Twenty Four

200 26 1
                                        

Annyeonghaseyo, yeorobunn🖐🖐 Cuma mau ingetin sebelum baca, vote itu gratis, kok gak bayar😊 Gak makan waktu juga cuma buat nekan bintang di pojok kiri bawah, hehe😂 Jangan jadi sider, sedih tahu😢

Ahh satu lagi.. Kalau kalian gak keberatan, komen juga, arra? Biar aing tahu gimana feel kalian waktu baca cerita ini😊

Happy Reading











"Woyyy bantet!"

"Eh kucing garong, gue sleding lo, yahh. Manggil seenaknya aja."

Jennie hanya tersenyum dan duduk di depan Jimin.

"Napa lo?" Tanya Jimin saat melihat wajah cemberut Jennie.

"Pengennnn..." rengek Jennie.

"Pengen paan?" Tanya Jimin tak mengerti.

Jennie tidak menjawab pertanyaan Jimin, melainkan menunjuk makanan yang dipesan Jimin dengan dagunya.

"Pesan aja sana kalo lo mau." Ucap Jimin dan melanjutkan makannya.

"Lo yang bayar tapi."

"Lah? Kok gue? Enak aja, kagak-kagak." Tolak Jimin.

Jennie berdecak kesal dan menjitak kepala Jimin membuat sang empunya kepala meringis.

"Lo gak baca surat gue, hah? Lo traktir gue, pe'a karena ninggalin gue."

Jimin teringat dengan surat yang semalam di baca. Namun, ada niat yang muncul untuk mengerjai Jennie.

"Surat? Surat paan, cing? Dan yah... gue gak ninggalin lo, yah lo yang ninggalin gue."

"Eh bantet kurcaci, lo yang ninggalin gue, kampank. Lo ninggalin gue diparkiran anjirr."

"Sante dong mbaknya... intinya gue gak ninggalin lo dan gue gak tahu maksud surat yang lo bilang."

Jennie menatap ke arah Jimin dengan mengernyitkan dahinya. "Lo gak tahu? Kata ahjumma lo pulang kemarin."

Jimin meminum minuman yang dipesannya dan menggelengkan kepalanya.

"Oh iya cing, b'lanjaan lo masih sama gue. Kapan mau lo ambil?" Tanya Jimin.

"Lo bawa, gak?"

"Ada. Di mobil."

Jennie menganggukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya meninggalkan Jimin. Jimin memanggil Jennie berkali-kali, tapi tidak dihiraukan oleh Jennie.

Jimin pun hanya mengendikkan bahunya dan memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya karena sebentar lagi bel akan masuk.

"Dari mana lo?" Tanya Seulgi saat Jimin mendaratkan bokongnya.

"Kantin." Jawab Jimin singkat.

"Ndiri?"

"Kagak, ama Jennie."

Seulgi menatap ke seluruh sudut kelasnya dan keluar dari kelasnya. Setelah itu, dia kembali ke hadapan Jimin.

"Jennie-nya mana? Kagak ada, tuh. Di luar juga gak ada."

"Gak tahu ke mana. Tadi di kantin dia pergi aja tanpa bilang mau ke mana."

"Lo gak lakuin hal macam-macam, kan tet?" Ucap Seulgi memastikan.

"Gak. Gue, mah 1 macam aja. Buat Jennie cinta dan sayang sama gue."

Pletakk

"Sakit anju." Ringis Jimin saat mendapatkan jitakan kedua di kepalanya.

GAME OVER | PART I✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang