Pak Rudi namun Fajril memukul paha dan lututnya juga di pukul Fajril. Geshia pun memukul-mukul punggung Fajril dengan keras agar cowok itu menurunkannya dari gendongan Fajril. Geshia pun menangis histeris

"Percuma. Pak Rudi tadi gue suruh beli makanan sama satpam lo. Sekarang nggak ada siapa-siapa di sini. Percuma lo teriak karna nggak ada yang denger," ucap Fajril dengan senang.

"Lepasin gue, brengsek!" Geshia masih mencoba membebaskan dirinya dari Fajril. Walaupun usahanya sia-sia.

"Kamar lo, lo kunci nggak?" Fajril bertanya tanpa ragu, sedangkan Geshia semakin takut dan histeris. Ia terus memanggil Mas Ganendra dalam hatinya.

"MAS GANEN!!!" teriak Geshia histeris. Dia takut dan merasa kenapa disaat genting seperti ini, orang rumah nggak ada dan sibuk sendiri. Mengapa kejadian mengerikan ini terjadi kepada Geshia.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang