TIGA PULUH DUA [END]

485 8 0
                                    

Weekend yang di tunggu telah tiba. Hari Sabtu dan Minggu. Malam ini adalah malam minggu, satnight. Akasa punya niatan untuk pergi sebagai kencan pertamanya setelah menembak gak jelas Geshia di kantin sekolah. Akasa sembari rebahan ia membuka ponselnya, terpampang foto Geshia sebagai Wallpaper lalu Foto mereka berdua sebagai lockscreen.

Akasa memulai untuk mengirim pesan.

GESHIA MANJA

ANDA:
"Ges, lo udah siap?"

GESHIA MANJA:
"Ha? Siap apa?Jangan ngaco lo"

ANDA:
"Anjirrr.. Otak lo ternyata mesum ya. Keluar lah Ges, kan malam ini malam minggu."

GESHIA MANJA:
"Mau kemana emang?"

ANDA:
"Mau lo kemana?"

GESHIA MANJA:
"Ke Mall yuk."

ANDA:
"Ngapain?"

GESHIA MANJA:
"Ih, lo tanya gue kemana, giliran gue jawab malah ngapain."

ANDA:
"Iya iya. 5 menit gue sampe rumah lo."

GESHIA MANJA:
"Lho Ka. Gue belum mandi."

ANDA:
"Sialan! Serius lo?! Jorok banget."

GESHIA MANJA:
"Ah, bodo. Yaudah gue mandi dulu, gak usah keburu. Okay."

ANDA:
"Iya."

Akasa pun merampas kunci motor nya yang di letakkan di atas meja souvenir dan berlari kecil menuruni tangga. Terlihat Arletta sedang belajar di ruang tamu dengan Papanya juga Mamanya yang sedang menyiapkan minum dan cemilan di dapur.

"Lho, Kakak mau kemana?" tanya letta.

"Mau kencan," ketus Akasa. Lalu Papa dan Mama berpusat ke arah Akasa.

"Kenapa Mah, Pah?"

"Seriusan?" tanya Papa serius.

"Siapa sih? Mama kok jadi kepo."

"Serius atuh Pah. Geshia Tynetha Mah," ucap Akasa malu.

"Ohh.." spontan Arletta berucap dengan mulut berbentuk O sangat bulat. Mama dan Papa juga Akasa sekarang beralih menatap Arletta.

"Kenapa?" ketus Akasa bingung.

"Katanya ogah, ternyata demen trus di gebet. Ceilehh, berarti bener kata kak Arga. Akasa Ramatha yang terkenal dingin ternyata gengsi juga buat nyatain perasaannya," seru Arletta.

"Ha?" Papa tak percaya.

"Ih, tau apa kamu dek?" tanya Akasa, "sialan emang, Arga," lanjutnya.

"Papa sama Mama gak usah dengerin Arletta. Dia cuman ngarang."

"Ih, ngarang katanya. Aku serius kakakku yang dingin kayak kulkas berjalan."

"Gak ngaca?!"

"Ihh!" kesal Arletta.

"Yaudah. Akasa pamit ya. Assalamu'alaikum," ucap Akasa berpamitan dengan mama dan papa dan seperti biasa, dia mengacak rambut Arletta kasar.

"Pulang bawa sesuatu! Kalo enggak, gak boleh pulang. Gak aku bukain pintu," teriak Arletta. Papa menepuk pundak Arletta.

Arletta cengengesan, "canda kok Pah," Mama dan papa hanya bergeleng samar dan terkekeh.

***

Akasa sudah tiba di depan rumah Geshia. Ia pun tak sungkan-sungkan untuk masuk ke halaman rumahnya yang telah di suruh masuk oleh sopir Ganendra yaitu Pak Rudi.

AKASA [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang