Six

297 38 0
                                        

Annyeonghaseyo, yeorobunn🖑🖑 Cuma mau ingetin sebelum baca, vote itu gratis, kok gak bayar😊 Gak makan waktu juga cuma buat nekan bintang di pojok kiri bawah, hehe😂

Satu lagi... Kalau kalian gak keberatan komen juga, arra? Biar aing tahu feel kalian waktu baca cerita ini😊

Happy Reading












"Paan, sih lo Jim gaje bener!" Ujar Jennie pada akhirnya.

"Yahh lo sendiri napa diam mulu? Malah natap ke lutut lo terus lagi."

"Gue lagi mikirin nasib gue di rumah ntar~"

"Kalo gitu ntaran aja lo mikirnya. Sekarang kita balik sekalian singgah apotek buat beresin lutut lo." Potong Jimin.

Jennie menganggukkan kepalanya dan berdiri dari lantai. Setelah itu, mereka berdua segera berjalan keluar dari mall.

Namun, dalam perjalanan ke parkiran, Jennie melihat namja yang menabraknya tadi. Dia pun menghampiri namja tersebut tak sadar bahwa Jimin sudah berbelok.

"Woyy kutu kupret." Panggil Jennie tidak santai.

Namja tersebut membalikkan badannya dan menunjuk ke arah dirinya sendiri seakan bertanya bahwa maksud Jennie adalah dirinya.

"Hmm, lo." Ujar Jennie.

Namja tersebut menghampiri Jennie dan dengan segera Jennie menjitak namja tersebut.

"Njirr, paan, sih lo main jitak pala orang aja." Protes namja tersebut.

"Lo lihat lutut gue! Lecet noh gegara lo nabrak gue tadi! Lo mau gantiin gue buat denger ceramahan oppadeul gue, hah?!" Kesal Jennie.

"Tadi kata lo baik-baik aj~"

"Itu tadi sebelum gue sadar lutut gue lecet!" Potong Jennie.

"Yahh terus, gimana? Lo mau gue anter ke apotek trus beresin tuh lutut?" Tanya namja tersebut.

"Gak, gak! Gue dianterin ama dia aja."

"Ama siapa? Lo datang hampirin gue aja ndiri." Ujar namja tersebut.

"Sama di~lah, bantet ke mana?" Bingung Jennie saat tak mendapati Jimin di belakangnya.

"Woyy, lo lihat namja yang sama gue tadi, gak?" Tanya Jennie ke namja tersebut.

"Mana gue tahu. Lo datangnya sendiri tadi." Jawab namja tersebut.

"Beneran lo?" Tanya Jennie tak percaya.

Namja tersebut menganggukkan kepalanya mantap membuat Jennie linglung sendiri ke mana perginya Jimin.

"Telpon aja dianya dibanding lo mati bingung sendiri." Ujar namja tersebut.

"Bangsul lo sumpahin gue mati!"

Baru saja Jennie ingin mengambil ponselnya, dia teringat bahwa tasnya ada pada Jimin.

"Napa lo?" Tanya namja tersebut.

"Ponsel gue di tas gue. Tas gue ada sama Jimin." Jawab Jennie seadanya.

"Ya udah, nih pake ponsel gue buat nelpon cowok lo...siapa tadi Jikin?"

"Jimin bego!" Protes Jennie.

Baru saja dia ingin mengetikkan nomornya, Jimin datang dan hal pertama yang dilakukan oleh Jimin adalah menceramahi Jennie.

"Stop! Lo gak usah ceramah. Di rumah juga gue diceramahin." Potong Jennie di tengah-tengah ceramah Jimin.

GAME OVER | PART I✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang