Thirty Six

179 25 5
                                        

annyeonghaseyo, yeorobunn🖐🖐 Cuma mau ingetin sebelum baca, vote itu gratis, kok gak bayar😊 Gak makan waktu juga cuma buat nekan bintang di pojok kiri bawah, hehe😂 Jangan jadi sider, hargai author, oke?

Happy Reading













"Ne, see you."

Jennie melemparkan asal ponselnya ke atas kasur dan memeluk kedua lututnya. Dia benar-benar takut sekarang. Mendapatkan paket seperti itu, ketiga oppanya tidak ada di rumah, belum juga teror yang diterimanya selama sebulan penuh ini.

Jennie tak henti-hentinya terisak sampai akhirnya pintu kamarnya terbuka menampilkan Seulgi yang langsung mencari dan memeluk dirinya.

Jennie segera membalas pelukan Seulgi dan menangis mengeluarkan semua rasa ketakutannya di dalam pelukan Seulgi.

"Bear hiks gu-gue takut."

"Gwaenchanha, ada gue di sini, Jen. Ada gue."

Seulgi memilih diam dan mengedarkan pandangannya ke segala arah kamar Jennie. Seulgi melihat sebuah kotak yang ada di atas kasur dan sebuah boneka yang berada di lantai. Seulgi yakin boneka tersebut yang membuat Jennie seperti ini.

Beberapa menit kemudian, tak ada lagi isakan tangis yang terdengar. Seulgi pun melepaskan pelukannya pada Jennie dan benar saja, Jennie sudah lebih tenang dari sebelumnya.

"Gwaenchanha?"

Jennie menganggukkan kepalanya membuat Seulgi menyunggingkan sebuah senyuman.

"Mau cerita?" Tawar Seulgi.

Bukannya menjawab Seulgi, Jennie malah melirik boneka yang dilemparnya tadi. Seulgi yang mengikuti arah pandang Jennie pun memutuskan untuk mengambil boneka tersebut dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajah Jennie di boneka tersebut.

"Ada yang ngirim ke gue."

Seulgi menatap ke arah Jennie saat mendengar perkataan Jennie dan berlalu ke arah kotak yang ada di atas kasur Jennie.

Seulgi mengambil sebuah kertas yang ada di dalam tersebut dan mengernyitkan dahinya bingung saat membaca apa yang tertulis di surat tersebut. Seulgi pun memasukkan boneka darah tersebut ke dalam kotak dan menghampiri Jennie.

"Jen, ada yang lo sembunyiin sama kita? Sama gue?"

Jennie menatap ke arah Seulgi dan menghembuskan nafasnya.

"Mian, gue nutupin ini." Ujar Jennie membuat Seulgi tak mengalihkan pandangannya dari Jennie, "Sebenarnya, selama sebulan ini gue diteror."

"Diteror? Maksud lo?"

"Gue diteror setiap hari. Setiap hari ada yang ngirim pesan ke gue, di situ dia ngancem gue."

"Setiap hari? Ngancem lo? Ngancem apaan?"

"Dia nyuruh gue jauhin Jimin." Jawab Jennie dan mengambil ponselnya, "Selama sebulan, isi pesannya cuma nyuruh gue buat jauhin Jimin."

Jennie memberikan ponselnya ke arah Seulgi membuat Seulgi menatap ke arah Jennie dan ponsel Jennie bergantian, sampai akhirnya dia mengambil ponsel Jennie.

Seulgi pun membaca semua pesan yang dikirim oleh 'unknown' kepada Jennie dan menatap ke arah Jennie sendu.

"Kenapa lo nutupin ini, Jen?" Tanya Seulgi.

"Gue gak mau bikin kalian terbebani dan yah... gue pikir ini cuma teroran orang yang gak suka sama kedekatan gue sama Jimin." Jawab Jennie, "Sampai akhirnya gue nerima paket ini. Gue takut banget, Seul. Makanya gue hubungin lo."

GAME OVER | PART I✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang